Bag 5

1740 Kata
*Desi POV* Huft... Lelahnya!!! Mata kuliah membosankan!! Kalau tidak ingat ingin membahagiakan Ayah, sebenarnya aku sudah malas belajar dan memilih berdiam diri dirumah saja sambil menjalankan bisnis online ku yang semakin maju. Karena rasa bersalah dimasa lalu yang menggerogotiku, aku memilih untuk menebusnya dengan belajar lebih giat untuk menjadi sarjana agar Ayah bangga. Walaupun Ayah tidak pernah menuntut lagi setelah aku melahirkan Gara, tapi setidaknya aku harus memberi kebahagiaan untuk mengurangi rasa bersalahku. Setelah melahirkan Gara aku memang mengikuti ujian paket C dan beruntungnya aku berhasil karena usaha kerasku belajar siang dan malam. Aku mengenal bisnis online juga dari salah satu kenalanku yang mengikuti ujian paket C juga, dia memang tidak banyak mengajariku, tapi dia memberi tahu cara-caranya dan aku mengikuti dan mencari tahu sendiri di internet. Aku menyusuri jalan setapak melewati taman kampus menuju parkiran mobil. Sepanjang jalan aku bersenandung riang karena sebentar lagi akan pulang dan melihat wajah tampan anakku. My Son.. Mommy's coming.. Deg.. Aku memberhentikan langkah karena melihat pemandangan di depanku . Gama?? Apa yang dia lakukan disini? Di parkiran kampusku dengan bersandar di mobil range rover berwarna grey sambil bersedekap dan memainkan ponselnya. Badannya yang atletis serta gaya berpakaiannya yang modis sepertinya mengundang banyak pasang mata wanita untuk memperhatikan Pria yang selalu terlihat tampan itu. Si ketua OSIS yang menjadi idola di sekolah kami dulu. Setelah pertemuan dua minggu yang lalu, aku tidak pernah melihatnya lagi sampai hari ini. Apa mungkin dia mencariku? Tidak mungkin kan?? Tapi ingatan tentang ucapannya yang akan mencari tahu sendiri tentang Gara terus terngiang di kepalaku. Tidak!! Tidak!! Tidak mungkin dia mencariku! Tidak mungkin juga kan dia baru muncul lagi sekarang setelah dua minggu lamanya ? Jadi Desi, harap tenang tarik nafas dan hembuskan. Gama bukan mencariku!! Gama bukan mencariku!! Aku hendak membalikkan tubuh untuk pergi dari parkiran, namun sebelum berbalik, aku melihat seorang wanita menghampirinya. Kinanti Alexa.. Deg.. Oh.. Jadi dia kekampus ini untuk menemui kekasihnya itu? Mengapa rasanya sakit melihat mereka berbincang-bincang seru? Aku melihat Gama tertawa tampan di depan Kinanti. Apa yang sedang mereka bicarakan? Jadi mereka masih menjalin hubungan sampai sekarang? Bodoh sekali aku mengira jika Gama kekampus ini untuk menemui ku. Gama tidak pernah mencintai diriku, seharusnya aku sadar itu. But, wait.. Apa mereka berselingkuh di belakang suami Kinanti? Apakah Gama tidak tahu kalau Kinanti sudah memiliki suami? Arrgghh!!! Apa peduliku!! Biarkan saja mereka bermesraan!! Bukan urusanku. Akupun langsung membalikkan tubuh untuk pergi dari parkiran mobil itu agar tak melihat lagi pemandangan menyakitkan di depanku itu. Lebih baik aku pulang menggunakan taksi saja. Biar saja mobilku kuambil besok, toh besok aku juga ada kuliah daripada aku harus melewati pasangan selingkuh itu yang mana malah membuat hatiku panas tak terkira. "Eh.. Si Seksi.. Lo gak jadi pulang?" Baru saja aku membalikkan tubuh untuk pergi, aku tersentak karena di depanku sudah ada senior satu tingkat diatasku- Pandu - menyapa sambil tersenyum manis. Aku pun balas tersenyum demi kesopanan. "ada yang ketinggalan di kelas kak. Kalau gitu Desi duluan ya" Belum sempat aku berjalan, lenganku sudah di tahan oleh Pandu. "eits.. Tunggu.. Kamu malam ini ada acara gak?" tanyanya gugup dengan pandangan menuju kearah gundukan d a d a ku yang ukurannya memang agak besar apalagi setelah aku melahirkan dan menyusui Gara. Aku membiarkan saja pandangannya ke sana karena itu sudah biasa terjadi padaku. Pandangan pria-pria m3sum selalu mengarah ke d a d a serta ke pahaku yang seringkali sengaja ku perlihatkan. See.. Semua lelaki sama saja! Otak mereka selalu m3sum. "Emm.. Kenapa emangnya kak?" tanyaku memancing. "Ya.. Ya.. Kalo gak ada acara.. Aku mau ngajak kamu jalan" Aku tersenyum sinis dalam hati. Ngajak jalan? Ngajak jalan ke hotel maksudnya? Aku sudah hapal dengan beberapa pria di kampus ini yang beberapa kali mengajakku dengan ajakan 'jalan' yang aku yakin 'jalan' menuju surga dunia. Mereka beranggapan kalau aku adalah w*nita mur*han karena penampilanku. Bahkan beberapa ada yang mengatakan aku simpanan pejabatlah, sampai ada yang mengatakan aku istri siri Pengusaha tua lah. Aku tak peduli. Malah semakin mereka menganggapku rendah, semakin lebih baik. "gimana ya.. Maaf kak, Desi gak bisa" balasku pura-pura dengan wajah penuh penyesalan. "oh.. Udah ada janji ya? trus bisanya kapan?" tanya Pandu masih belum menyerah. "Kay.." "kamu sudah selesai kuliahnya , Hon?" Deg.. Tiba-tiba ada yang menarik pinggangku dari arah samping. Dan aromanya seperti.. Aku menolehkan wajahku dan.. Aku membolakan mata terkejut. Gama Handoko.. Apa yang dia lakukan di sampingku??? *Desi POV End* ************* *Gama POV* Here I am.. Kampus Desi.. Ya, aku datang kemari karena memang ingin menemuinya. Gadis polos pembohong ulung ku itu.. Setelah dari sekolah Gara, aku melajukan mobilku ke arah kampus Desi. Jangan tanyakan mengapa aku tahu letak kampusnya, karena aku memang membayar mata-mata untuk menyelidiki semua tentang Desi. Bahkan sekolah Gara pun aku tahu dari mata-mata yang ku sewa. Setelah tiba di parkiran, aku menunggunya dan mengawasi mobil mini coopernya yang berwarna biru muda itu. Aku mengingat dengan jelas plat nomer mobilnya, jadi aku menunggu di parkiran sambil membalas chat beberapa clienku. Ketika aku asyik berselancar di dunia maya, aku di kejutkan oleh sapaan mantan kekasih SMA ku. Kinanti. Wanita yang membuat ku susah move on beberapa waktu yang lalu. Ternyata dia mahasiswi kampus ini juga? Dia menyapaku dan menanyakan urusanku di kampus ini, dan aku menjawab rahasia yang dibalasnya dengan memutar bola matanya malas sehingga membuatku tertawa karena berhasil menjahilinya. Dan debaran yang beberapa waktu lalu kurasakan untuk Kinan, sudah tak terasa lagi saat ini saat aku melihatnya. Bahkan kami bisa berbincang santai tanpa aku merasakan perasaan sakit lagi karena tak dapat memilikinya. Tak berapa lama kami berbincang, ponsel Kinanti berdering dan aku sudah bisa menebak pasti suami posesif sialannya yang menelpon karena Kinanti mengisyaratkanku untuk tidak membuka suara. Kinanti pamit karena sudah ditunggu supir pribadi keluarganya dan aku meng iyakan sambil melambai padanya. Ketika pandanganku kedepan, aku melihatnya.. Gadis penggodaku.. Dia sedang berbincang dengan seorang mahasiswa yang menahan lengannya. Tiba-tiba rasa panas menjalar di sekujur tubuh melihat tangan pria lain menyentuh milikku! Aku menghampirinya dan sayup-sayup ku dengar percakapannya dengan mahasiswa sialan itu!  "emm.. Kenapa emangnya kak?" suara lembut Desi mengalun indah di pendengaran. "ya.. Ya.. Kalo gak ada acara.. Gw mau ngajak lo jalan" aku mendengar jawaban si mahasiswa sialan itu. Apa dia bilang?? Ngajak jalan?? Jangan bermimpi Dude!! Aku tidak akan membiarkan milikku direbut orang lain! "gimana ya.. Maaf kak, Desi gak bisa" tolak Desi. Bagus Sayang!! Memang seharusnya itu yang kamu ucapkan, karena kalau kamu menerima ajakan si pria itu, aku akan menghalanginya. "oh.. Udah ada janji ya? Trus bisanya kapan?" What??? Apa si Asshole ini tidak tahu arti kata menyerah??!! Sudah jelas-jelas Desi menolaknya, masih saja bertanya!! Dasar b3rengsek!! "Kay.." "kamu sudah selesai kuliahnya, Hon?" Aku menarik pinggang rampingnya dan menekannya lembut. Sial.. Kenapa sih dia tidak pernah memakai pakaian yang normal? Kenapa dia harus seseksi ini dan memperlihatkan tubuhnya pada pria lain? Baju turtleneck peach pas badan tanpa lengan dipadukan dengan rok jeans ketat diatas lutut serta tak ketinggalan sepatu Heels warna senada dengan bajunya. Sepertinya jika dia sudah benar-benar menjadi milikku, aku akan membakar semua koleksi bajunya yang kekurangan bahan itu! Harus!! Aku melihatnya melebarkan mata terkejut melihat kedatanganku. "ehm.. Des.. Pacar kamu?" tanya mahasiswa di depan kami ini yang pegangannya sudah lepas dari lengan Desi. Aku mendengar nada tak suka dari pertanyaan pria ini. "ha?? Bu-bu-bukan.. Dia.." "kenalkan.. Saya calon suami Desi" Aku mengulurkan tangan pada pria didepan ku ini setelah berhasil menyela ucapan Desi yang tergagap. Aku merasakan tubuh Desi menegang karena ucapanku. Tapi aku tak peduli. Memang aku akan menjadikannya istriku kok! Bagaimanapun caranya!! "o.. oh.. Jadi lo udah punya calon suami? Sorry.. Saya gak tau Bang" seru pria itu malu sambil membalas jabatan tanganku. Kami melepaskan jabatan tangan kami setelah beberapa saat, berbasa basi sebentar lalu pria itu pamit dan pergi dari pandangan. Desi masih terdiam kaku di dekapanku ketika pria itu sudah tak terlihat. "Des.. Pulang yuk.." "tu-tunggu.. Kakak kok tadi bilang kalau kakak.." "Des, ini udah jam satu dan aku lapar karena belum makan siang, bisakah kamu tunjukkan tempat makan yang enak di sekitar sini?" tanyaku menyela ucapan yang akan keluar dari bibir menggodanya itu. Sial!! Mataku tak bisa lepas dari bibirnya yang dibalur dengan lipstick merah menyala yang menambah kesan menggoda. Desi mengalihkan wajahnya kedepan karena sepertinya tersadar arah pandanganku pada bibirnya. "ehm.. Des.. Kita makan siang ya. Setelah itu aku antar kamu pulang" "eh... Gak usah kak, Desi bawa mobil sendiri" ucapnya panik. "aku gak terima penolakan, Des! Mobilmu biar besok aja kamu ambil. Besok aku akan antar kamu kekampus" ucapku telak tanpa ingin di tolak. Setelahnya, aku menarik pinggang Desi setengah menyeret agar mengikuti langkahku menuju mobil milikku. Desi mencoba memberontak dalam dekapan tapi langsung terdiam setelah aku berbisik tajam di telinganya. "ikuti aku atau kita akan mengulang malam panas kita dulu dengan 'b3rcinta' di parkiran ini? Pilih mana, Hon ?" Aku tak peduli kalau terkesan memaksa, yang penting dengan bisikanku itu akhirnya Desi mengikuti langkahku tanpa memberontak kembali. *Gama POV End* *********  Catatan Penulis : Hai kakak2. Aku mau kasih tahu ya, ceritaku ini akan  menggunakan koin untuk melanjutkan baca mulai dari bab yang ditentukan pihak DREAME. Dan kukasih tahu juga, ceritaku ini sebelum berbayar/sebelum pakai koin, sudah pernah KUGRATISKAN. Jadi, bagi yang baru menemukan ceritaku sekarang setelah menggunakan koin, mohon jangan protes ini itu tentang koin. Tidak mau dilanjut baca yo monggo langsung hapus ceritaku ini dari perpustakaan kalian. Cari cerita lain saja yang tidak berkoin daripada harus nyinyir ini itu di kolom komentar. Buang-buang waktu kalian loh ☺️ Lebih baik waktunya dibuat cari cerita lain. Author tidak paksakan, ya, Kak, mau lanjut baca atau tidak. Aku bukannya marah2 atau gimana, tapi capek mesti balas satu-satu komen yang gak paham fungsi bab yang digembok buat penulis. Koin bisa didapat gratis dengan cara mengikuti MISI yang ada di EARN REWARD, atau bisa dibeli menggunakan metode p********n yang ada di STORE. Kalau kurang mengerti caranya, bisa tanya-tanya di sss / IG ku atas nama NCHEET NCA. Terima kasih  BETEWE, n****+ INI BISA DIBACA SAMPAI TAMAT HANYA DI APLIKASI DREAME DAN INNOVEL YA. SELAIN 2 APLIKASI ITU, BERARTI ITU ADALAH APLIKASI BAJAKAN YANG DENGAN TEGA MEMBAJAK KARYA2 KAMI SELAKU PENULIS.   Jangan instal aplikasi bajakan, guys. Kerugiannya: 1. Nggak ada bonus harian, kudu beli atau top up mulu 2. Koin setelah beli bisa g masuk ke akun dengan sebab misterius 3. Update bab lelet 4. Pencurian data kalian dan nggak dijamin keamanannya Bagi yang pake kartu kredit di ponselnya, tolong hati-hati, ya! Khususnya yang suka belanja pakai e-money! Uninstal aja trus cari aplikasi lain yang resmi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN