13

1636 Kata
Perlakuan tidak adil terus di terima Joseph tiada henti, seakan tak ada yang mau meliriknya lagi sekarang. Joseph benar-benar telah di buang oleh semua orang yang dulu mengikutinya, bahkan sampai Veronika juga menjauh darinya. Namun hanya ada satu orang yang terlihat memperdulikannya, dia adalah Belmira yang selalu mengajak Joseph berbicara agar pria itu tidak kesepian. Hari ini setelah kelas olahraga selesai, guru meminta semua murid untuk mengumpulkan semua peralatan olahraga dan di kembalikan ke gudang penyimpanan. Tapi pada saat itu satu kelas kompak menyuruh Joseph yang melakukannya dan mereka dengan kompak meninggalkan lapangan begitu saja. “ Sial.” Keluh Joseph sambil membanting bola yang di pegangnya ke tanah. Hal yang tak terduga kembali datang, Belmira tidak meninggalkan lapangan di ikuti oleh Ruan yang juga tak ingin meninggalkan Belmira bersama Joseph. Mereka bertiga pun kompak mengembalikan peralatan olahraga ke tempatnya meskipun tanpa ada percakapan yang terjadi. Tanpa sepatah katapun Joseph langsung meninggalkan tempat itu, Belmira hanya bisa pasrah dengan sikap Joseph namun tidak dengan Ruan yang merasa kalau Joseph sangatlah sombong, orang seperti dia pantas di perlakukan seperrti itu namun Ruan tetap menjaga sikapnya setelah melihat kebaiakan Belmira terhadap pria itu.   **   Waktu istirahat pun dimulai, Joseph menoleh ke arah Veronika yang sedang asyik mengobrol bersama teman-teman kelas yang lain. Lalu Joseph datang mendekat dengan senyuman, Veronika yang menyadari kedatangan Joseph sempat melirik pria itu sebentar sebelum akhirnya beranjak dari kursinya. “ Kamu mau kemana? Aku mau mengajakmu makan siang denganku.” Ucap Joseph menahan tangan Veronika untuk tidak pergi. Gadis itu menoleh dengan tatapan sinis kemudian menyingkirkan tangan Joseph dengan kasar, tanpa membalasnya Veronika segera pergi di susul langkah kedua temannya. “ Joseph.” Panggil Belmira sontak membuat pria itu menoleh ke arahnya. “ Aku memiliki banyak bekal, kau ingin makan bersama kami.” Ajak Belmira kemudian. Joseph menatap wajah Belmira lurus kemudian melirik Ruan yang duduk di sebelah Belmira dengan ekspresi dingin seperti biasanya, Joseph yang kesal akhirnya menumpahkan bekal Belmira hingga terhambur ke lantai. “ Aku tidak sudi memakan makanan milikmu.” Ucapnya ketus dan beranjak pergi dari kelas. Belmira yang terkejut akhirnya membersihkan tumpahan makanan itu, Ruan yang ikut kesal dengan sikap Joseph barusan ikut membantu Belmira. “ Kau tidak perlu peduli padanya lagi, lihat sikapnya yang sombong meskipun kamu sudah bersikap baik padanya.” Ucap Ruan tak tahan dengan semua ini. “ Tenang saja, aku bisa mengatasinya.” Jawab Belmira penuh percaya diri. Setelah beberapa saat berlalu, bel tanda istirahat telah berakhir baru saja berdering. Semua murid bergegas memasuki ruang kelas, Joseph yang baru saja masuk kini tak mendapati meja dan kursinya di kelas membuat pria itu emosi dan mempertanyakan kemana meja dan kursinya berada. “ Siapa yang melakukan ini, cepat mengaku.!!!” Gertak Joseph namun tak ada yang memperdulikannya. Kebetulan saat itu Belmira menoleh dan fokus Joseph langsung tertuju pada Belmira, dia pun menghampiri gadis itu dengan menarik rambutnya kasar. Semua orang meliriknya kaget begitu pun dengan Ruan yang menyuruh Joseph melepaskan tangannya dari sana. “ Semua karena ulahmu, hal ini tidak akan terjadi kalau bukan karena dirimu.” Ucap Joseph ketus. “ Kau sudah gila ? kenapa kau menyalahkan Belmira, salahkan pada dirimu sendiri.” Sahut Ruan berhasil melepaskan tangan Joseph dari Belmira dan melindungi gadis itu dari Joseph. “ Belmira tidak salah apa-apa, sikap mu sudah sangat kerertlaluan.” “ Benar, ayah dan anak ternyata sama jahatnya.” “ Penjahat seperti dia tidak seharusnya berada di kelas.” “ Sebaiknya kau pergi saja dari sini dan jangan kembali, sekolah tidak membutuhkan orang-orang sepertimu.” “ Diam kalian semua.” Sentak Joseph dan berlalu meninggalkan kelas itu.   ** Siang ini Belmira sedang menjaga toko bunga seorang diri di karenakan pemilik toko ada urusan penting, gadis itu menyibukkan diri dengan menyusun beberapa bunga sesuai jenisnya. Terdengar suara dering bel yang menandakan bahwa ada pelanggan yang datang, Belmira menoleh dan melihat ada tiga orang pria besar berdiri di depan toko tersebut, “ Ada yang bisa saya bantu?” Tanya Belmira ketika gadis itu baru saja keluar dari dalam. Ketiga pria itu menatap Belmira dengan tatapan yang membuatnya mulai merasa takut, lalu dengan satu kali kode mereka kompak membuat kekcauan dengan merusak semua bunga-bunga yang berada di bagian luar toko. “ Kumohon jangan merusaknya.” Pinta Belmira dengan sangat, namun yang ia dapatkan adalah dorongan dari salah satu pria yang akhirnya membuat gadis itu tersungkur ke lantai. Belmira tidak bisa melawan mereka dengan tubuh yang kecil seperti itu, dia berusaha mencari pertolongan namun sayang suasana saat itu memang sedang sepi. “ Belmira, ada apa?” Sahut seseorang membuat gadis itu menoleh dengan cepat. “ Ruan, ada orang-orang yang merusak semua bunga jualan hari ini.” Ruan menoleh ke arah toko bunga dan mendapati mereka yang sudah memasuki toko dan merusak semua yang ada di dalam, kemudian Ruan kembali menoleh ke arah Belmira dengan menyuruhnya meminta mencari bantuan di tempat lain. “ Lalu bagaimana denganmu.?” Tanya Belmira cemas. “ Aku bisa mengatasinya.” Jawabnya lirih. Belmira merasa deja vu di buatnya, terakhir kali Ruan pernah melakukan hal ini yang membuat Belmira masih penasaran sampai sekarang. Namun Ruan terus menyuruhnya pergi, akhirnya Belmira tidak bisa menolak lagi dan akhirnya pergi sesuai permintaan Ruan.     **   “ Di sana.” Tunjuk Belmira ke arah toko bunga tempatnya bekerja bersama beberapa orang yang berhasil di temuinya. Setibanya di sana, Belmira dan orang-orang yang di bawanya melihat ketiga pria yang berhasil di bekuk dengan luka babak belur di sekitar wajah mereka membuat semuanya penasaran bagaimana bisa ketiga pria itu berakhir seperti sekarang. “ Mereka sudah mengaku, seseorang membayarnya untuk merusak toko ini.” Ungkap Ruan di hadapan semua orang. Selang beberapa menit pemilik toko kembali dan di buat terkejut dengan tokonya saat ini, Belmira dan Ruan menjelaskannya pada pemilik toko dan berakhir membuat si pemilik toko murka dan melaporkan semuanya ke pihak berwajib. Setelah semua kekacauan selesai di atasi, Belmira menyaadari sesuatu yang sebenarnya sejak tadi sudah mengganggunya. Dia kemudian menarik Ruan untuk duduk, dan dia membawa kotak obat untuk mengobati luka yang terdapat di tangan Ruan. “ Kau melakukannya seorang diri  lagi.?” Tanya Belmira seketika membuat Ruan terdiam. “ Meskipun kau pandai dalam perkelahian, jangan pernah mengatasi masalah dengan hal itu. Kamu harus membiasakan diri untuk menahan emosi, segala sesuatu pasti ada solusinya dan jangan pernah membuat dirimu menanggung semua itu sendirian.” Ungkap Belmira menatap manik mata Ruan dengan tulus. “ Bukankah seharusnya kau bertanya, bagaimana mereka bisa babak belur dengan satu anak SMP sepertiku.” “ Aku tidak perlu mengetahuinya, lain kali jangan libatkan dirimu seperti ini lagi.” Kata Belmira di balas anggukan pelan dari Ruan. “ Terima kasih.” Ucap Ruan setelah Belmira selesai megobatinya. “ Aku akan kembali membereskan kekacaun, kamu bisa pulang sekarang.” “ Aku mau membantumu.” “ Jangan, tanganmu masih sakit. Sebaiknya kau pulang saja, dan istirahat yang cukup.” Ruan tidak bisa berkata-kata lagi, dia seakan patuh dengan yang di katakan Belmira, dan setelah beberapa saat supirnya datang menjemput. Sebelum meninggalkan tempat itu Ruan menyuruh Belmira untuk berhati-hati saat pulang nanti.   **   Setelah di selidiki lebih lanjut, ternyata yang menjadi dalang dari pemberontakan ketiga pria itu adalah Joseph. Pria itu menyewa mereka untuk membuat Belmira mengalami kerugian dan bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat, namun sayangnya karena kemunculan Ruan semuanya menjadi berantakan. Pemilik toko tidak memenjarakan Joseph karena dia masih di bawah umur, namun sebagai gantinya orang tua Joseph harus membayar ganti rugi yang cukup besar pada pemilik toko bunga dan juga luksa yang di alami Belmira dan Ruan. Sejak kejadian itu hari-hari Joseph di sekolah semakin pelik, ia mendapatkan caci maki yang betubi-tubi dan membuatnya tak bisa melawan lagi. Harga dirinya kini tak ada artinya, dia merasa semua orang mulai meninggalkan dirinya hingga membuat Joseph sangat putus asa. Saat ini Joseph berada di atap sekolah seorang diri, dia menatap langit biru yang cerah namun tidak secerah apa yang ia alami belakangan ini. Lalu ia melirik ke bawah dengan segala pemikirannya, Joseph berniat untuk mengakhiri hidupnya dan meninggalkan semua yang ia alami di dunia ini. “ Sekali pun aku mati tidak akan ada yang peduli padaku.” Ucapnya berusaha untuk tidak menangis. Perlahan tapi pasti ia mulai melangkah ke tepian, sedikit lagi hingga ia menjatuhkan dirinya namun seseorang langsung menariknya dengan paksa. Joseph terbaring di bawah dan melihat seseorang yang mencegahnya bunuh diri adalah belmira. “ Apa yang kau lakukan, aku tidak membutuhkan bantuanmu.” Lontar Joseph mendorong gadis itu menjauh darinya. “ Jangan bodoh, kau tidak harus melakukan hal ini.” “ Apa pedulimu hah? Untuk orang sepertimu seharusnya senang melihatku menderita.” “ Tapi aku tidak senang.” “ Jangan munafik.” “ Aku benar-benar tidak senang meskipun kau selalu melakukan hal jahat padaku.” Joseph terdiam melihat wajah memelas Belmira, ia benar-benar tak habis pikir dengan gadis itu yang selalu saja ikut campur dengan kehidupannya. “ Di hari-hari kamu merasa dunia penuh dengan masalah,  itu berarti kamu tumbuh dewasa. Di beberapa titik kita semua akan menyadari bahwa dunia tidak hanya menawarkan kehidupan yang bahagia kepada siapa pun. “ Ucap Belmira menatap Joseph dengan tatapan yang membuat pria itu berkaca-kaca. “ Kenapa? Kenapa? Seharusnya kau tidak perlu peduli padaku seperti ini.” Ucap Joseph menunduk sedih. “ Aku mengerti rasanya hidup seperti ini tidak enak, dan aku ingin membantumu keluar dari masalah ini. Kita bisa berteman, semua anak-anak di kelas juga. Kenapa kita tidak mencoba memperbaiki masalah dari pada melarikan diri dari masalah itu?” Untuk pertama kalinya Belmira melihat sisi lain dari Joseph, hari itu dia menangis seperti anak kecil dan hanya ada mereka berdua di atap. Ketika semua orang tidak peduli dengan keberadaan Joseph, hanya Belmira seorang yang menyadarinya dan mencari pria itu segera. Jika saja Belmira telat menemukannya, entah apa yang akan terjadi pada Joseph. Dan setelah cukup menumpahkan emosinya hari itu, Joseph pun mengucapkan permintaan maafnya pada Belmira, hal ini membuatnya tersadar dan menyadari semua kesalahannya pada gadis itu.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN