Kini sepulang sekolah aku mulai rajin nongkrong di terminal atau di rumah temanku yang lain. Bergaul dengan anak-anak brandalan. Ikut ngamen, jadi badut atau apa saja tapi bukan untuk mencari uang. Selama menjadi brandaalan aku tidak pernah terlibat dalam kegiatan kriminal atau seks bebas. Hanya saja sekolahku mulai acak-acakan. Beberapa kali aku harus bertemu dengan guru BP dan Kepala Sekolah. Semua menanyakan tentang keadaanku dan menyayangkan sikapku yang memusuhi ibu tiriku. Hanya Reza dan Teh Ulfa yang tidak pernah menyalahkanku atau mungkin sedikit mengerti tentang diriku, karena mereka sering mendengar curhatanku. Keadaanku yang semakin kacau dan mulai di luar konterol, mau tidak mau mengusik ketenangan kedua kakaku. Mereka pun segera bertindak. Teh Supiah rela datang dari Medan