Ambisi Maria

1002 Kata

"Ah, ... terimakasih. Perutku kenyang sekali." Kisya bersandar pada kepala sofa sambil memegangi perutnya yang terasa penuh, akibat memakan siomay yang Bara beli di taman kota yang menjadi hal pertama yang diingatnya setelah sekian lama, tentu dengan sedikit bujuk rayunya. Pria itu dengan terpaksa menuruti kemauannya keluar pada malam hari untuk membeli makanan yang kini dia ingat sebagai makanan kesukaannya sewaktu kecil. "Sudah kenyang?" Bara mendekat kepadanya yang bersandar pada sofa. "Hmm ..." Kisya menjawabnya dengan anggukkan kepala. "Dan kamu senang?" Bara mencondongkan tibuhnya. "Tentu saja aku senang. Aku mendapatkan yang aku mau. Terimakasih, suamiku." Kisya menarik wajah Bara lalu mengecup pipinya dengan lembut. Hal baru yang dia lakukan akhir-akhir ini, dan tentu saja h

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN