"Huek... huek." Jam baru saja menunjukkan pukul enam kurang sepuluh menit, tetapi rumah kediaman Mama Bagas telah dipenuhi suara Dea yang sedari tadi keluar masuk kamar mandi. Hal itu pun membuat mereka khawatir dengan keadaan Dea, bahkan Bagas pun jua ikut khawatir. Ingin ia mengusap tengkuk Dea, tetapi apa daya ia tak bisa. Jika ia melakukan hal itu bisa dipastikan hubungan mereka akan terbongkar. "De, kita ke rumah sakit aja, ya, Sayang? Atau panggil dokter ke rumah deh," bujuk Mama Bagas. Wanita paruh baya itu dengan setia mengusap tengkuk Dea, menggantikan tugas Bagas di sana. Sejak subuh tadi, ia tak henti-hentinya membujuk Dea untuk ke rumah sakit. Tetapi selalu mendapat penolakan halus dari wanita itu. "Ngga usah, Ma. Ini mungkin karena magh Dea kambuh aja kok," tolak Dea, de