Sementara itu beberapa jam yang lalu. Neville yang sudah memberikan mantranya kepada Gavin, dia menyuruh pak kusir untuk bergegas pergi ke hutan Izia dengan cepat. Neville tahu apa yang dia lakukan. Semua rencananya akan berjalan dengan mulus
Neville meraba-raba kantung yang ada di dalam jasnya. Ia menemukan sebuah bulu angsa, dia bingung bagaimana benda itu bisa ada di tubuhnya. “Ini saja mungkin pasti bisa” fumam Neville kepada dirinya sendiri. Dia kembali mencari-cari sesuatu, kali ini adalah ransel milik Gavin. Bukannya tak sopan, namun tidak ada pilihan lain
Gavin berencana untuk menyamarkan dirinya sendiri, dengan berusaha membuat penampilannya menjadi rusuh. Awalnya dia berencana untuk menggulingkan badannya sendiri ke atas lumpur, agar tampak lebih natural. Namun sepanjang perjalanan, hanya dataran hijau yang luas yang ada di dekat mata. Kalaupun ada genangan lumpur bersarang, jaraknya cukup jauh bagi kereta kuda miliknya untuk bisa menjangkaunya. Akan sangat memakan waktu lama baginya untuk melakukan hal itu, dan sia tidak boleh membuat pak kusir curiga dengan apa yang terjadi di dalam kereta. Dia masih tidak tahu apa yang terjadi
Neville membuka ransel Gavin berharap menemukan sesuatu yang membuat bajunya menjadi kotor. Tampilannya sangat rapi saat ini. Memakai jas hitam berlengan panjang dan celana hitam rapi. Dia memang sengaja tidak menyiapkan apa-apa agar rencana lebih mulus, mungkin aneh karena bagaimana bisa rencana berjalan mulus bila tidak dipersiapkan sebelumnya?. Neville memiliki kepercayaan bahwa segala sesuatu yang dipersiapkan sebelumnya akan tidak berjalan semestinya. Apabila dia menjalankan segala sesuatu dengan natural, pasti akan berjalan dengan baik
Gavin tak ingin membuka ransel anak laki-laki terlalu lama. Akan terlihat aneh baginya bila ketahuan seseorang merogoh-rogoh ransel diam-diam. Saat Neville mencoba mencari-cari, ada satu barang yang menarik perhatiannya. Batu energi berwarna zamrud yang sangat terang benderang ketika disentuh energi sihir. Cahayanya sangat terang hingga keluar dari jendela kereta. Neville tidak pernah melihat energi itu sebelumnya, dia heran bagaimana Gavin bisa mendapatkan barang itu.
Namun Neville tidak berhak mengambil barang itu, meskipun dia adalah penasihat sekaligus walinya, dia tidak ingin ikut campur dengan urusan Rajanya. Dia tahu batasan yang harus dia patuhi, meskipun itu bisa membahayakan Rajanya sendiri. Neville kembali meletakkan batu sihir itu kembali ke dalam Ransel
Neville merogoh-rogoh ransel itu kembali. Dia tidak tahu apa yang dia harapkan atau inginkan. Mungkin sebongkah lumpur hasil praktikum belajar saat berada di Bobshaw bisa membantunya. Namun Neville menemukan hal yang lebih baik. Sebuah wadah kantong penuh dengan tinta berwarna coklat. Neville beranggapan mungkin ini adalah sisa-sisa saat ia masih bersekolah di Bobshaw, entah pada sebuah acara prakarya atau semacamnya. Tinta ini bisa sangat berguna.
Dengan menggunakan sihir Expand, Neville bisa menambahkan volume,ukuran,atau jumlah benda yang dia inginkan dengan benda yang setara. Dalam hal ini karena tinta yang dimiliki Gavin sangatlah sedikit hanya segenggaman tas kulit, Neville ingin mencampurkannya dengan darah yang ada pada sarung pedang Baroth. Dua materi ini sangatlah mirip sehingga tingkat keberhasilannya menjadi tinggi. Meskipun sebenarnya bisa melakukan hal tersebut dengan benda yang memiliki tingkat familiaritas yang kecil, namun kemungkinannya untuk berhasil juga sangatlah kecil meskipun dia adalah penyihir yang hebat.
Neville melancarkan guna-gunanya, dia menarik kembali sarung pedang Baroth yang ia bawa tadi. Neville memasukkan tinta milik Gavin ke dalamnya, mengaduk-ngaduknya perlahan. Hingga akhirnya dengan sedikit air ludah yang Neville keluarkan dalam sarung pedang itu, gumpalan darah menjadi Hitam lekat, baunya yang anyir dan menjijikkan menghilang. Hilang begitu saja, seperti kentut yang menerpa seseorang saat berkuda.
Selesai melakukan itu, Neville langsung saja menumpahkan seluruh tinta ke dalam tubuhnya. Mengusapnya dengan hati-hati membuatnya terlihat semakin Natural. Namun ia mengusapnya fi daerah daerah tubuhnya secara acak, karena semakin acak akan semakin bagus. Orang-orang akan semakin mempercayainya
Sempurna, tubuh Neville benar-benar terlihat seperti korban kecelakaan. Ia melihat-lihat sekitar nya, Baroth tertidur sempurna menjalankan perannya sebagai penjaga yang sekarat, sedangkan disampingnya, Neville memegang dahi Gavin, itu terlihat sangat nyata
Sihir yang ia keluarkan hanyalah sihir tipuan, walaupun terasa panas saat disentuh, namun di dalam orang itu tidak merasakan apa-apa. Sebenarnya sihir itu digunakan saat berada di gunung atau daerah yang memiliki suhu rendah. Memanipulasinya sedikit saja tak masalah, asalkan tidak ada pihak yang benar-benar terluka
Neville menengok ke jendela di sebelah kirinya. Dia melihat menara penjaga Yagonia semakin dekat. Entah apa yang di pikirannya kali ini namun laki-laki berbadan kurus itu mengambil semua barang bawaan yang dibungkus dengan karung ke dalam tempat duduk kereta. Karung itu sangatlah besar setinggi dan sebesar manusia dewasa. Sekarang kondisi di dalam kereta ssngatlah sesak. Badan Baroth yang tersungkur di tempat kursinya sendirian menjadi terangkat sebagai wadah untuk menaruh karung itu.
Neville kemudian menjentikkan jarinya, karena ia tahu menara semakin dekat, ia membakar semua karung itu dengan sihir mataharinya. Benar-benar gila, kondisi kereta saat ini penuh dengan kobaran api menyesakkan siapapun yang mencoba menghirup bau di dalamnya
“Penjaga cepat tolong kami!” Neville berteriak kepada penjaga di atas menara itu, sedangkan pak kusir yang kaget mendengar seruan Neville menoleh kebelakang mencari tahu yang sedang terjadi. Kaget bukan kepalang, keretanya tersundut dimakan oleh api.
“Apa yang sedang terjadi Tuan?” tanya pak kusir itu kebingungan. Ini adalah kereta kesayangannya. Saat baru pertama kali memulai bekerja kepada kerajaan, dia menggunakan kereta ini sebagai kendaraan pertamanya. Ingin bermaksud menggunakan kereta ini lagi karena ia merasa pekerjaannya kali ini sangat berkesan mengantar orang-orang penting, malahan, kereta yang tiap hari dia rawat dan jaga terbakar
“Entahlah, aku merasa bandit tadi menyimpan sesuatu yang membahayakan kita semua. Aku tidak bisa berbuat apa-apa” Sahut Neville memberikan alasan. Sementara penjaga yang Neville sebut tadi juga kaget. Entah darimana asalnya, tiba-tiba kereta itu muncul di hadapannya dengan kobaran api mengikuti jalur kereta itu berjalan. Kobaran api menjalar di sekitar rumput mengeringkannya hingga sampai gosong tak tersisa
Penjaga itu pun turun, dia segera menarik kudanya mengejar kereta yang masih berlari dengan kencang. Kuda yang berada tepat di samping kaki menara itu tentu saja berderik dengan kencang. Kuda itu kaget karena tiba-tiba lehernya ditarik saat masih dengan santainya tertidur dan memakan rumput di dalam kandang kuda. Kuda itu pun berdiri sambil menggoyangkan pinggulnya berusaha memberontak. Prajurit itu menarik talinya dengan kencang memaksa kuda itu berjalan dengan cepat. Tak ingin merasa kesakitan lebih jauh, kuda itu berlari mengikuti arah Sang penjaga
Kereta itu bergerak dengan sangat cepat dan tidak bisa diprediksi, membuat Sang penjaga kesulitan untuk mengikutinya dari belakang. Karena kondisi kereta yang mungkin sudah mulai rusak dan sedikit lagi tak bisa dipakai, Sang penjaga berhasil mendekati kereta itu. Tangan kirinya memegang tali sedangkan tangan kanan memegang kereta berusaha mengimbangi posisinya agar tak rusak lebih parah. Prajurit itu melihat kereta bagian kiri juga mulai rusak, ruasnya oglak-aglik ke kanan dan ke kiri seperti hendak mencuat keluar. Penjaga itu pun langsung bereaksi dengan memasangkan kaki kanannya berusaha membantu posisi kereta itu agar tetap imbang. Namun sepertinya perbuatannnya sia-sia. Tubuhnya tak mampu lagi menahan kereta yang sangat besar dan berat itu. Dan pada akhirnya, roda kereta bagian sebelah kiri itu lepas dari tempatnya
“Tuan, kumohon pelan-plan saja. Kau dan seluruh kawananmu akan mati jika kau bergerak seperti ini” seperti tak menghiraukan api yang terus berkobar. Neville tetap berada di kereta dengan kobaran api yang besar. Namun anehnya, Gavin dan Baroth yang berada di dalam tak merasa kepanasan ataupun terbangun karena seluruh kegaduhan yang terjadi. Dan rupanya benar daja, Neville sudah memasang mantra bagi mereka agar kebal terkena libasan api sihit ya sendiri. Baik Gavin, Baroth, ataupun Neville, semuanya aman selama penyihir kerajaan itu ada bersama mereka
“Tidak bisa, cepat kau antarkan aku ke Kaum Izia. Aku membawa kawanan” Gavin memalingkan badannya menunjukkan Gavin dan Baroth yang sedang berbaring. “Aku butuh merawat mereka dengan segera” teriak Neville kepada penjaga itu. Penjaga itu pun kaget, bagaimana bisa mereka bertahan di dalam kondisi yang kacau seperti itu
Pak kusir kereta sudah tidak mampu mengendalikan kudanya dengan normal lagi. Kuda itu selalu berdiri dan memberontak karena mulai merasa berat membawa kereta tanpa adanya roda kiri. Dia berlari berlenggak-lenggok ke kiri dan kanan berusaha lepas dari tali Pak kusir itu. Neville yang mengetahui situasi itu langsung meloncat ke arah kuda yang dibawa penjaga, menyelamatkan dirinya sendiri, meninggalkan Gavin dan Baroth yang masih berada di dalam kereta.
Neville melihat kobaran itu sendiri, walaupun terlihat kacau dan berbahaya, tapi dia merasa bangga akan ini semua. Rencananya mulai berhasil, Sang penjaga tak menanyakan siapa identitasnya, dan dia mau sukarela mengantar mereka ke Hutan Izia. Namun dia tidak boleh menunjukkan ekspresi bangganya itu, dia memasang muka murung dan panik.
Suara kereta kuda yang bergesekan dengan tanah dan kobaran api yang membara mengusir semua fauna yang ada di Hutan, barang-barang yang jatuh berceceran berasal dari karung goni terbakar membuat bising area tersebut. Sebenarnya jarung yang dikemas Neville semenjak berada di kastil hanyalah sampah dan barang-barang tidak berguna, ia sengaja menyuruh para pelayan kastil untuk membungkusnya dan menaruhnya ke dalam kereta. Para pelayan tentu saja bingung untuk apa sampah-sampah itu dikumpulkan, namun meskipun begitu Gavin tidak bertanya apa-apa soal barang bawaan Neville. Ia menganggap bahwa itu memang bahan-bahan yang diperlukan selama perjalanan. Gavin menyerahkan semua persiapan kepada Neville.
Sampah-sampah itu berceceran sepanjang jalan dengan bentuk hitam legam gosong. Semua sampah itu adalah benda padat yang mudah terbakar. Sejak awal Neville memang berencana membakarnya di dalam kereta. Tinggalan sampah itu membentuk sebuah jejak yang sulit untuk ditebak. Mungkin Neville bermaksud agar para penjaga hutan Izia tidak tahu kalau mereka berasal dari Yagonia dengan melacak motif dari Roda kereta kuda dan menimpanya dengan sampah yang terbakar.
Di ujung mata, Penjaga melihat sebuah pohon yang sepertinya mirip penanda kaum Izia, pohon mapel dengan lingkaran hijau di tengahnya. Penjaga itu berhasil menemukan penanda yang hilang. Dan benar saja, dari atas, seorang laki-laki dengan cat putih di wajahnya dana rambut cepak berwarna abu-abu turun menodongkan tombak ke arah mereka. Karena tiba-tiba, baik penjaga maupun pak kusir tidak bisa berhenti mendadak, mereka terus saja berjalan melewati laki-laki itu.
Laki-laki itu tampak tercengang, dia mengetahui situasinya. Langsung saja, dia mengeluarkan benda seperti peluit dalam kantong bajunya, dia meniup benda itu dengan keras sampai suara yang sangat nyaring terdengar ke seluruh hutan. “Keadaan Bahaya, Cepat kemari” teriak pria itu entah pada siapa.
Berjalan cukup jauh, pak kusir dan penjaga itu akhirnya berhasil menghentikan kuda mereka. Neville yang mengamati semua itu juga ikut turun. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba puluhan orang dengan baju serba hijau yang menyatu dengan pepohonan mendatangi mereka menodongkan tombak ke arah Neville. “Maafkan kami, kami tidak bermaksud, kami mengalami musibah, tolong kami” Neville menunduk sambil mengangkat tangannya ke atas merintih meminta pertolongan.