Kalau dipikir-pikir, menerima ajakan Dirga untuk makan malam bersama tidak buruk juga. Sudah berhari-hari dirinya tidak makan sesuatu yang membuat nafsu makannya membaik. Masakan Bu Euis enak. Tahu dan tempe, terkadang ayam, disulap menjadi makanan yang sangat enak. Akan tetapi, dirinya merindukan makanan yang biasa dia makan selama di Jakarta. Kenapa tidak membeli lewat ojek daring? Makanan yang Vanessa suka, rata-rata disajikan di atas hot plate. Rasanya tidak akan sama jika tak makan on spot. Perempuan itu kembali berpikir. Memang ada untungnya. Akan tetapi, penerimaannya ini bisa saja disalahartikan. Dia sungguh tidak mau kembali berhubungan dengan masa lalunya. Apalagi, Dirgantara adalah seseorang yang telah melukainya dengan sangat. Embusan napas berat pun dia lepaskan. Sebaikn