Usai makan malam bersama Faiz, Evi langsung masuk kamar karena Faiz yang memintanya. Pemuda itu katanya ingin tidur lebih awal. Evi bersyukur karena ia bisa santai sejenak. Pertemuan dengan Sulis tadi siang sangat menyenangkan walau tak lama karena Sulis tak bisa lama-lama keluar dari pelatnas, meski hanya dua jam namun itu sudah cukup untuk pengobat rindu di antara mereka berdua. Kini Evi menarik selimutnya. Seperti biasa, sebelum tidur ia selalu mengecek ponselnya, membaca dan membalas pesan-pesan yang masuk. Tak lupa ia pun berkirim kabar kepada orang tuanya. Tiba-tiba saja ponsel Evi berdering, menampilkan nomor tak dikenal. Evi selalu takut jika ada nomor asing menelpon, khawatir jika itu dari orang jahat semacam penipu atau penghionotis yang sedang mencari mangsa. Evi malas meng