Nasib Buruk

1541 Kata

Bagian 26 POV Femi "Mas, bagaimana nasibku? Bagaimana nasib anak yang ada di dalam kandunganku ini jika Mas sudah tidak memiliki apa-apa?" tanyaku kepada Mas Mulya saat kami diusir dari rumah Mbak Aira. Mas Mulya hanya diam saja, tatapannya tidak beralih dari Mbak Aira. Dari sorot matanya terlihat jelas bahwa Mas Mulya masih mencintai Mbak Aira. Apalagi sekarang, Mbak Aira sudah melahirkan anak laki-laki yang selama ini diidam-idamkan oleh Mas Mulya. Membuat Mas Mulya semakin tidak sanggup untuk berpisah dari Mbak Aira. Aku tahu hatinya tidak rela, namun Mbak Aira sudah telanjur benci dan tidak mau memaafkan Mas Mulya. Aargh! Aku benci keadaan seperti ini. Di saat aku sedang berbahagia mendapatkan suami yang tajir dan kaya raya, di saat itu pula kesialan menimpa. Iya, sial karena a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN