Kiss is Marriage

1242 Kata
Frans membaca buku yang disewanya dengan serius. Ia sangat terkejut dengan fakta yang dipaparkan sang penulis di dalam buku tersebut. Terutama mengenai ciri vampire. Segala hal yang dirasakan vampire persis dengan apa yang dirasakannya saat ini. Namun ada hal yang mengusik pikirannya. Sang penulis juga menyebutkan jika vampire sudah hampir punah. Vampir yang tersisa sedang diterapi dan yang menolak diburu untuk dibunuh agar tidak muncul klan vampire baru. Sejak virus human ditemukan  tujuh belas tahu yang lalu, pemerintah seluruh dunia sepakat untuk memusnahkan vampire yang menolak kembali menjadi manusia. Vampir sudah tinggal nama dan sejarah, yang bersisa hanya kisahnya saja. Begitulah akhir dari buku yang dibaca Frans. Frans menghela napas berat. Bagaimana jika dirinya terkena virus vampire. Frans menyentuh ponselnya. Tangannya terhenti ketika melihat nama Luna tertera di layar. “Panggil Luna,” ucap Frans pada ponsel yang secara otomatis mengikuti instruksinya menghubungi Luna. “Aku sudah di sini,” sahut sebuah suara mengejutkan Frans. Seseorang tengah berdiri di luar beranda. Siluetnya nampak jelas dilihat dari dalam kamar Frans yang hanya diterangi lampu baca. Frans bangkit perlahan menuju pintu beranda. Ketika menyibak gorden nampak Luna tersenyum manis di luar. Ia tengah bersender di pagar beranda. Frnas segera membuka pintu dan menemuinya. Frans mengecek tinggi beranda ke lantai bawah. Tingginya mustahil bisa dilompati manusia mana pun apalagi perempuan. “Kau, bagaimana bisa di sini?” tanya Frans. “Tentu saja melompat,” jawab Luna santai. Frans melongo. “Aku serius. Vampire bisa melakukan segala hal yang mustahil dilakukan manusia biasa,” sahut Luna mengejutkan Frans. Mendadak ia ingat perkataan Dokter Andrew jika ingin bertanya sesuatu untuk langsung bertanya pada Luna. “Apa kau juga…” Frans urung menanyakannya takut ditertawakan Luna. Bukankah hal bodoh jika mempercayai mitos di dunia serba modern begini. “Ya, aku vampire,” jawab Luna seolah tahu apa yang hendak ditanyakan Frans. “Sama sepertimu,” lanjut Luna, kali ini sangat mengejutkan Frans. Tanpa ragu Luna menunjukkan taringnya dan mata merahnya. “A…Aku bukan vampire! Tidak, aku hanya sakit,” elak Frans. Luna tersenyum miring. Ia suddah mengira jika Frans pasti sulit untuk menerima kenyataan dirinya. “Mari kita buktikan,” ucap Luna. Menarik kerah belakang Frans lalu melemparnya ke dalam hutan yang gelap. Lemparannya yang penuh kekuatan membuat Frans jatuh agak jauh dari rumah. Frans berteriak ketakutan begitu tubuhnya jatuh menimpa ranting pohon. Tangannya menggapai – gapai mencari pegangan. Beruntung sebuah dahan yang cukup kuat sempat ia raih. Namun karena lembab tanga Frans tergelincir ia pun jatuh dengan posisi berdiri. Ajaib. Frans tidak merasakan sakit sama sekali. Bahkan ia bisa melihat kegelapan hutan dengan sangat jelas. “Bagaimana?” Luna tersenyum di samping Frans yang tengah terkejut dengan kekuatannya sendiri. Luna menarik tangan Frans dan meloncat ke sebuah dahan pohon yang lumayan tinggi. “Maukah terbang bersamaku, sebelum kekuatan ini menghilang?” pinta Luna penuh harap. Awalnya ia sangat sungkan dan malu dengan Frans, namun semenjak ia tahu Frans sama dengan dirinya bahkan pangeran bangsanya Luna mendadak merasa bahagia karena punya teman. “Terbang? Mungkinkah?” tanya Frans ragu. Luna mengangguk seraya tersenyum. Senyumnya manis sekali. Begitu tangan Luna terulur tanpa ragu Frans meraihnya. Rasa penasaran dan tantangan adrenalin membuat Frans lupa batasannya. Keduanya melompat dari pohon ke pohon seraya berpegangan tangan. Akhirnya keduanya berhasil terbang melesat. Frans tak pernah menyangka bisa melakukannya. Terbang berdua tengah malam di hutan paling angker bersama seorang gadis manis yang langsung menarik perhatiannya sejak pertama kali bertemu. “Frans, hinggap di pohon itu!” teriak Luna. Frans mengangguk. Ia mencoba mendaratkan kakinya sayang tidak berjalan mulus. Kakinya tergelincir membuat Frans langsung terjatuh. Luna yang melihatnya langsung menangkap tangan Frans, namun sayang ia lambat menyeimbangkan tubuhnya hingga keduanya jatuh di atas tanah. Meski suara jatu keduanya cukup nyaring, baik Frans maupun Luna sama sekali tidak merasakan sakit. Luna yang jatuh tepat di atas tubuh Frans langsung duduk di atasnya seraya tertawa. Frans juga tertawa. Menyenangkan sekali, pikirnya. Ketika Luna hendak turun Frans menahannya. Jadilah Luna duduk di atas pangkuan Frans seraya menghadapnya. Frans bersandar pada pohon seraya menatap Luna. Tangannya menggapai kaca mata Luna lalu melepasnya. Tidak lupa ia menarik tali rambut Luna hingga rambut gadis dihadapannya tergerai. Cantik sekali dan suci. Entah dari mana Frans tahu jika Luna tidak pernah menyentuh pria mana pun kecuali dirinya. “Mengapa tadi kau bilang, kekuatanmu akan hilang?” tanya Frans. “Aku ikut program virus human. Virus itu akan mengubahku menjadi manusia normal. Dulu ayahku seorang raja vampire. Beliau dan Ibuku sudah menjadi manusia kembali, tinggal aku sendiri yang masih harus ikut program berkelanjutan,” terang Luna. “Ternyata kau seorang Princess, aku tak salah menilaimu ternyata, meski kau pakai kacamata tebal, aku tahu kau cantik,” ucap Frans tak tahan menciumi wangi rambut Luna yang sejak tadi menggodanya. “Aku sama sepertimu. Tidak, kau diatasku. Kau putra seorang Kaisar,” sahut Luna. Kali ini Frans terkejut dengan ucapan gadis dipangkuannya. “Apa maksudmu?” tanya Frans serius “Ayahmu adalah kaisar kami. Sebagai seorang Kaisar ayahmu berhasil mewujudkan impian ayahnya, yakni kaisar sebelumnya. Agar semua vampire bisa menjadi manusia kembali,” terang Luna membuat segalanya menjadi jelas. Ia pikir darimana ia bisa tertular menjadi vampire ternyata turunan. “Tapi mengapa vampire ingin menjadi manusia jika vampire bisa melakukan hal hebat semacam ini?” tanya Frans. Luna tersenyum. Ingin sekali Frans menggigitnya tiap kali bibir manis itu terkembang. “Vampire bagi kami adalah kutukan. Hidup abadi melihaat banyak kejadian di muka bumi ini adalah siksaan bagi kami. Kami juga ingin merasakan tua. Hidup lalu meninggal disuia senja. Merasakan makanan dan hal lain yang bisa dilakukan manusia tapi tidak bisa dilakukan vampire,” terang Luna. “Sepertinya aku juga harus ikut program virus human. Maukah kau mambantuku, jangan sampai ayahku tahu. Ini rahasia kita,” ucap Frans. Luna mengangguk. “Kau cantik sekali. Selama ini aku belum pernah dekat dengan gadis mana pun,”ucap Frans serak. Luna terkejut. Ia ingat aturan kaisar. Berarti dirinya sekarang melanggar aturan seorang keluarga Kaisar. Luna harus menjaga jaraj dari Frans. Saat Luna mencoba bangkit, Frans menahannya. “Maaf, aku lupa jika kau tidak boleh dekat dengan perempuan,” Luna meronta, namun Frans tetap menahannya. “Siapa yang peduli Luna. Sekarang vampire sudah musnah. Kalaupun kau masih menganggapku pangeran jangan menolak,” bisik Frans serak. Libido vampirenya mulai mendominasi. “Jangan Pangeran,” tolak Luna. “Apa kau menyukaiku?” tanya Frans yang sukses membuat Luna mematung. Kesempatan itu tidak Frans sia-kan. Ia meraih dagu Luna. Menariknya untuk mendekat lalu melumat bibir itu dengan lembut. Dengan pelan Frans menggigit sedikit bibir Luna hingga berdarah, lalu menyesapnya. Ia juga menggigit bibirnya sendiri agar Luna menghisapnya. Tidak ada yang mengajari Frans. Naluri Vampirenya telah bekerja sendiri. Keduanya saling pagut menikmati sensasi darah masing – masing bibir lawan. Keduanya tidak sadar jika apa yang mereka lakukan adalah pernikahan bangsa vampire. *** Frans terbangun saat Tony menggedor pintunya. “Iya, aku sudah bangun!” teriak Frans menghentikan gedoran Tony di pintu kamarnya. Frans hendak tidur lagi sampai ingat bayangan Luna. Frans langsung duduk dan meremas rambutnya. “Astaga apa yang aku lakukan,” ucap Frans frustasi. Frans sadar jika tadi malam ia kehilangan kendali. Larangan paling tidak boleh ia lakukan. Hukuman cambuk jika melanggar. Entah keberanian darimana yang membuat Frans menyentuh seorang gadis. Melakukan ciuman terpanas dan merupakan ciuman pertamanya.  Frans pasti sudah gila. Teleponnya berbunyi, dari Luna. Frans langsung mengangkatnya. “Kau kelihatan gelisah, apa kau menyesal ?” tanya Luna di sebrang. Frans terkejut. Bagaiman Luna bisa tahu. Frans langsung membuka pintu menuju beranda. Tidak ada siapa pun di sana. “Aku tahu, kau mungkin bingung dengan perubahan hormon dalam dirimu. Mungkin aku terlalu berlebihan jika aku menganggap semalam, kita menikah,” ucap Luna lagi. “A…apa?” kejut Frans. Mana ada di dunia ini sebuah ciuman berarti pernikahan. “Lihat, dari ekspresimu aku tahu kau menyesal. Kalau begitu tenanglah, anggap saja semalam tidak ada apa –apa,” ucap Luna. Setelah berusaha mengedarkan pandangan akhirnya Frans berhasil menemukan Luna yang berdiri di salah satu cabang pohon di hitan. “Lun, nanti kita bicara. Kau salah paham…” Frans menarik napas, “Aku sungguh menyukaimu,” ucap Frans, namun sambungan sudah terputus. Luna pun sudah menghilang dari tempatnya berdiri. “Astaga. Apa yang telah aku lakukan,” ucap Frans penuh sesal.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN