AYANA POV Gue memberanikan diri menatap Cantika lebih dalam lagi. Seharusnya gue nggak gini juga, Cantika bukan orang luar. Dia sahabat gue. Berulang kali gue meyakinkan diri agar tetap tenang. "Can, sebenarnya gue ...," Gue memejamkan mata, berhenti sejenak. Kemudian kembali mendongak. Gue harus mewanti-wanti Cantika dulu sebelum membeberkan rahasia gue yang sungguh memuakkan. "Tapi lo janji nggak bakal ngomong sama siapapun, ya? Lo jangan bocor, bibir lo dijaga jangan sampai keceplosan." "Emang apaan sih Na? Lo kok bikin gue tambah kepo gini?" Cantika semakin natap gue ingin tahu. Kalo ada diposisi dia, gue pun pasti akan merasakan hal yang serupa. Gue mendesaah keras, "Janji dulu sama gue, jangan sampai buka mulut. Terus habis deh gue kalo misal satu kampus tahu." "Halah lo ini