BAB 1 AWAL MULA KEPAHITAN

680 Kata
Bulan sini kau ambil itu cucian, kau itu mau bekerja atau mau leha-leha aku bayar kau pakai duit bukan pakai daun jadi sini kau cepat jangan kau kerja malas-malasan, kalau kau bekerja terus selambat ini pergi saja sana saya akan cari pekerja yang lain, kau bisa becus tidak jangan cuma diam saja jika saya bicara kau dengar tidak? apa kau tuli hah? lama-lama bisa mati berdiri aku ini darah tinggi hadapi orang macam kau ini bulan ihh sambil menoyor kepala bulan yang hanya tertunduk, bulan kecil hanya bisa diam dan menunduk yang ia tau hanya rasa takut yang yang ia rasakan yang ia tau hanya menuruti perintah bu nuni sang majikan BU NUNI : Cepat kau bersikan pakaian kotor ini BULAN : i i iya bu bulan cuci sekarang , jawab bulan gagap karna ketakutan sepeninggal bu nuni bulan mencuci pakaian itu dengan tangan mungilnya, yang mana seharusnya tangan mungil itu hanya tau bermain di umurnya yang baru menginjak delapan tahun, namun yang nama nya takdir hanya tuhan yang tau, demi sesuap nasi untuk menganjal perut mungilnya dari rasa kelaparan bulan jalani meski tidak mudah FLASHBACK Tanpa kata perpisahan bulan ditinggalkn ibu nya menikah lagi,tanpa ada kata pamit bulan di telantarkan di gubuk peninggalan sang ayah yang sudah berpulang kepelukan ilahi Ibu bulan lapar bu, panggil bulan namun tak ada sahutan dari sang ibu Bulan kecil membuka tudung saji namun hanya kekosongan yang ia lihat Ibu kemana ya bulan lapar bu, apa ibu menjenguk ayah ya di rumah baru ayah, fikir bulan kecil saat itu bulan pun keluar dari gubuk tempat nya tinggal menyusuri jalanan perkampungan di desanya menuju pemakaman desa tersebut setelah sepuluh menit berjalan bulan pun masuk kedalam pemakaman menyusuri satu persatu hingga tiba di depan makam sang ayah yang sudah lima bulan lalu di makamkan , bulan memandangi gundukan tanah di depannya yang sudah di tumbuhi rerumputan sambil bertanya pada gundukan tersebut, ayah , ibu gak ada disini ya bulan kira ibu lagi nemenin ayah di rumah baru ayah kata bulan kecil, ayah bulan lapar, ayah kapan keluarnya sih dari rumah baru ayah bulan kangen banget sama ayah, ayah betah banget ya tinggal dirumah baru ayah, ayah kenapa ayah gak ajak bulan masuk kerumah baru ayah, ayah apa didalam rumah baru ayah lebih bagus dari pada rumah lama kita sampai-sampai ayah betah dan belum juga kembali kerumah lama? tanya bulan kecil pada gundukan makan ayahnya Ayah sedang apa ayah didalam sana apa ayah sedang tidur disana? ayah bisakah ayah keluar dari dalam rumah baru ayah? bulan sudah tidak tahan yah bulan lapar dari pagi bulan cari ibu tapi ibu tidak ada, apakah ibu juga mau tinggal bersama ayah dirumah baru ayah kalau begitu bisakah ayah juga mengajak bulan yah, bulan juga mau masuk kerumah ayah, lama menunggu namun tak satupun jawaban yang didapat oleh bulan kecil sehingga gadis kecil yang belum mengerti arti apa itu kematian hanya bisa menangis selayaknya anak seusianya ayaahhhhhhhh hiks hiks huuaaa ayah kenapa ayah engga juga keluar hiks hiks bulan lapar ayah tolong bukain jalan nya masuk kerumah baru ayah, ayah kepa ayah gak pernah jawab setiap kali bulan datang, apa ayah gak sayang lagi sma bulan, ayah tolong tunjukin bulan jalan masuknya bulan janji yah bulan gak akan nakal kalau di rumah baru ayah hiks hiks hiks, tangis bulan tersedu bulan kecil menangis gugu di depan gundukan itu sambil rebah di tanah merah itu melupakan rasa lapar nya dan tertidur karena lelah menunggu yang tak mungkin akan jawaban atas pertanyaan disertai tangisan kepiluan keesokan harinya bulan terbangun dari tidurnya di sebelah gundukan, bulan kecil merasakan haus dan lapar yang luar biasa bagaimana bisa seorang gadis kecil terpaksa oleh keadaan yang begitu kejam ini tanpa tau harus berbuat apa, yang ia tau ia harus mencari ibunya untuk meminta makan, yang ia tau jika merasa lapar maka ibunya lah yang akan memberinya makanan dan minuman bulan kecil beranjak dari tanah merah itu sambil berkata Ayah , bulan pulang dulu ya, bulan tungguin ayah dari kemarin tapi ayah gak juga keluar dari rumah naru ayah, ayah lagi nyenyak banget ya pasti bobok nya sampai
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN