"Sherly, kamu dari mana saja?" Sherly terkejut saat Dimas tiba-tiba muncul begitu dirinya memasuki UGD. "Ada apa? Apa dr Rudin mencariku?" tanyanya, balik. "Tidak. Aku hanya penasaran karena setengah jam lebih kamu tidak terlihat." "Owh! Itu, aku--- ...." Sherly sejenak berpikir, kemudian menunjukkan nampan di tangannya. "Ini! Aku baru mengantar salep dan perban ke ruangan Profesor." "Salep?" Mata Dimas memperhatikan salep yang di bawa Sherly. "Apakah lukanya sangat parah?" Tentu dia ingat dengan kobaran api yang menyambar Seto saat berusaha menyelamatkan Sherly. "Lumayan parah. Tapi aku sudah memberinya salep. Semoga saja cepat kering dan sembuh," harap Sherly sambil menaruh nampan di dekat telepon. Dia bersandar. Wajahnya yang lelah sungguh tidak bisa disembunyikan. Bahkan tamp