Kamu Sengaja?

1092 Kata
"Bi, aku tidak mau kamu seperti ini?" "Seperti apa yang kamu maksud, Bella?" "Apa kamu sadar dengan yang kamu katakan? Kamu atasan aku sekarang," "Memangnya kalau aku atasan kamu kenapa?" tanya Bian yang membuat Bella menghela nafas panjang, Bella cukup kesulitan menghadapi Bian yang sekarang. Bian sudah berubah, Bian bukan sosok remaja yang mudah terlena dengan emosi. "Bi, aku harus keluar dari ruangan kamu, kamu baru saja menjadi BM di sini, jangan sampai kamu terlibat isu yang membuat citra kamu memburuk di depan karyawan kamu yang lain." jawab Bella yang membuat Bian tersenyum. "Kamu peduli dengan aku, Bell?" tanya Bian yang kini tampak bahagia dengan perhatian kecil Bella, "Astaga! Sepertinya aku salah bicara," ucap Bella yang mulai frustasi dengan Bian, Bella menghela nafas panjang dan menatap Bian kesal, Bella tersenyum dan menatap Bian tajam,"Pak Bian, saya pamit undur diri, saya rasa tidak ada yang perlu Bapak bicarakan dengan saya," kata Bella yang kini mengubah nada bicaranya menjadi lebih formal, "Bell," panggil Bian mengiba, namun Bella mengabaikan panggilan Bian dan segera bergegas keluar dari ruangan Bian. Bella bernafas legah, kali ini Bella dapat melepaskan diri dengan mudah. Jika lain kali mereka bertemu kembali, apa yang akan dilakuakn Bella lakukan selanjutnya. ** Hari ini, Bella mendapatkan panggilan telfon dari Lita, mata Bella masih terasa sepat untuk terbuka. Dengan enggan Bella menginjakkan kakinya di store, "Bella!" "Apa, Lita? Telingaku masih berfungsi dengan baik, kenapa kamu harus berteriak seperti itu?" tanya Bella yang merasa kesal dengan apa yang Lita lakukan, "Hm, maaf," cicit Lita yang merasa bersalah dengan apa yang dia lakukan,"aku panik, barusan Pak Anggun telfon, beliau bilang, BM baru kita mau kunjungan ke store. Panik banget gue! Mana Aban masuk shift malam terus dia bilang belum rapikan gudang, gue harus gimana Bella? Kiriman barang dari DC datang 40 container, kamu bayangin aku yang seperti lidi ini, tidak mampu bekerja dengan cepat," celoteh Lita yang membuat Bella menghembuskan nafas panjang, "Kamu lebay," ungkap Bella yang segera masuk ke area gudang , "Thankyu, Bella... Love you se-kebon!" teriak Lita yang membuat Bella bergidik mendengarkan apa yang Lita katakan, Lita merasa legah mendapatkan atasan sekaligus sahabat sebaik Bella, Bella memiliki jiwa setia kawan dan solidaritas yang tinggi. Bahkan, di saat seperti ini, Bella sangat bisa diandalkan. Pintu area sales terbuka, tampak Pak Anggun dan BM baru mereka datang, Lita menatap dua orang atasannya itu dan segera menghampiri mereka, "Selamat Pagi, Pak," sapa Lita sembari memamerkan rentetan gigi putih Lita, Bian yang memiliki paras tampan cukup menggoda iman Lita yang lemah akan pria tampan. "Pagi," sahut Pak Anggun dan Bian berbarengan, "Kamu nge-shift sama siapa, Lita?" tanya Pak Anggun basa-basi, padahal sebelumnya Pak Anggun sudah menghubungi Lita dan menanyakan kesiapan store untuk dikunjungi oleh BM baru mereka, "Pak Bima, Pak. Pak Bima masih serah terima shift dengan Aban. Tapi, di dalam ada Bu Bella, karena hari ini kiriman datang subuh, Bu Bella bantu memperbaiki tata gudang," jelas Lita, "Bella masuk shift apa?" tanya Bian yang tidak suka Bella melakukan pekerjaan di luar jam kerja, "Libur, Pak" jawab Lita polos, "Libur tapi masih di store?" tanya Bian lagi, Lita dan Pak Anggun menelan ludah bersamaan, Lita merasa serba salah, karena saat ini BM baru mereka menyatakan ketidaksukaannya. "Em, begini Pak, di store kami, loyalitas team nomer 1, jadi Bu Bella tidak ingin Aban dan Samsul pulang lebih dari jam kerja, karena mereka berdua nanti masuk shift siang, jadi-" "Pak Anggun, tolong panggil Bu Bella, saya tunggu di sini," pinta Bian yang membuat Pak Anggun menganggukkan kepala dan masuk ke area gudang. Sementara Bella tampak sedang melakukan grouping barang-barang yang baru datang, melabeli kartonan dengan label expaired di bagian ujung kardus. "Bell," "Eh, Pak Anggun. Ada apa, Pak?" tanya Bella yang menatap atasannya, "Kamu kan, libur. Kenapa kamu ke toko, Bell?" "Bukannya Bapak mau kunjungan sama Pak Bian, kok sudah datang?" tanya Bella yang merasa Pak Anggun datang terlalu awal, "Pak Bian ada di mess, beliau ingin bertemu kamu, Bell. Kalau kamu ditegur karena libur ke store, kamu jelaskan baik-baik, Bell. Jangan sampai image kamu terlihat buruk di depan beliau. Saya tau, kamu memilih ke store untuk membantu teman-teman kamu," "Ini hanya akal-akalan beliau saja, Pak," kata Bella yang membuat Pak Anggun mengernyitkan kedua dahinya, "Maksud kamu, Bell?" Bella yang menyadari kebodohannya, segera meralat ucapannya," menurut saya, beliau tidak ingin membayar upah tambahan karena saya libur tapi tetap bekerja," "Oh," sahut Pak Anggun yang me-iyakan ucapan Bella,"kamu segera ke mess, jangan buat beliau menunggu lebih lama," kata Pak Anggun yang membuat Bella berpamitan dan menuju mess karyawan, "Bu Bella mau di apa-in, Pak?" tanya Aban kepo, "Mana saya tahu, Aban," "Kok bukan tempe aja, Pak? Biar COS kami aman?" tanya Bima yang ikut mengkhawatirkan Bella, "Ckckck, kalian berdua mau saya beri surat cinta?" ancam Pak Anggun, "Lah, saya sudah ada pacar Pak," jawab Aban yang membuat Pak Anggun menghela nafas panjang, menahan kekesalan di dalam hatinya, "Kamu selesaikan tata gudang ini, jangan pulang kalau belum selesai. Container yang belum terdisplay kalian rapikan saja dulu, shift 3 pastikan pulang 30 menit lagi. Jangan menambah jam kerja, Pak Bian tidak suka karyawan loyalitas tak berbayar," jelas Pak Anggun yang membuat Aban dan Satrio segera melakukan instruksi Pak Anggun, mereka tidak ingin Pak Anggun menelan mereka berdua dalam keadaan hidup-hidup. "Siap, 86 Pak!" kata Aban sembari memberikan penghormatan kepada Pak Anggun, Pak Anggun hanya bisa pasrag menghadapi tingkah absurd Aban. Sementara itu Bella menghampiri Bian yang tampak melihat keadaan mess karyawan yang terlihat bersih dan rapi, meskipun tidak ada karyawan yang tidur di sana, mess di store Bella terlihat terawat dan bersih. "Ada apa, Pak? Ada yang bisa saya bantu?" "Kita hanya berdua saja, Bella. Jangan terlalu formal," tegur Bian yang membuat Bella memutar bola matanya, "Kamu sengaja?" "Hm, aku kangen sama kamu," jawab Bian jujur, Bella melangkah maju dan membungkam mulut Bian dengan kedua tangannya, "Kamu mau semua dengar?" tanya Bella panik. "Hmmfh-," Bian tidak bisa menjawab pertanyaan Bella karena tangan Bella membungkam mulut Bian, menyadari kebodohannya, Bella segera melepas kedua tangan yang membuat Bian kesulitan menjawab pertanyaan Bella. "Bian, jangan membuat aku kesulitan," bisik Bella, "Kamu libur hari ini?" tanya Bian, "Hm," "Temani aku jalan-jalan, Bell." "Kamu sedang bekerja," "Oh, jam makan siang aku 2 jam lagi, kamu bisa menunggu aku bekerja, benar kan, Bell?" tanya Bian yang membuat Bella kehabisan akal menolak keinginan Bian, "Bi, apa kamu tidak keberatan jika karyawan kamu tahu hubungan kita?" "Aku tidak peduli, Bell. Aku dan mereka sama," "Maksud kamu?" "Sama-sama manusia, Bella," jawab Bian yang membuat Bella geram dan mengigit bibir bagian bawahnya, Bian lawan yang tangguh, Bella harus memutar otaknya untuk menghadapi Bian.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN