AWALNYA AKU DIJEBAK

1260 Kata
“Wah ini dia lelaki yang tidak tahu diri. Sudah hidup numpang sama anak dari orang terkaya Asia, tiba-tiba dong dia selingkuh. Bukan main bukan main, padahal kalau mau mikir ibu Shita itu lebih kaya, dia lebih hebat. Sama-sama anak tunggal, hartanya lebih banyak. Tapi kenapa dia mau selingkuh? Pasti karena kurang puas. Apa karena ibu Shita belum punya anak?” “Tapi ibu Shita sudah bilang kan dia belum punya anak tapi dia subur, dia belum punya anak karena ingin tahu keseriusan suami, memang cinta dia tidak.” “Itu kan karena ulah pelakornya. Namanya pelakor ya sudah pasti saja bagaimana caranya bisa nyuri laki-laki milik orang. Dia merasa puas kalau sudah bisa ngambil barang orang lain. Pelakor memang seperti itu. Senang mengambil milik orang lain. Habis ini juga pasti dia pindah ke orang lain yang bisa diganggu dari istrinya.” “Ada kan pelakor yang mahasiswa itu, dia hobi banget sama suami orang dan berkali-kali dipergoki sama istrinya, karena dia merasa hebat merasa paling cantik bisa merebut suami orang.” Zul berlari keluar, dia benar-benar tak percaya semua sudah terbuka seperti itu. Dia ingat tadi mobil sudah ditarik oleh Shita sebelum berangkat. Pantas Shita minta kunci dan BPKB. Ternyata ini yang akan terjadi. Jadi sekarang Zul harus naik taksi untuk ke rumah orang tuanya. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ Tak mau dikerubuti wartawan Anya telepon ke resepsionis dia pesan kamar satu malam atas nama dia dan minta langsung ditemui di depan kamar saja p********n langsung dia transfer via bank dia benar-benar tidak mau melayani keributan wartawan di lobi. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Puas? Abang puas?” teriak Nagendra Nareswara atau Age, adik bungsu Zul. “Apa maksudmu?” tanya Zul. Dia baru saja turun dari taksi. “Abang puas bikin kita terpuruk seperti ini? Abang puas bikin aku ditendang dari kampus? Aku tentu tidak punya muka untuk kembali ke kampus karena teman-teman pasti melihat video-video tersebut. Lebih-lebih video tadi ketika Abang mengusir wartawan. Itu pasti sudah terlihat oleh semua orang. “Kalian enak ya nyalahin aku. Kalian nggak mikir dari mana kalian biasa hidup mewah? Bisa naik motor bagus? B isa jajan seenaknya, kalau bukan karena aku berumah tangga sama Shita,” kata Zul menjawab kemarahan adiknya. “Abang tahu kan kita bisa hidup mewah karena kak Shita. Kenapa Abang malah memperlakukan dia seperti itu? Abang bikiun kak Shita marah sehingga membuang kita semua.” “Perempuan yang Abang tiduri itu tidak lebih kaya dari kak Shita, tidak lebih baik dari kak Shita, bahkan dia tidak bisa apa-apa, dia tidak bisa bekerja seperti kak Shita. Dia tidak bisa menghasilkan uang seperti kak Shita dan kak Shita juga masih bisa punya anak.” “Kak Shita sudah memberi keterangan dia tidak mandul Mama dan Papa juga tahu kak Shita tidak mandul.” “Apa Abang pikir gundik Abang itu mau memberi seperti yang selama ini kak Shita berikan secara rutin?” Rafandra Nareswara, Papa Zul dan Windriya Syandana, Mama Zul baru sadar. Apa Anya mau menanggung semua yang selama ini dilakukan Shita? Sebaliknya Zul sekarang berfikir memang apa yang dicari dari Anya? Anya itu tidak bisa cari uang. Dia terlalu manja. Sebagai anak tunggal semua kemauannya harus dituruti. Betul Anya dan Shita sama-sama anak tunggal tapi kekayaan Shita 7 kali lipat dari Anya. Daan walau anak tunggal Shita bisa mengerjakan semua urusan dapur walau dia lebih kaya dari Anya. Kepandaian Shita beribu kali lipat Anya, mengapa dia tergoda Anya? Entah mengapa Zul juga bingung sendiri. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Kita bagaimana ini Zul?” tanya papanya ketika dia masuk ke rumah. “Aku nggak tahu Pa. yang pasti aku juga nggak punya uang. Aku bisa saja gesek kartu kredit untuk sewa rumah atau apa pun. Tapi nanti aku bingung bayarnya. Aku juga nggak tahu nanti papa sama mama itu diperiksa nggak keluar dari rumah ini. Takutnya semua perhiasan Mama itu diambil karena itu bukan punya kita. Kalau perhiasan masih bisa kita pegang itu masih bisa buat cari rumah. Kalau tidak entah bagaimana.” “Uang di tangan aku cuma dua juta. Dompet aku kan nggak pernah isi. ATM-ku sudah dibekukan, dan aku harus bayar 13M dalam tempo tiga hari ini.” “Aku nggak tahu lagi dari mana. Kalau tidak bayar aku akan dipenjara.” “Kenapa kamu melakukan itu? Kenapa?” teriak Rafandra. “Kenapa kamu melakukan? Kenapa kamu berselingkuh dari Shita?” “Awalnya aku dijebak oleh Anya, tapi terus aku terbiasa sama dia. Seperti yang Papa lihat di video semua permainan yang kami lakukan. Kalau sama Shita kan nggak, Shita itu terlalu manis tidak liar seperti Anya. Kalau Anya itu liar. Walau memang Anya baru sama aku tapi dia terbiasa menonton film-film liar. Sehingga di dalam benaknya sudah terekam apa yang harus dia lakukan. Kalau Shita tidak.” “Aku dan Shita sama-sama belajar yang sopan-sopan saja.” “Dari Anya Aku belajar hal yang vulg4r yang liar.” “Sebagai lelaki tentu saja aku puas sama Anya tapi sekarang aku menyesal karena dia penghancur hidupku!” “Papa sudah pernah bilang sama mama seharusnya Mama nasehatin Zul bukan menerima untuk bertemu sama Anya. Sudah jelas-jelas minta Mama menemui Anya berarti kan Zul selingkuh, tapi mama malah mengiyakannya itu kesalahannya sejak awal.” “Mama tak berpikir menyakiti hati perempuan, padahal mama juga perempuan. Sekarang ya sudah nikmati saja. Kalian tahu lah gaji pensiun Papa berapa. Buat makan sehari-hari saja kurang. Lebih-lebih buat kasih uang kuliah ke adik-adikmu!” “Mereka kuliah naik bus saja enggak bisa, kalau mereka pergi naik bus ya kita enggak makan seharian. Di rumah kita berempat duit segitu cukup buat apa? Kalian yang tidak sadar diri!” “Terlebih kamu Zul. Sudah ketahuan itu duit istrimu, kamu pakai foya-foya. Ya dia tahu lah. Duit kantor itu kan duit istrimu. Kartu kredit kan itu tagihannya ke rekening istrimu. Mana mungkin dia tidak tahu?” “Kamu yang terlalu bodoh, dinina bobok kan sama Anya kamu iya iya saja. Sekarang ya silakan. Papa sih enggak apa-apa kalian pergi semua. Papa masih punya uang pensiunan buat diri sendiri. Cukup tinggal sewa rumah petakan. Papa bisa cukup sendirian. Enggak perlu kerja pun Papa tenang. Kalau untuk sendirian cukup.” “Tapi kalau untuk berempat sedangkan mulut anak muda itu enggak bisa berhenti kan makannya. Kalau Papa bisa makan sederhana dengan tempe pakai tahu sayur bening cukup.” “Sekarang kalian berpikirlah karena sudah berkali-kali Papa bilang jangan macam-macam. Kalian itu yang disebut kere munggah bale. Pengemis yang naik ke bale-bale, tidak sadar diri. Sekarang kalian nikmati saja. Papa sudah sejak tadi saat pulang makan siang dengan Shita sudah bilang sama mamamu. Karena mama yang mengiyakan pertemuan dengan Anya seharusnya saat Anya minta ketemu mamamu langsung menegur kamu. Memarahi kamu ini kok malah menyetujui pertemuan berarti kan yang Mama yang menyetujui perselingkuhanmu.” “Kalau Papa enggak pernah. Coba lihat rekamannya apa Papa dengan Anya ramah? Tidak kan.” “Sekarang bisa tidak Anya menggantikan peran Shita selama ini? Bisa tidak Anya memberi kita rumah tinggal, mengisi ATM kita, memberi dua mobil dan dua motor serta memberi jatah bulanan untuk hidup dan berobat?” “Seharusnya bisa tak bisa dia HARUS melakukannyanya! Karena kan dia sekarang pasangan Zul!” “Zul suruh sampahmu itu melakukan semua yang Shita berikan!” ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ Windriya sudah tak bisa berkutik memang kesalahannya dia dia bangga anaknya bisa mendapat banyak perempuan. Tidak berpikir kelakuan anaknya itu menyakiti menantunya. Tidak berpikir kalau selama ini hidupnya itu tergantung menantunya. Hidup dirinya dan anak-anaknya, adik-adik dari Zul. Semua bergantung dari Shita, padahal anak kedua sudah dijanjikan akan bekerja di tempat Shita. Tapi sekarang tentu pupus. Semuanya pupus gara-gara dia menyetujui perselingkuhan putranya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN