PERNYATAAN RESMI KELUARGA BESAR GURUDATTA

1014 Kata
Nomor ponsel Anya sudah diblokir. Zul tak mau lagi berhubungan dengan perempuan tersebut. Dia juga tak ingin diperpanjang hubungannya diharuskan menikahi Anya walau sudah dibayari 13 M. Apabila dituntut untuk menikahi, dia lebih baik di hukum penjara daripada hidup bersama Anya. Perempuan yang sudah menilai keluarganya sangat rendah. “Coba kamu berpikir ulang. Jangan kamu cari perempuan lagi. Mantapkan dulu kehidupan ekonomimu. Jangan tiba-tiba ada guru atau siswa didikmu yang kamu pacari. Kamu jelas-jelas tak punya masa depan. Gaji guru bimbingan belajar berapa?” “Apa cukup untuk ngasih makan anak dan istrimu bila kamu tidak bisa cari pekerjaan lain? Sudah jelas kamu tak akan bisa kerja lain di mana pun. Jadi lebih baik kamu tabung uang hasil kerjamu dan kamu bisa buka bengkel atau bisa buka kursus sendiri atau bisa bukan warung. Itu lebih baik daripada kamu cari pekerjaan.” “Jadi Papa harap tabung saja uang hasil kerjamu. Kami tidak butuh itu. Yang penting kamu tabungkan dan bisa buat modal usahamu,” kata Rafandra saat Zul mulai mengajar di hari ke-4. Rafandra benar-benar meminta anaknya sadar. Selama ini memang dia salah terlalu diam sehingga d0min4si istrinya yang berlaku. Zul juga sudah sadar dia tidak akan mungkin berkembang lagi kalau tidak punya usaha sendiri. Memang gaji guru mengajar bimbingan belajar tak seberapa. Kalau untuk memberi nafkah anak istri tentu tak akan cukup. Terlebih kalau istrinya suka dandan dan suka makan. Semurah apa pun namanya dandan pasti butuh modal, semurah apa pun jajan pasti butuh modal. Jadi Zul akan mengikuti nasehat papanya. Tidak akan melirik perempuan dulu. Sampai dia mapan karena banyak orang yang tergoda dengan kemapanan. T idak mau ikut susah sejak awal. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Rekan-rekan semua, selamat pagi,” sapa seorang wanita cantik yang usianya tak jauh dari Shita. “Mungkin wajah kami semua tidak familiar di depan kamera kalian. Karena kami memang bukan orang yang biasa terekspos di dunia seperti ini. Kami biasa sembunyi di belakang layar,” lanjut perempuan muda itu. “Saya Rafidah Gurudatta. Kebetulan saya punya ijazah di bidang hukum dan sebelah kanan saya Rafli Mahadi, sedang di kiri saya Khairun Gurudatta. Kami mewakili keluarga Gurudatta, keluarga besar Gurudatta sengaja melakukan konferensi pers kali ini,” Rafidah Gurudatta sebagai juru bicara membuka konferensi pers pagi ini. “Mungkin ada yang bertanya kenapa Rafli dari keluarga Mahadi ikut konferensi pers kali ini. Itu karena ibunya yang Gurudatta, sama seperti dengan Gantari Gurudatta.” “Untuk menyingkat waktu, dengan ini kami memberi keterangan resmi. Kami sudah membuat keputusan hasil rapat keluarga besar Gurudatta bahwa kami menyatakan Hiranya Janavi Dewangga atau Anya, anak Gantari Gurudatta itu bukan keturunan Gurudatta lagi.” “Kami sepakat mencoret dia dari keluarga besar Gurudatta. Semua yang dia lakukan tidak ada hubungan sebab akibat dengan nama baik Gurudatta. Kami tidak terima nama kami tercemar karena perbuatannya, karena kelakuannya dan karena sepak terjangnya.” “Sejak hari ini kami tak punya hubungan apa pun Hiranya Janavi Dewangga atau Anya.” Lalu Rafidah terus mengatakan segala macam hal tentang keputusan keluarga besar Gurudatta. Pada sesi tanya jawab ada seorang wartawan yang bertanya. “Walaupun dicoret dari Gurudatta, atau Dewangga tapi darahnya tetap darah Dewangga dan Gurudatta kan?” “Mana mungkin kita bisa bilang bahwa dia bukan keluarga Gurudatta, kenyataannya saat dia bertindak melakukan mencuri suami orang, mencuri uang perusahaan orang, mencuri uang istri selingkuhannya dia masih Dewangga loh. Masih Gurudatta loh. Nggak berlakunya kan mulai hari ini. Jadi percuma keluarga Dewangga atau keluarga Gurudatta membersihkan diri dengan mengatakan Anya bukan anggota keluarga besar Gurudatta. Karena waktu dia melakukan hal itu dia belum dipecat atau dicoret atau ditendang dari keluarga Gurudatta. Bagaimana menurut Bu Rafidah?” Tentu saja mereka bertiga jadi bingung sendiri, padahal biasanya sarjana hukum kan jago ngomong, jago berkelit. “Pokoknya sejak hari ini, kalau dia melakukan peminjaman uang atau apa pun itu bukan tanggung jawab kami. Hanya itu saja sih yang penting,” kata Rafli. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ Anya yang melihat konferensi pers keluarga besar Gurudatta semakin terpuruk. Dia tak menyangka sepupu-sepupunya sudah berteriak sedemikian jauh karena tidak mau nama keluarga Gurudatta tercoreng dengan sepak terjang atau kelakuannya. “Sebelum keluarga Gurudatta mengatakan itu, kemarin di perusahaan Pak Wira sudah ada pemberitahuan kok. Kami dapat bocoran bahwa Pak Wira dan ibu Gantari sudah mencoret Nona Anya dari kartu keluarga mereka. Screenshoot-nya sudah beredar kok. Fotokopian surat pernyataan Pak Wira dan ibu Gantari dengan tanda tangan notaris. Mungkin itu yang disebarkan ke HRD perusahaan dan ternyata bocor ke mana-mana.” “Sejak semalam kami sudah dapat itu, tapi kami belum berani memastikan. Sekarang karena sudah ada seperti ini kami jadi yakin bahwa copy surat yang beredar tentang pernyataan Pak Wira dan bu Gantari bahwa mereka memang menendang putri kandungnya adalah benar!” tentu saja semua kaget ketika mengetahui ada surat pernyataan dari Gantari dan Wira. Ada beberapa wartaawan yang belum punya data tersebut bahkan tiga orang Gurudatta yang sedang melakukan konferensi pers pun belum tahu hal tersebut. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ Zul kembali tak percaya hidup Anya benar-benar diacak-acak akibat kelakuan Anya sendiri. Zul melihat surat pernyataan Pak Wira yang sudah beredar bersamaan dengan konferensi pers dari keluarga Gurudatta. Benar-benar semua amburadul gara-gara kelakuan buruk dia dan Anya tercium oleh Shita. Nasi sudah menjadi bubur dan bubur tersebut tidak bisa diolah lagi untuk menjadi lebih enak. Benar-benar tak bisa diperbaiki untuk dimakan. Zul sangat terpuruk, merasa bahwa dia terlalu bodoh mau terjebak oleh Anya. Seharusnya sejak jebakan pertama dia langsung mundur dan lapor pada Shita agar dimaafkan. Sayang dia malah ikut arus permainan Anya yang membuat dia tak pernah ingin berhenti. Kalau saja hari itu sesudah sadar dia langsung berhenti tentu tak seperti ini nasibnya. Pasti dia sudah akan memulai melakukan program memiliki bayi di pernikahannya. Kalau saja saat itu dia sadar bahwa tanpa Shita dia bukan apa-apa, tentu keluarganya tak akan terpuruk. Sayang seperti yang Shita bilang, ‘biasanya orang yang diangkat merasa dia sudah lahir dalam kemewahan sehingga tak sadar asal-usulnya!’ Sejak hidup dalam kemewahan Zul merasa memang sejak dulu dia kaya dan tak pernah kekurangan. Zul merasa dia yang memiliki perusahaan, dia yang memiliki semua uang yang bebas dia gunakan sesuka hatinya tanpa perlu dipertanggung jawabkan. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN