Empat Belas

1291 Kata

Puluhan baju sudah kukeluarkan dari lemari, tapi tak ada satu pun yang kuanggap pantas untuk pergi nanti malam. Merasa lelah, aku menghempaskan tubuhku ke atas kasur, di kanan kiriku terserak beberapa potong pakaian, yang lain terdampar di atas kursi, bahkan ada yang tergeletak di lantai. Kamarku benar-benar sudah seperti toko baju yang bangkrut. “Mau kamu apakan baju-baju itu?” Aku memutar bola mataku, sepertinya sekarang muncul tiba-tiba merupakan hobi baru Tyaga. “Enggak mau diapa-apain,” jawabku malas, bangkit dari tiduranku dan menghadap Tyaga yang sudah ada di depan jendela. “Bang Tyaga kalau mau bertamu lewat pintu depan dong, jangan tiba-tiba nongol di jendela. Enggak sopan tahu,” gerutuku kesal. Tyaga menyeringai jahil. “Enakan lewat sini bisa langsung ketemu kamu.” Mendengar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN