Bagian 11 Tok tok tok! "Non, ini Bi Inah!" Aku pun langsung membukakan pintu dan mempersilakan Bi Inah untuk masuk setelah selesai membuka mukena dan menggulung sajadah. Bi Inah langsung memelukku, seolah ia juga merasakan apa yang kurasakan. "Non, yang sabar ya. Non harus kuat demi anak-anak dan juga demi bayi yang ada di dalam kandungannya, Non!" Air mata ini kembali menetes, teringat akan statusku saat ini yang bukan lagi menjadi istri satu-satunya Mas Mulya. Aku telah dimadu. Dan aku dipaksa menerima kenyataan pahit ini. Bi Inah sudah kuanggap seperti orang tuaku sendiri. Dulu, sebelum Mas Mulya dan ibu mertuaku bekerja di rumah ini, Bi Inah sudah terlebih dahulu bekerja di sini. Bi Inah adalah orang yang baik serta tulus. Tidak seperti suami dan ibu mertuaku yang hanya baik