18. MEMBEKAS

1388 Kata

AYANA POV Adit tentu saja merasa bahwa gue ini sangat aneh ketika gue ngomong bahwa gue pengin ke supermarket lain padahal posisi kita saat ini sedang berada di supermarket juga. Tapi, untung saja Adit nggak banyak cincong. Dia nurut gitu aja, sampai akhirnya kita duduk lesehan di rumput. Taman kota pada sore hari ini ramai sekali, banyak pasangan muda-mudi kayak gue dan Adit. Nggak cuma itu saja, ada sebuah keluarga kecil di sini juga. Bocah-bocah kecil yang sedang bermain juga turut memperpadat tempat ini. "Na, aku mau nanya deh sama kamu." Gue menoleh ke samping kiri sesaat setelah Adit berucap, dia menatap gue dalam. Sementara gue sendiri mengangkat satu alis ke atas sambil memasukkan keripik kentang ke dalam mulut. "Mau nanya apa Dit?" sahut gue sembari mengecap jari gue yang pen

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN