"Mau singgah makan dulu, Elena?" tanya Steve setelah sekian lama saling diam untuk bergelut dengan pikiran masing-masing. Steve langsung merasa canggung, bahkan bingung akan memulai obrolan dari mana. Elena masih setia memalingkan wajah, lebih memilih menatap jalanan dan menutup matanya. Bibirnya masih pucat, begitu pun dengan wajahnya tidak seceria biasanya. Tanpa Steve sadari, suhu tubuh Elena meningkat. Dia kelelahan, syok, dan merasa sakit pada beberapa bagian tubuhnya. "Ngomong, Elena, gimana gue mau tau kemauan lo kayak nggak buka mulut." "Aku mau langsung pulang!" Membentak tegas, tidak ingin dibantah. Sudah sejak tadi Elena bilang, dia ingin pulang. Tidak berniat ke mana pun dengan tubuh kotornya, bahkan Elena sendiri merasa jijik dan terhina. Steve tidak sebaik yang Elena kira, l