“jadi ini yang namanya Keyra?”
Bella mengangguk mengiyakan. Sekilas dia menoleh ke arah Keyra, menatap wajah wanita itu dengan lekat. Tidak ada mimik wajah tertekan atau ragu, wanita itu terlihat biasa saja. Bella semakin yakin kalau langkah ini bukan langkah salah.
“Menarik, cantik juga,” puji pria yang kini berdiri dihadapan Keyra. Mendapat pujian seperti itu tidak membuat Keyra terbang tinggi, dia masih bersikap biasa saja. Karena baginya untuk apa dipuji cantik kalau pekerjaannya yang dia tekuni sedikit menyimpang?
Mendengar itu Bella memutar bola matanya jengah. Nando memang tidak bisa melihat wanita cantik sedikit. Apalagi setelah melihat Keyra, sudah pasti di dalam otaknya Keyra bisa menghasilkan banyak uang malam ini.
"Sempurna! Malam ini akan ada tamu spesial, dan tamu spesial itu akan aku persembahkan untukmu, Keyra. Jadi, bersiaplah. Dandan yang cantik, gunakan baju yang sebagaimana mestinya. Tenang, malam ini kau dihandle oleh Bella. Dia yang akan make over." Nando tersenyum senang, tangannya terulur menepuk pelan pundak Keyra.
Semua sudah teracc. Harusnya Keyra merasa senang? Atau justru ... sedih?
Nando pergi meninggalkan Bella dan juga Keyra. Pria itu akan menyiapkan semuanya untuk Keyra. Setelah Nando pergi Bella menarik tubuh Keyra agar bisa menatapnya dengan leluasa. Beberapa saat keduanya beradu tatap sampai pada akhirnya Keyra mengangguk mantap.
"Jadi, apa yang harus gue lakuin sekarang?" tanya Keyra.
Senyum Bella kembali mengembang, dia menarik pergelangan tangan Keyra, mengajaknya masuk ke dalam ruangan tempat di mana biasanya dia beristirahat. Di dalam ruangan Bella memberikan sebuah gaun berwarna merah maroon kepada Keyra. Tanpa banyak basa-basi Keyra menerima gaun mini itu.
"Lo pakai ini, nanti gue bantu make up."
Keyra hanya mengangguk, lalu dia pergi ke dalam kamar mandi. Sambil menunggu Keyra berganti pakaian Bella mengeluarkan make up dari dalam tas. Sebetulnya tamu malam ini milik Bella, tetapi sebelum sampai ke sini dia sudah berkomunikasi dengan Nando agar tamunya dilayani oleh Keyra. Karena tahu partnernya bukan orang sembarangan Bella bertekad mempercantik Keyra.
Pintu kamar mandi terbuka, Bella menatap wanita yang kini sudah memakai gaun berwarna merah maroon. Senyum Bella mengembang, Keyra memang sangat sempurna menggunakan gaun itu. Dia yakin tamunya malam ini tidak akan kecewa. Bella menarik Keyra agar duduk di meja rias. Dengan lihainya wanita itu mempoles wajah putih milik Keyra.
"Lo tau, Key? Seharusnya tamu ini milik gue. Tapi ngga apa, untuk malam ini gue serahin ke lo. Gue tau lo butuh uang, dan orang ini bukan orang sembarangan. Dia bisa kasih nomina fantastis kalau lo bisa buat dia puas."
"Maksudnya ... gue ngambil hak lo, Bel?" Keyra menatap Bella dari pantulab cermin di depannya.
Bella tertawa kecil mendengarnya. "Its okay, apa sih yang engga buat teman gue? Yang penting lo dulu, gue urusan belakangan."
Tidak ada lagi percakapan. Bella dengan fokus memberi bedak, membuat alis, bahkan menata rambut panjang Keyra. Sedang asik mempoles wajah Keyra tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Di depan sana Nando berdiri sambil bersedekap d**a. Pria itu sangat puas melihat penampilan Keyra malam ini.
"Tamu sudah datang, mari aku antar, Key," ajak Nando. Pria itu ke luar lebih dulu, menunggu Keyra yang masih menata rambut panjangnya.
Bella tidak mengantar, dia melepas Keyra untuk ikut bersama Nando. Karena clientnya diambil oleh Keyra, maka dari itu Bella bisa istirahat sejenak. Seketika Bella jadi teringat pesan Airin saat dia menjemput Keyra. Bahkan wanita itu masih bisa menyemangati anaknya kerja walaupun alasan yang Keyra utarakan adalah bekerja sebagai waiters.
"Semoga lo ngga nyesel, Key," guman Bella.
***
"Silahkan masuk, Key, aku hanya bisa antar sampai sini. Tamu itu raja, kau harus bisa memuaskan pelanggan. Semakin pelanggan puas, uang akan mengalir ke dalam rekeningmu." Tangan Nando terulur, menepuk pundak Keyra yang sedang menatap pintu di depannya.
Keyra mengangguk patuh. Tiga kali dia mengetuk pintu, lalu wanita itu masuk ke dalam. Ditutupnya kembali pintu, tak lupa Keyra mengunci. Sesaat Keyra menatap sekeliling kamar. Dari awal masuk dia tidak menemukan siapapun di dalam kamar. Tetapi saat Keyra melangkah, dia mendengar suara dari dalam kamar mandi. Apa orang itu sedang di dalam sana? Dengan jantung berdegup Keyra menunggu. Saking gugupnya dia tidak berani duduk walaupun di sofa.
Suara pintu kamar mandi terbuka membuat tubuh Keyra menegang. Tubuhnya seakan kaku untuk berbalik badan. Suara derap langkah terdengar, sampai akhirnya Keyra merasakan ada tangan yang menyentuh pundak polosnya. Gaun yang Keyra gunakan memang tanpa lengan.
Orang di belakang menarik tubuh Keyra, seketika keduanya saling bertatap. Kedua mata Keyra membulat, otaknya berfikir keras untuk mengingat. Pria di depannya ... pria itu sangat tidak asing di matanya.
"Kau lagi?" Sebelah alis pria itu terangkat menatap Keyra. "Ini yang Nando bilang wanita spesial?" sambungnya.
Keyra refleks mundur, namun baru dua langkah pergelangan tangannya sudah dicekall. Pria itu menyeringai, membuat Keyra bergidik ngeri.
"Segitu butuh uangnya sampai kau melakukan pekerjaan ini? Tapi tidak apa, senang bertemu kau lagi." Tangan pria itu terulur, mengusap lembut pipi Keyra.
Usapan di pipi refleks Keyra tepis. "Maaf, sepertinya aku ngga bisa. Anda bisa cari wanita lain ak–"
"Sayang sekali tidak ada kata batal di kamus hidupku. Kamu mau bayaran berapa? Sebut, akan aku penuhi. Asal bisa memuaskanku malam ini. Aku Bian kalau kamu lupa. Dan ... aku juga yang menidurimu pertama kali. Seharusnya malam ini kau tidak perlu gugup." Bian menaikan dagu Keyra. Satu kecupan lembut dia sematkan di bibir mungil wanita itu.
Bian mendorong tubuh Keyra, memojokkannya ke dinding. "Aku tidak menerima pembatalan, aku ingin kau, bukan yang lain. Apa ini yang dinamakan jodoh? Apapun itu, mari kita mulai."
Sadar tidak bisa kabur Keyra hanya bisa pasrah. Dia membiarkan pria di depannya menjelajahi tubuhnya. Bahkan Keyra tidak memberontak saat Bian melepaskan gaunnya. Kedua mata Keyra terpejam saat Bian membenamkan wajah di lehernya. Yang bisa Keyra lakukan hanyalah mencengkram lengan pria itu.
Puas bermain-main Bian kembali menatap kedua mata sayu Keyra. "Puaskan aku malam ini."
Keyra tidak mengatakan apapun, tetapi tangannya dengan lihai membuka kemeja putih yany Bian kenakan. Dilemparnya kemeja itu, lalu dia berjongkok membuka celana bahan yang Bian kenakan. Bian benar, ini adalah tugasnya.
Merasakan sentuhan tangan Keyra umpatan demi umpatan terlontar dari mulut Bian. Wanita itu memang masih amatir, tetapi justru itu menambah gairahnya. Tanpa ragu Keyra menyentuh, bahkan mengulum milik Bian. Pria itu terus meracu, sesekali Keyra mendongak untuk menatapnya.
"s**t! Mulut amatirmu benar-benar nikmat!" Tangan Bian mengumpulkan rambut panjang Keyra, menyatukannya menjadi satu. Dia juga mendorong kepala Keyra membuat wanita itu hampir tersedak. Akan tetapi Bian tidak perduli.
Air mata Keyra menetes karena dia tersedak saat Biar menahan kepalanya. Bian yang merasa sudah tidak tahan menarik tubuh Keyra lalu membawanya ke atas ranjang. Dengan cepat dia melucuti semua pakaian Keyra sampai wanita itu polos.
"Sstt, ah!" Keyra mendesis, saat penytuan tiba-tiba itu terjadi. Bian merunduk, menempelkan bibirnya ke bibir Keyra.
Tidak memberi kesempatan wanita di bawahnya istirahat, Bian langsung menggerakkan pinggulnya.
"Semoga ini bukan pertemuan terakhir kita, baby," bisik Bian tepat di telinga Keyra.
***