Di dalam kamarnya, Raisa memikirkan segala omongan dokter Raga tadi mengenai dirinya yang harus memikirkan ini lebih lama dan lebih dalam lagi karena ini semua berkaitsn dengan nyawanya sendiri. Selain itu ia juga harus menunggu besok saat SMA, karena pemikiran Raisa saat ini masih belum stabil. Namun setelah Raisa pikir-pikir lagi, memang sebaiknya ia mendonorkan ginjalnya itu untuk Gilang karena memang Gilang membutuhkannya dan juga selain itu, banyak sekali yang menyayangi Gilang. Dirinya? Siapa yang menyayangi dirinya? Mungkin bisa dihitung dengan jari orang-orang yang menyayangi dirinya. Bahkan orangtuanya saja tidak pernah menyayangi dirinya, malahan mereka terkesan sangat tidak peduli padanya. "Sabar Sa, tunggu pas SMA Sa. Lo harus kuat pokoknya Sa, buat Gilang. Buat kebahagiaan G