Dua puluh Dua

1051 Kata

Dua puluh Dua Keesokan harinya Tuan Evander menatap berkas-berkas dan beberapa lembar foto yang ada di atas meja kerjanya. "Ini Mamanya, namanya Sari, gadis itu sudah tidak memiliki Ayah, kabarnya sudah wafat sedari dia kecil. Kalau yang ini Rita dan ini Mumun, Mamanya. Mereka tinggal berdekatan dan juga bersahabat dekat." Doni menjelaskan secara terperinci. Tuan Evander mengangguk puas. "Jadi dia tidak memiliki Ayah?" "Iya, dia hanya tinggal sama Mamanya saja dan juga tetangganya itu,” terang Doni menimpali ucapan bosnya. "Mereka selama ini membuka usaha di pasar, jualan sembako." "Jual sembako?" "Iya Tuan." "Baiklah, kau boleh keluar." Doni membungkuk lalu meninggalkan Tuan Evander. Setelah kepergian Doni, Tuan Evander meraih gagang telepon. "Jang, suruh beberapa orang pegawai

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN