Lee sedikit menyesali tegurannya. Melihat dua orang berwajah polos yang menatapnya kebingungan dia merasa seperti guru yang menegur muridnya yang tak bersalah. Apa dia tak menyadari kesalahannya? Dia disini untuk bekerja! Untuk apa dia membawa teman lelakinya kemari? “Lain kali jangan membawanya cowok kamu kemari!” Mata Jeje membola begitu menyadari apa yang dimaksud atasannya, dia berniat menjelaskannya. “Bukan begitu, Dok. Dia bukan ...” “Permisi, saya sibuk!” Jeje masih melongo di tempat menyaksikan Dokter Lee masuk ke ruangan Dokter Russel, hingga dia sadar telah melupakan sesuatu. “Astaga, jubah ini belum kuberikan.” Jeje meneput jidatnya sendiri. “Jeje, Mochi lapar,” cetus Mochi sembari menarik jubah Jeje. Eh? Cepat sekali bocah ini lapar! Baru sejam lalu dia menghabi