Pesta pernikahan Ratu dan Eriko sudah siapkan Alea dengan baik, pengecekan terakhir yang ia lakukan dengan Wedding Organizer untuk memastikan semua berjalan lancar. Selain klien, Ratu adalah sahabat Alea semasa di Paris.
Alea menghampiri Ratu di ruang make up, “Ratuku akan jadi ratu yang sebenarnya malam ini”
“Alea, terima kasih sudah mempersiapkan semuanya dengan baik. Kamu memang yang terbaik, aku benar-benar beruntung” ucap Ratu.
“Untuk sahabatku pasti akan aku lakukan yang terbaik” Alea memeluk sahabatnya dari belakang.
“Tapi kamu kok belum pakai gaun?” Ratu menatap Alea lewat cermin yang masih mengenalkan pakaian kerja.
Alea mengurai pelukkannya “Aku tidak bisa menggunakan gaun. Aku di sini untuk bekerja bukan untuk berpesta”
Ratu berdecak mendengar ucapan Alea “Ayolah, apa perlu aku minta izin sama pemilik hotel ini biar aku bisa ikut acara pernikahanku? Pokoknya aku tidak mau tahu, kamu harus ganti baju”
Alea hanya tersenyum mendengar protes dari Ratu. Sebenarnya ia sudah mempersiapkan gaun untuk pesta, tapi ragu untuk mengenakannya karena ia masih dalam keadaan bekerja, “Baiklah Nyonya Eriko, saya akan pamit untuk mengganti pakaian”
Tok tok tok
Alea dan Ratu kompak menoleh ke arah pintu, penasaran dengan siapa yang datang. Ternyata yang mengtuk pintu adalah Irisha sahabat Alea dan Ratu.
“Hai sayang-sayangku, maaf aku terlambat” Irisha masuk dan memeluk Alea dan Ratu secara bergantian.
“Aku kira kamu tidak datang, secara pentas Baletmu super padat” sindiri Ratu.
Irisha yang mengenakan gaun merah dengan belahan d**a sedikit turun, seakan siap untuk berpesta sepanjang malam, “Mana mungkin aku melewatkan pesta pernikahan penyanyi terkenal Ratu Zevanya, iya kan Lea?” Irisha mengedip nakal.
Alea tersenyum geli melihat tingka Irisha, “Kamu temani Ratu dulu ya, aku mau ganti baju dulu”
“Iya tenang saja, biar aku yang jaga si Ratu semalam ini” ucap Irisha dengan santai.
Alea keluar dari kamar Ratu lalu pergi untuk mengganti pakaian dan mengenakan sedikit riasan agar wajahnya terlihat lebih segar.
Pesta pernikahan Ratu dan Eriko berjalan begitu meriah. Banyak tamu dari kalangan artis yang datang, secara Ratu adalah penyanyi terkenal dan Eriko adalah pengusaha sukses. Pestanya di isi oleh artis ibu kota untuk memeriahkan acara malam ini.
Malam ini Alea mengenakan gaun hitam panjang yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah. Riasan wajah yang soft membuat kecantikannya tidak kalah dengan tamu undangan yang lain. Alea mencari-cari keberadaan Irisha yang sedari tadi tak terlihat. Setelah beberapa saat akhirnya Alea menemukan Irisha yang tengah mengobrol bersama seorang pria. Namun Alea tidak bisa melihat wajah pria iti karena posisinya memunggungi Alea.
“Ternyata kamu di sini” sapa Alea yang membuat pria itu menoleh.
Alea terkejut melihat siapa pria itu, “Raka, kamu juga di sini?” yang Alea tahu tunangannya sedang di luar kota sehingga tidak bisa hadir menemani Alea.
“Tunangan kamu ini ternyata rekan bisnis Eriko, Alea” ucap Irisha.
“Oh, iya. Kenapa kamu tidak pernah cerita”
“Kamu baru-baru ini melakukan kerja sama dan aku lupa menceritakannya sama kamu“
“Terus kamu bilang lagi di luar kota. Kenapa tidak hubungi aku?”
“Maaf sayang, tadi aku hubungi kamu tapi tidak ada jawaban. Aku pikir kamu sibuk dan aku langsung ke sini. Tadi Irisha yang memanggilku dan mengajakku ngobrol" Raka mencium kening Alea dan melingkarkan tangnnya di pinggang Alea.
“Maaf Raka, ponselku ada di meja kerja dan aku lupa membawanya. Tapi syukur Irisha menemani kamu jadi kamu tidak merasa kesepian” ucap Alea sambil melempar senyum pada sahabatnya.
“Tenang saja, tunangan kamu aman denganku” jawabnya dengan nada menggoda.
“Ngomong-ngomong, malam ini kamu terlihat semakin cantik” puji Raka.
“Jika di bandingkan dengan Irisha, aku kalah jauh” mata Alea dan Raka tertuju pada Irisha yang tersenyum mendengar pujian Alea.
“Aku cantik tapi tidak seberuntung kamu dan Ratu memiliki pasangan sempurna. Malam ini saja aku sendirian di pesta ini karena tidak ada pasangan” wajah Irisha mendadak sedih.
“Aku yakin, wanita secantik kamu pasti akan mendapat pasangan yang sempurna Sha” ucap Raka, Alea mengangguk tanda setuju.
Mereka bertiga menikmati pesta bersama dan acara terakhir di tutup dengan foto bersama. Tentu saja mereka sebagai sahabat tdiak melewatkan kesempatan itu sebagai kenang-kenangan. Apalagi Ratu adalah orang pertama yang melepas masa lajang di antara ketiganya.
***
“Alea, kamu pulang sama aku kan?” tanya Raka yang kini sedang berada di lobi hotel bersama Alea.
“Kamu pulang duluan ya Raka, aku juga bawa mobil dan ada beberapa hal yang mesti aku selesaikan sebelum pulang”
“Tapi ini sudah jam 11 malam, aku khawatir kamu pulang sendiri. Ini Jakarta Alea bukan Paris” terlihat gurat ke khawatiran pada wajah Raka.
Alea menggenggam tangan Raka untuk menenangkan tunangannya itu “Aku pasti jaga diri” kemudian mencium pipi Raka.
Raka cukup terkejut Alea mencium pipinya. Selama ini gadis itu lebih menonjolkan gadis yang pendiam dan malu. Awal-awal perkenalan bahkan Raka merasa Alea adalah wanita yang dingin.
“Baiklah, aku percaya. Kalau begitu aku pulang duluan ya. Nanti kabari aku kalau kamu sudah sampai di apartemen ”Raka mengecup kening Alea.
Alea tersenyum lalu membiarkan Raka pulang lebih dulu, “Hati-hati..”
Alea kembali ke meja kerjanya untuk menyelesaikan berkas yang akan digunakan untuk rapat besok. Ia duduk sembari meregangkan badannya yang dirasa sangat pegal. Alea masih mengenakan gaun karena malas berganti pakaian. Ia tengah fokus untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan sebelum pulang.
“Ibu Alea belum pulang?” tanya Siska anggota tim marketing.
“Saya masih ada pekerjaan Siska, sebentar lagi saya pulang” jawab Alea.
“Jangan terlalu capek bu Alea, jaga kesehatan”
“Terima kasih atas perhatiannya. Kenapa kamu belum pulang?”
“Ada berkas yang perlu saya ambil. Oh iya, hari ini acara berjalan dengan baik berkat kerja keras Bu Alea”
“Bukan hanya saya tapi kerja keras kita semua. Siska”
“Berkat Ibu Alea kami bisa menjadi tim yang solid”
“Kita tidak boleh cepat puas. Kita harus tunjukkan kalau tim kita bisa membuat hotel ini semakin terkenal”
“Setuju. Kalau begitu saya pulang duluan ya, Bu”
Alea mengangguk, “Hati-hati Siska”
“Baik, Bu Alea” Siska pergi meninggalakan Alea yang mash sibuk dengan beberapa berkas.
Tepat jam setengah satu Alea menyelesaikan tugasnya dan ia merasakan kantuk pada kedua matanya. Dengan wajah lelah ia berjalan menuju area parkir hotel dan mencari letak mobilnya. Saat membuka pintu mobil, ia melihat mobil milik Irisha terparkir tepat di depan mobil miliknya. Sejenak ia berpikir apakah Irisha menginap di hotel atau tidak. Jika iya. Alea berencana menyusul karena sudah lama mereka tidak menginap bersama mengingat mereka berdua-sama sibuk. Alea mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya. Ada pesan dari Raka yang memberikan kabar sudah sampai apartemen. Alea tersenyum membacanya, karean senang Raka selalu memberi kabar. Alea mendial nomor milik Irisha dan meneleponnya. Lama menunggu namun tidak ada jawaban dari Irisha.
“Pasti anak ini sudah teler” gumam Alea.
Akhirnya Alea pergi meninggalkan area Hotel Almera. Ia mengemudikan mobilnya dij alanan kota Jakarta. Kota ini seakan tak pernah tidur, sampai malam masih menunjukkan kesibukkannya.
Apartemen Alea tidak jauh dari hotel, sekitar 30 menit. Karena lelah dan rasa kantuk yang menyerang, Alea tidak sengaja menabrak mobil yang ada di depannya. Alea terkejut dan segera turun dari mobil. Ia menghampiri si empunya mobil dan mengetuk kaca jendela mobil tersebut. Dengan perasaan gugup ia ingin meminta maaf. Kaca jendela mobil terbuka dan ia melihat seorang pria bersama dengan wanita yang sepertinya sedang mabuk.
“Saya minta maaf karena menabrak mobilmu. Jika ada yang rusak saya akan ganti ”ucap Alea tulus dan sedikit takut.
Si pria memandang Alea atas bawah dengan dingin “Sebaiknya anda lanjutkan saja perjalanannya”
“Tapi mobil anda mungkin ada yang rusak”
Pria itu tidak memberi jawaban dan kembali menutup kaca mobilnya. Alea yang terkejut dengan reaksi pria itu, hanya bisa diam dengan mulut sedikit terbuka. Tiba-tiba mobil itu pergi meninggalkan Alea.
Alea beranjak dari posisinya dan melihat kondisi bagian depan mobilnya. Ia bersyukur karena tak ada kerusakan, hanya sedikit lecet. Alea kembali melanjutkan perjalananya dengan perasaan masih terkujut akibat peristiwa tadi. Lelah dan kantuknya tiba-tiba menguap berganti dengan rasa waspada. Ia tidak mau melakukan hal konyol yang bisa saja merenggut nyawanya.
Sesampainya di apartemen, Alea menghempaskan tubuhnya yang terbalut gaun di atas sofa. Ia mengabari Raka lewat pesan singkat jika ia sudah sampai dengan selamat. Setelah cukup beristirahat, Alea beranjak untuk mandi agar ia bisa segera tidur. Hari ini lelah luar biasa bahkan lelah dan kantuknya berdampak buruk pada Alea. Beruntung saja kali ini ia selamat dan tidak mendapat amukan dari si pemilik mobil.
~ ~ ~
--to be continue--
*HeyRan*