Bab 3.

1265 Kata
“Excuse me!” Suara bariton yang terdengar seperti sedang menahan kekesalan itu. Kyomi langsung menoleh ke belakang dan betapa terkejutnya dirinya duduk di pangkuan seorang pria. “Excuse me!” Seru pria itu kembali dengan penuh penekanan. “Y-ya!” Kyomi mengerjapkan mata berulang kali. Pria itu mendengus sembari memalingkan wajah dengan gaya yang menurutnya sangat arogan. Tapi harus dia akui sangat cocok di lakukan oleh pria itu. Kembali tatapan pria itu tertuju padanya dan untuk beberapa saat keduanya saling menatap dalam diam. Hingga kemudian pria itu berdeham dan kembali Kyomi mengedipkan mata berulang kali. “Aku tahu duduk di atas pangkuanku sanggatlah nyaman.” Kata pria arogan. Sayangnya itu tidak membuat Kyomi sadar apa arti di balik kalimat itu. “Menyingkirlah, kau mungkin merasa nyaman duduk di atas pangkuanku. Tapi tidak untukku! Kau sangat berat nona penggoda!” Katanya sarkas. Manik mata Kyomi membola sempurna, bahkan Kyomi merasakan bola matanya hampir saja keluar dari matanya. “Apa kau tuli?” Sinis pria arogan itu dengan menurunkan tatapannya ke p****t Kyomi. “Aaakkkhh!” Kyomi menjerit panik begitu tersadar. Kyomi segera berdiri dan mundur beberapa langkah dan kembali bencana itu datang. Pantatnya membuat masalah baru dengan membentur meja yang membuat seluruh isinya jatuh berserakan di lantai. Kekacauan yang di sebabkan olehnya mampu membuat ruangan itu hening. Waktu seakan berhenti berputar, semua mata tertuju pada Kyomi. Tatapan Kyomi tertuju pada pria arogan yang menatapnya datar tanpa ekspresi. “Ma-maaf!” Lirih Kyomi yang terlihat sangat gugup. Dia yakin besok dia akan mendapatkan surat cinta dari Bos yang belum pernah dia lihat secara langsung. Surat cinta yang berupa surat pemecatan karena sudah berani menghancurkan pestanya. Minuman yang berserakan dan gelas kristal yang sudah pecah dan tak berbentuk. Dia yakin gajinya seumur hidup tidak mampu menggantinya. Kyomi hampir menitikkan air matanya saat melihat pria yang sebenarnya turut andil dalam petaka ini melipat tangannya. Dengan gaya songong serta sebelah alis yang di naikkan. Pria itu menatap Kyomi dengan tatapan meremehkan. Sangat jelas tersirat di wajah tampan itu. Ya walaupun tidak suka dengan kearoganan yang di tunjukkan pria itu. Kyomi tidak bisa memungkiri bahwasanya pria itu memang sangat menawan. Seakan tidak peduli dengan tatapan memohon Kyomi yang memang meminta pertolongan bahwa kekacauan itu memang tidak di sengaja. Tidak peduli dengan semua mata yang tertuju pada mereka. “Ada apa?” “Apa yang terjadi?” Mendengar suara kedua sahabat tersayangnya Kyomi mengalihkan tatapannya dari pria arogan yang ada di hadapannya. Dia melihat Ghea dan Pamela sudah berdiri di sampingnya. “Kamu yang menjatuhkannya?” Tanya Ghea yang terdengar seperti tuduhan. Dengan lemas, Kyomi menganggukkan kepalanya. “Aku tidak sengaja, pantatku..” Kyomi menggigit bibirnya untuk menahan tangisnya. “Aku harus bagaimana?” Cicit Kyomi. “Tidak apa-apa, tinggal meminta maaf pada Bos semuanya akan beres. Hal seperti ini bukan masalah besar, Bos tidak akan memecatmu hanya karena kekacauan yang tidak berarti.” Hibur Pamela seraya mengusap bahunya. “Huh!” Terdengar dengusan menyepelekan yang membuat ketiga sahabat itu kompak menoleh. Ya Ghea dan Pamela terpukau dengan sosok yang menatap mereka dengan tatapan penuh ejekan. “Biantara Nevalino?” Gumam Ghea. “Aku rasa juga begitu.” Pamela membenarkan. “Kalian mengenalnya?” Pertanyaan Kyomi membuat Ghea dan Pamela kompak menoleh ke arah Kyomi, begitu juga dengan Bian. “Biantara Nevalino, kau sungguh tidak mengenalnya?” Tanya Ghea antara kagum dan terkejut. Kyomi menatap Bian dengan seksama sembari menggali ingatannya. Mengabsen setiap nama teman lelaki yang mereka kenal. Tidak ada nama Bian dalam memorinya, kenapa dia bisa melupakan dan kenapa Pamela dan Ghea mengenalnya. Jawabannya sebenarnya simpel, pergaulan Ghea dan Pamela sangat luas. Sedangkan dirinya hanya mempunyai Ghea dan Pamela sebagai teman. “Aku ingin tahu siapa yang sudah membuat kekacauan di partyku?” Suara jenaka yang terdengar sangat seksi membuat mereka dari Bian yang duduk dengan gaya acuh tak acuh. Orang yang mengadakan party, akhirnya menunjukkan batang hidungnya. Kanaka Givan Atmaja, berdiri di hadapan mereka yang membuat Ghea dan Pamela kembali terpana. Entah kenapa kedua sahabatnya itu sangat begitu mudahnya terpesona. Kanaka tergelak geli begitu menolehkan kepalanya ke arah Bian yang duduk dengan kaki di silangkan serta bersedekap congak. Mendengar gelak tawa Kanaka dengan gaya malas Bian melirikkan matanya. Dia berdiri dan menghembuskan nafas panjang memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. “Partymu sangat tidak berkelas, Bro. Harusnya kau tidak mengundang pengacau dan penggoda. Jadi tidak menarik.” Bian menyeringai sinis yang di tujukan pada Kyomi. Bian melempar hadiahnya yang di tangkap Kanaka dengan sukses. “Hadiahku?” Kanaka terkikik geli. Bian menganggukkan kepalanya dengan malas. “Katakan terima kasih.” Kanaka tergelak, “Aku harus memeriksa hadiahku sebelum memutuskan apa kau layak mendapatkan ucapan terima kasih dariku.” Dengan tidak sabaran Kanaka menarik simpul pita yang mengikat kotak kado tersebut. “Kondom!” Gelaknya sembari mengangkat hadiahnya memamerkannya di hadapan semua tamu yang membuat mata Kyomi terbelalak tidak percaya. Kanaka yang dapat hadiah aku yang malu. “Menjijikkan, dasar m***m!” Gumamnya. “Kau mengataiku?” Tuding Bian dengan tatapan tajam. “Kau juga turut andil dalam kekacauan ini.” Cicit Kyomi mengalihkan topik. “Turut andil?” Bian menaikkan sebelah alisnya. “K-kau mengagetkanku dan.. dan..” “Jika aku mengagetkanmu, bisa kau jelaskan apa yang kau lakukan padaku? Duduk di atas pangkuanku dengan begitu sangat nyaman?” Ghea dan Pamela terbelalak menganga. “Kau mendaratkan pantatmu di atas pahanya? Sungguh?” Tanya Ghea yang bisa di dengar oleh semua orang. “Itu kecelakaan.” Lirihnya pelan dengan wajah bersemu merah. “Jika itu kecelakaan aku berhak minta ganti rugi atas ke tidak nyamanan yang aku alami.” Bian melayangkan tatapan meremehkan. “Memangnya apa kerugian yang kau alami, kakimu masih baik- baik saja, tidak patah sama sekali?” Kyomi meninggikan suaranya. Dia sudah muak dengan sikap arogan pria itu. Memangnya siapa dia, kenapa gayanya belagu begitu? “Aku tidak mengatakan kakiku patah. Kejadian tidak mengenakkan yang membuatku sangat tidak nyaman. Tapi lupakan itu percuma menuntutmu di saat kau tidak akan mampu mengatasi kerugian yang di akibatkan pantatmu yang pembawa bencana itu.” Bian mencebikkan bibirnya. Tatapannya naik turun menilai penampilan Kyomi yang salah kostum. “Pastikan dia membayar semua kerugian yang ada. Aku tidak ingin uang perusahaan terbuang sia- sia. Dan dari mana kau mengundang si lusuh ini?” Bian menatap Kanaka dengan malas. Mendengar pernyataan Bian yang cukup pedas. Kanaka hanya tertawa dan tidak menanggapi Bian sama sekali. Si lusuh? Astaga Kyomi merasa gula darahnya naik mendengar pernyataan yang sangat jelas merendahkannya. Dia akui dia salah kostum tapi julukan si kumuh. Oh tidak bisa, Kyomi tidak terima itu. “Kyomi kendalikan dirimu!” Nasehat Ghea dan Pamela dengan segera. Sebagai sahabat mereka tidak ingin Kyomi terkena masalah besar. Kyomi tidak mengetahui yang dia hadapi sekarang adalah Bos besar. Mereka yang tidak lain adalah pemilik perusahaan tempat mereka bekerja. Ya, Bian memang bisa di bilang tidak pernah ke perusahaan. Dan dia juga bukan orang yang bisa di liput begitu saja oleh media. Kyomi yang tidak peduli dengan dunia luar tentu saja tidak mengenal siapa dia. BYURR.. Terlambat, minuman berwarna merah menyiram wajah tampan Bian. Semua terperangah tidak terkecuali Bian. Ini kejadian memalukan yang baru pertama dia alami. Dia syok, sialnya tidak hanya sampai di situ. Di saat semuanya terdiam dengan keterkejutan mereka. Kyomi berjalan mendekat lalu menaikkan lututnya dan melayangkannya di antara selakangan pria itu yang membuat Bian seketika menunduk. “Kau tidak kalah lusuh sekarang Tuan arogan!” Kata Kyomi dan langsung berbalik. Langkahnya terhalang oleh tubuh tegap Kanaka yang menatap Bian dengan wajah meringis. “Maaf Bos, aku akan menghadap besok.” Katanya dan segera meninggalkan tempat itu tanpa menunggu respons dari Kanaka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN