"Hahaha.., terus kenapa lo masih betah disini?!" Manda berdiri tegap. "Gue gak ada pilihan lain," cicitnya lemas, letih, lesu. "Tinggal aja di rumah gue." Ide Rian memang enak banget didengernya. Seandainya semudah itu meng-iya-kan tawaran Rian. Sayang, Manda masih banyak pertimbangan. Salah satunya, pamali cewek tinggal di rumah bujang. "Setiap pagi lo jadi bisa bareng gue." Duh. Tambah lagi tawarannya. Untuk Manda yang hobby-nya irit. Ini seperti lagi dibuka,'kan pintu surga gak, sih. Ia menelan ludahnya, sedang hitung cepat bahkan quick count pemilihan presiden kalah cepat sama otak iritnya. Kira-kira berapa rupiah yang bisa ia simpan kalau gak mesti sewa kost dan beli bensin setiap hari. "Eem.., di rumah gue gak ada siapa-siapa kok!" Eeh, Jiwa Manda kembali ke dasar. Sadar, heh! O