Pernikahan

1893 Kata

Pagi itu, mungkin adalah pagi terindah matahari bersinar cerah dengan langit biru dengan berhiaskan awan putih bersih bagai lukisan alam yang terpahat sempurna karya Illahi. Ruang tengah rumah mewah keluarga Soebandriyo di selimuti rasa haru dan bahagia yang menyatu di saksikan Ceu Irah, Mbak Yuli, Mbak Nur dan Mang Ikin, ke empat anggota keluarga Soebandriyo berkumpul dengan Priyo, Dimas dan Daniel duduk di sebuah sofa panjang sedangkan Laura berlutut di hadapan mereka dengan menggenggam tangan Papinya yang duduk diantara kedua anak lelakinya. Laura tampak sangat cantik, mengenakan kebaya pilihan sang calon mertua bermake up natural dengan rambut di tata apik di samping lehernya dengan hiasan bunga-bunga senada dengan kebayanya. Dengan khidmat gadis itu berucap. "Papi, sejak keper

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN