Menjadi perempuan satu-satunya di keluarga Asmawarman tak menjadikan Vanessa mendapat free pass untuk berlaku sesuai keinginannya. Dia tidak dimanja, baik oleh ayah mau pun ibunya. Sejak kecil, tuntutan datang silih berganti, sesuai jenjang pendidikan yang dia tempuh. Sepanjang yang bisa dia ingat, kedua orang tuanya hanya ingin dia menjadi perempuan pintar dengan segudang prestasi, dan tentu saja menjadi kebanggaan keluarga. Seperti kedua kakaknya. Selama hidup, lingkar pertemanan Vanessa bisa dibilang sangat sempit. Dia bahkan hanya mengenal beberapa orang di kelasnya, saat duduk di bangku SMP kelas delapan. Nilainya turun, tidak menjadi peringkat pertama pada semester awal kelas delapan itu. Menyebabkan sang ayah menghukumnya. Tidak boleh ada waktu untuk bersantai. Belajar, belajar, d