PART. 6 SI TUKANG

901 Kata
Terlihat kalau Darma, dan Azwa memborong banyak barang, berdus-dus banyaknya, dan dimasukan ke dalam mobil mereka berdua. Mobil keduanya ke luar beriringan dari parkiran Super market, tanpa sadar Cinta membuntuti mereka dengan mobilnya. Kedua mobil itu berhenti di depan sebuah sekolah. Darma, dan Azwa turun dari mobil mereka, terlihat Angga, dan Anggi yang baru ke luar dari kelasnya, berlari menyongsong keduanya, dengan tawa ceria ke luar dari mulut mereka. 'Sungguh gambaran keluarga idaman,' batin Cinta. Angga, dan Anggi masuk ke dalam mobil Azwa, karena mobil Darma dipenuhi beberapa dus barang. Mobil keduanya meninggalkan sekolah, diikuti oleh mobil Cinta di belakang mereka. 'Mau kemana mereka,' batin Cinta. Kedua mobil di depan akhirnya berhenti disebuah tempat, dengan bangunan besar. Ada plang bertuliskan PANTI ASUHAN SETULUS KASIH IBU di depan bangunan besar itu. Cinta melihat beberapa orang ke luar dari bangunan, mereka membantu Darma, dan Azwa menurunkan dus-dus dari mobil mereka. Cinta menyandarkan punggungnya di sandaran jok mobil. Matanya dipejamkan, ia masih bimbang, antara langsung pergi, atau menunggu Darma ke luar, dan membuntutinya lagi. Cinta terjengkit kaget, saat ada yang mengetuk kaca pintu mobilnya. Diturunkan kaca mobilnya. "Om Darma bilang, lebih baik Tante ikut masuk ke,dalam, dari pada kepanasan di sini. Di dalam sedang merayakan ulang tahun tante Azwa," kata seorang bocah perempuan, yang tadi mengetuk pintu kaca mobilnya. "Eeh ... oh ya, enghh ... tidak, terima kasih, aku mau pulang saja" Cinta memutar kunci kontak mobilnya, ia ingin segera menjauh dari tempat itu. Ia kesal pada Darma, kalau Darma sudah tahu ia di situ, kenapa menyuruh orang lain untuk memintanya masuk. Mobil Cinta bergerak maju, tapi berhenti mendadak, karena Darma berdiri menghalangi mobilnya. "Heeyyy kamu mau mati ya!" Pekiknya marah pada Darma. "Turunlah Cinta, ada apa denganmu? Kenapa menguntitku? Kamu sedang PKL jadi mata-mata?" Cinta menggeram kesal mendengar perkataan Darma. Cinta langsung memundurkan mobilnya dengan cepat, lalu memutar mobilnya, dan segera tancap gas meninggalkan panti asuhan itu. Ia meninggalkan Darma yang tidak mengerti akan sikap Cinta. 'Hhhh ... baru satu hari tinggal serumah, dia sudah membuat hidupku tidak nyaman. Guna cepatlah pulang. Cepat bawa pergi kekasih manjamu itu dari rumahku,' batin Darma. Di dalam mobilnya. Cinta terus menggerutu di dalam hatinya. "Jadi si bidadari itu ulang tahun, pantas saja kelihatan bahagia semua. Hhhh ... buat apa juga aku memikirkan mereka, lebih baik aku jalan-jalan, dan menikmati hidupku,' gumam Cinta, dalam hatinya yang masih diliputi kekesalan pada Darma. Cinta memacu mobilnya menuju sebuah mall. Ia ingin makan sepuasnya, ingin nonton sesukanya, ingin mengelilingi mall sampai kakinya lelah. Tidak disangaka ia bertemu dengan teman kuliahnya, Amel yang juga sedang sendirian, di tempat di mana ia tengah menikmati makanannya. "Woy, pengantin baru makan sendirian, mana suami Lo, Ciiinnn?" goda Amel, begitu melihat Cinta. "Suami gue cari duit Buuuu!" jawab Cinta sembari terkekeh. "Cari duit? Bau bunga pengantin saja masih tercium, masa sudah kerja sih, lo nggak bulan madu Cin?" "Hhhh ... maklum suami gue tahu sendiri dari keluarga macam apa? Workaholic semua, sama saja dengan keluarga gue. Jadi mau bulan madu harus nunggu enam bulan lagi." Cinta tiba-tiba teringat Radyt. 'Hmmm ... bulan madunya menunggu Radyt pulang, cuma Radyt yang berhak membawaku bulan madu bukan Si Tukang itu!' "Heyyy lo ngelamun Cin?" "Heemm ...." "Jangan-jangan teringat malam pertama ya hihihi ... tapi kok tidak ada bekasnya ya?" Mata Amell nakal menyelidik, ke arah leher, dan bahu Cinta yang putih mulus tanpa noda. "Bekas apa?" "Kiss mark lah apa lagi?" "Iishhh otak m***m, lo pelihara!" "Eeh orang kalau malam pertama, lumrahlah kalau kiss marknya menyebar di mana-mana, lagi pula aku sempat bertemu beberapa kali sama Radyt, jelas sekali kalau tatapannya siap menerkam lo." "Sayangnya suamiku bukan Radyt sekarang, tapi Si Tukang perintah, tukang gali kubur, tukang menyebalkan!' Kekesalan Cinta yang mulai reda, jadi bangkit lagi karena teringat Darma. Tanpa sadar, Cinta sudah menghabiskan satu piring nasi goreng, satu piring mie goreng, dan satu porsi capcay. Amel sampai panik, melihat Cinta makan sebanyak itu. "Lo lapar atau kerasukan jin sih?" "Lapar!" "Memangnya lo nggak dikasih makan ya sama Radyt?" "Enggak!" "Haahhh!" "Aku bercanda Amel, jangan melotot begitu, jelek tahu!" Cinta mencubit gemas pipi Amel yang chubby. Membuat wajah Amel jadi memberengut, tapi kemudian mereka tertawa bersama. *** Darma mondar mandir di dalam kamar tidurnya. Waktu Isya sudah lama habis, tapi Cinta belum pulang juga. Suara mobil terdengar memasuki halaman rumah mereka. Darma menengok dari jendela kamarnya. Cinta turun dari dalam mobil. Begitu Cinta masuk ke dalam kamar, Darma dilihatnya tengah duduk di balik meja kerjanya. Ada laptop terbuka di hadapannya. "Dari mana?" "Jalan-jalan." "Kenapa tidak ijin dulu?" "Apa harus?" "Tentu saja! Seorang Istri harus seijin suaminya, saat melangkahkan kaki ke luar dari rumahnya." "Bagaimana dengan suami yang pergi dengan perempuan lain, tanpa sepengetahuan istrinya?" "Jangan mengalihkan topik pembicaraan Cinta." "Kalau kamu tidak mau membicarakan hal itu, akupun tidak ingin membicarakannya. Kamu sendiri yang mengatakan, tidak ada hubungan pribadi di antara kita. Jadi jangan mencampuri urusanku, dan akupun tidak akan mencampuri urusanmu!" teriak Cinta dengan suara berapi-api. "Kecilkan suaramu Cinta, anak-anak bisa takut mendengar suaramu," kata Darma lembut tapi tegas. "Harusnya bukan aku yang mereka panggil Umi, harusnya ...." Cinta menggantung kalimatnya. Kalau ia meneruskan kalimatnya, ia takut Darma akan mengira ia cemburu pada Azwa. 'Bisa besar kepala Si Tukang ini nanti,' pikirnya. "Harusnya?" Darma mengernyitkan keningnya. "Lupakankah, aku ingin mandi." Cinta menjauh dari Darma, dan langsung masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkan Darma yang tidak memahami akan sikap Cinta. "Ada apa denganmu Cinta?" gumam Darma pelan. BERSAMBUNG
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN