Dua Puluh Empat

1064 Kata

Ambigu. Aku tidak begitu menyukai kata tersebut, terutama ketika itu berhubungan dengan perasaanku. Sampai sekarang aku masih tidak mengerti perasaan apa yang menyerangku saat sedang bersama Tyaga kemarin dulu. Aku tidak bisa mengatakan itu cinta—aku sudah pernah jatuh cinta dan tahu pasti bagaimana rasanya. Tapi aku juga tidak lagi bisa menamainya benci. Percayalah, aku juga tahu pasti seperti apa rasanya membenci Tyaga, dan kali ini berbeda—meski aku masih belum bisa memaafkan perbuatannya di masa lalu padaku. Apa pun yang kurasakan saat ini, waktu terus berjalan. Dan pernikahan kami tidak lagi hanya menjadi sebuah rencana. Yeah … today is the day. Sehari sebelum hari H, Tante Irene memboyongku dan Bunda ke bangunan utama. Beliau menyiapkan kamar tamu yang terpisah untuk kami menginap

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN