Dengan teliti Nafisah mengancingkan kemeja Danish satu per satu. Wajahnya terlihat serius, namun Danish sadar, istrinya itu tidak bisa menutupi rasa kecewanya. Setelah berhari-hari membutuhkan waktu, akhirnya Nafisah menyetujui permintaan Danish kalau pria itu menjadi asisten atasannya. Atasan yang Nafisah benci di muka bumi ini. "Maaf, sudah mengecewakanmu." "Tidak apa-apa. Aku mengerti." "Setidaknya, sisi baiknya, aku tidak bekerja satu ruangan dengan Ela." Tepat pada satu kancing terakhir, Nafisah menghentikan aktivitasnya. Ia mendongakkan wajahnya menatap Danish. "A-apa? Satu ruangan?" "Hm, begitulah." "Kok nggak bilang sama aku selama ini? Ngapain aja selama satu ruangan?" Dalam satu tarikan, Nafisah memasangkan ikatan dasi bahkan hampir membuat Danish tercekik dan berak