Arsen perlahan mulai membuka pakaian Namira dengan lembut. Menatap pada wanita cantik yang terlihat menggigil dan ketakutan padanya. Sudut hati Arsen terasa sakit. “Namira… jangan takut. Hihihi… jangan takut sayang. Ayo, sini. Lihat padaku. Aku tidak akan membuatmu terluka lagi. Shuuuuu… terjun! Aku tidak membuat kamu terjun lagi ya.” Ucap Arsen tersenyum, membelai pipi Namira begitu lembut sekali. Namira beringsut begitu menjauh dari Arsen dan dirinya menggeleng. “Jangan sentuh!” Ucapnya, mencoba untuk mendorong Arsen. Tetapi tidak berhasil. Tenaganya dengan Arsen bukanlah bandingan Namira. Namira hanya orang lemah tidak akan mampu melawan pada Arsen. Arsen tidak beranjak sedikitpun dari posisinya ini. “Kenapa aku tidak boleh menyentuhmu sayang? Aku mau menyentuhmu. Kau istriku. Hih