Jarum jam berdetak begitu kencang. Mungkin karena ketiga orang yang ada di meja makan tak juga berbicara satu sama lainnya. Rian bahkan merasa nasi yang di piringnya tidak kunjung habis walau sudah ia makan dari setengah jam yang lalu. Tenggorokkannya juga terasa begitu keluh untuk menelan. Sesekali matanya melirik ke Manda. 'Dia mau anterin aku gak,ya?' 'Rian kenapa sih liatin aku gitu. Apa karena aku ambil ayam bagian dadanya. Hm, dia pasti juga suka bagian ini. Semua cowokkan suka bagian atas.' 'Non Manda sama Den Rian lagi main lirik-lirikkan jadi inget masa muda aku dulu.' Ketiganya sibuk dengan fikiran masing-masing sampai mereka sendiri tidak tahan berlama-lama perang batin seperti ini. Setidaknya kegiatan makan ini harus di tambah obrolan ringan, Seperti itu fikiran Bi Sumi. S