“Mbak Citra.” Ahmad tersentak melihat Citra duduk sendirian di dalam mobil. Wajahnya cemberut dan sorotan mata masih mengawasi gerak-gerik Zayn yang tak kunjung mendekat ke parkiran. Ahmad tersenyum miring. Momen ini bisa dijadikan baginya untuk memercikkan api. Sekaligus untuk menguji adakah Zayn di hari Citra? “Pak Sebastian pasti sengaja menahan ustadz agar bisa mempertimbangkan kembali perjodohan dengan anaknya.” Melirik Citra sekilas dan dia tersenyum ketika aura kemarahan mulai dapat dirasakan. “Siapa sih yang tak senang punya mantu seperti ustadz? Sudah tampan, berilmu, akhlak baik, romantis, perhatian—” “Lo bisa diam gak? Apa perlu mulut gue jahit?” Sukses. Citra meluapkan emosinya pada Ahmad, itu menunjukkan bahwa telinga dan matanya mulai sensitif pada orang-orang yang meng