8. Rahasia Terbongkar

1687 Kata
Imsol makan dengan sangat canggung karena dia makan dalam pengawasan mata Sunjae yang menurutnya sangat tajam. Sup ayam yang dia makan jadi kurang berasa nikmat karena rasa gugup yang dia alami. Imsol ingin membuka percakapan, namun dia menahannya karena tidak ingin ada kedekatan lagi dengaan Sunjae. Cukup hari ini Imsol bertemu dengan Sunjae dengan jarak yang dekat sampai dirinya makan di rumah pria ini, jangan ada lain kali. Makanya meski Imsol hampir tersedak, dia tetap melanjutkan makan dengan cepat agar bisa segera angkat kaki dari rumah Sunjae. Sedangkan Shioh yang berada dalam tubuh Sunjae saat ini tidak merasa kalau tatapannya begitu tajam pada Imsol. Dia hanya sedang mengamati wanita yang katanya dicintai oleh Sunjae. Melihat Imsol menyelamatkannya tadi, sudah bisa dipastikan kalau wanita ini peduli pada Sunjae juga. “Kenapa kau ada di gedung itu?” tanya Shioh karena kebetulan sekali keberadaan Imsol di sana. Imsol mendongak dan menatap Shioh. “Untuk mengurus sesuatu. Kita bekerja di bidang yang tidak jauh berbeda.” Karena pria di hadapannya hilang ingatan, Imsol sepertinya harus menjelaskan hanya untuk pertanyaan simple dari Sunjar barusan. Tapi setelah pertanyaan itu Sunjae ternyata tidak bertanya lagi. Mereka berdua diam dan baru bicara lagi ketika Imsol memutuskan untuk pamit dan pulang. Hal ini membuat Imsol cukup bingung karena perubahan Sunjae menjadi cukup berbeda dari yang sebelumnya dia kenal. Apakah seseorang yang hilang ingatan akan memengaruhi sifatnya juga? Pikirnya. * * * Esok harinya ketika matahari kembali menyapa, Shioh sudah berada di sebuah lokasi yang sengaja dia kunjungi untuk mencari tahu kenapa dia bisa terlempar ke dimensi lain. Tempatnya berdiri saat ini adalah lokasi terakhir dia menembak dirinya sendiri karena sudah terpojok oleh polisi yang ingin menangkapnya. Tidak seperti semalam, Shioh kini memakai masker dan topi untuk menutupi wajahnya agar tidak dikenali oleh orang lain karena Sunjae yang ternyata cukup terkenal. Kali ini juga Shioh pergi bersama Dongseok karena jika pergi sendiri tidak diizinkan oleh ayah Sunjae dan juga agensinya. Takut terjadi hal sepert kemarin apa lagi Shioh mengaku kalau Sunjae hilang ingatan. “Di sini di kelilingi gedung dan berbeda sekali dengan tempatku,” gumam Shioh. Di dimensinya, tempat terakhir Shioh berada adalah area yang tidak terpakai. Jauh dari keramaian dan sepi, tapi di dimensi tempat Sunjae tinggal justru sangat berbeda. Shioh jadi tidak mengerti ke mana dia harus mencari jawaban atas pertanyaan paling pentingnya. “Hyung, ini sudah masuk waktu makan siang,” cetus Dongseok memberitahu Shioh. Pesan dari ayah Sunjae terus datang karena meminta anaknya untuk makan siang lewat Dongseok. Tapi sudah 1 jam Shioh tampak tidak bergeming di tempatnya berdiri dan hanya mengamati area tempat mereka berada. Shioh menoleh pada Dongseok yang kemudian diam karena tatapan Shioh selalu bisa mengintimidasinya. Manajer Sunjae ini pasti telah terbiasa dengan pembawaan Sunjae yang selalu hangat dan ceria. “Ini benar tempatnya?” tanya Shioh memastikan sekali lagi. Dongseok menatap Sunjae bingung. “Ya, ini alamat yang hyung minta.” Sudah ke 4 kalinya Sunjae bertanya begini padanya sejak mereka tiba di lokasi yang Sunjae minta. Dongseok tahu detail bahkan jalan tikus di kota Seoul maka sudah pasti mereka berada di tempat yang tepat. Namun saat Sunjae memintanya kemari, apa yang di pikiran Dongseok adalah Sunjae sepertinya mulai ingat tentang Imsol. Sebab lokasinya itu tepat di area gedung kantor BON Cinema atau tempat Imsol bekerja. Tapi Dongseok memang belum memberitahu tentang ini karena ingin Sunjae lebih mengingat lagi tentang wanita yang dicintainya. Dia sudah senyum-senyum sendiri karena artisnya ini sepertinya akan menunjukkan tanda-tanda ingatannya akan kembali pulih walau sangat pelan. Tentu saja itu berbeda dari yang sebenarnya terjadi. Shioh bertanya lagi karena takutnya Dongseok mengantarnya ke tempat yang salah. Namun sepertinya Shioh harus mencari cara lain untuk bisa mencari portal yang mungkin ada hingga dia bisa kembali ke asalnya walau harus mati nantinya. Karena di sini pun Shioh tidak tahu siapa pun meski Sunjae punya segalanya yang tidak dimiliki oleh Shioh. “Hyung ... ayahmu memintaku untuk mengantarmu makan siang,” ujar Dongseok mengingatkan lagi. Karena diingatkan sekali lagi, Shioh akhirnya menurut untuk makan siang seperti kata Dongseok. Agar Sunjae bisa makan dengan leluasa, Dongseok membawanya ke sebuah restoran yang menjaga privasi pengunjungnya. Namun tanpa diduga mereka bertemu dengan Imsol yang ternyata sedang makan siang dengan dua orang lain—yang sepertinya koleganya—di meja yang berseberangan dengan meja mereka. Dongseok tentu saja menyapa mereka dengan ramah, berbeda dengan Shioh yang hanya menundukkan kepalanya singkat lalu mengambil posisi duduk. Imsol yang melihat itu jadi sedikit kecewa walau dia sudah berniat untuk berpisah dari Sunjae, tapi ternyata tidak semudah itu. Jika sebelumnya dia bisa sukses menjauh dari Sunjae karena mereka memang tidak saling mengenal, namun berbeda dengan yang sekarang. Mereka sudah dua kali tidak sengaja bertemu seperti ini hingga Imsol mempertanyakan apa maksud Sunjae terus muncul di hadapannya dan merusak rencananya ini. “Kau tidak menyapa Sunjae? Walau filmmu sudah dalam tahap pembatalan dengannya, kau juga harus bersikap ramah,” ujar direktur dari kantor Imsol. “Tidak perlu. Dia sedang makan dan sepertinya sedang beristirahat. Jangan sampai mengganggu waktunya,” timpal Imsol yang membuat direkturnya diam. Makanannya masih tersisa setengah tapi Imsol sudah tidak berselera untuk makan lagi. Dia kemudian permisi untuk ke toilet karena sepertinya dia butuh untuk menenangkan dirinya. Tidak lama Imsol di sana karena hanya membasuh ringan wajahnya agar kembali segar, tapi saat keluar tiba-tiba seseorang maju ke arahnya dan menghalangi langkahnya. Imsol mendongak dan melihat siapa pelakunya. “Sunjae?” Sepasang mata mereka bertemu dan Imsol lagi-lagi melihat perbedaan yang jauh dari sorot mata Sunjae yang dulu dan sekarang. “Bisa kita bicara sebentar?” tanya Shioh pada Imsol. “Tapi aku sekarang sedang makan dengan—“ “Hanya 10 menit atau kurang dari itu,” potong Shioh. Akhirnya Imsol setuju karena mungkin ini mendesak dan lagi pula Sunjae juga tidak ingat padanya. Dia penasaran apa yang akan dibicarakan oleh pria ini. Setelah bertanya pada resepsionis, Shioh dan Imsol dipersilakan masuk ke ruangan makan VIP yang kebetulan sedang kosong. Mereka bisa berbicara di sana tanpa dicurigai oleh orang lain karena takutnya akan ada gosip, itu yang tidak Imsol inginkan. “Apa yang ingin kamu bicarakan?” tanya Imsol membuka percakapan. Mereka sudah duduk berhadapan dan Imsol tidak tahu apa maksud tatapan Sunjae yang terus terarah padanya tapi tetap diam. Shioh menghela napasnya. “Aku pernah bertanya padamu, bagaimana kalau aku bukan Sunjae, benar kan?” tanyanya. Imsol diam sejenak untuk mengingat yang Sunjae tanyakan. “Ya ... tapi dokter bilang kalau kamu cuma sedang hilang ingatan.” “Aku TIDAK hilang ingatan,” ucap Shioh dengan menekan kata TIDAK. Namun itu hanya membuat Imsol mengerutkan dahinya karena bingung. “Lalu apa?” tanya Imsol. Sudah jelas Sunjae tidak ingat apa pun, tentu analisis dokter tidak salah. “Karena aku bukan Sunjae,” ujar Shioh lagi. “Tidak mungkin kalau bukan!” tekan Imsol. “Wajah bahkan suaramu masih Sunjae, bahkan orang-orang di jalan mengenali itu kamu saat kamu tidak memakai masker seperti semalam,” tambahnya. Ada apa dengan Sunjae sampai menolak untuk menjadi Sunjae yang sudah pasti sebagian orang di negara ini mengenali wajahnya. “Fisik kami sama, tapi aku bukan Sunjae yang kalian semua kenal,” ujar Shioh. Karena tidak tahu apa maksud Sunjae berkata demikian padanya, Imsol pun menantang pria di hadapannya ini. Imsol menarik napas lalu menghelanya untuk meredakan emosi di kepalanya. “Lalu kamu siapa kalau bukan Sunjae?” Shioh menatap Imsol sebentar untuk berpikir apakah ini waktu yang tepat untuk memberitahu tentang identitas aslinya atau tidak. “Namaku Ryu Shioh, aku berasal dari Seoul yang lain. Lebih tepatnnya dari dimensi yang lain dari tempat kalian tinggal,” ungkap Shioh dan reaksi Imsol sudah dia prediksi. Wanita di hadapannya ini tidak percaya dan siap untuk mendebatnya. “Kamu sedang latihan untuk drama baru? Apakah naskahnya tentang kamu berasal dari planet lain dan jatuh cinta pada manusia di bumi? Dramanya tentang alien?” tanya Imsol beruntun. Sudah barang tentu Imsol tidak percaya pada apa yang dikatakan Shioh. Rasanya sangat tidak masuk akal karena sepertinya di dunia tempat Sunjae tinggal tidak ada orang yang punya kekuatan luar biasa atau hal yang hanya muncul dalam film bergenre fantasy saja. “Akan menyenangkan kalau ternyata aku cuma berada di sebuah lokasi drama. Tapi ternyata aku masuk ke tubuh seseorang bernama Ryu Sunjae yang marga, wajah hingga hampir semua detail kecil dari fisik kami sama,” ujar Shioh. “Jangan bercanda ... kamu hanya hilang ingatan, Sunjae ...” timpal Imsol yang mulai takut kalau saja Sunjae menderita trauma di kepalanya akibat kecelakaan watu itu. Shioh menghela napas untuk kesekian kalinya. “Begini, coba pikirkan lagi tentang perbedaanku dan Sunjae yang pasti bisa kamu sadari karena katanya kamu adalah wanita yang Sunjae cintai.” Imsol diam saat mendengar kalimat akhir Shioh padanya. Yang Sunje cintai? “Aku bukan Sunjae yang hangat, ceria dan juga banyak senyum. Kamu pasti bisa melihat perbedaan itu.” “Tapi karena kamu sedang hilang ingatan, itu wajar kalau berbeda.” “Kami tetap berbeda. Sunjae entah ada di mana dan jiwaku masuk ke dalam tubuhnya begitu saja menggantikannya. Mungkin saja Sunjae masuk ke dimensi lain sepertiku.” Imsol makin mengerutkan keningnya karena mendengar tentang istilah dimensi lain yang hanya bisa ditulis dalam n****+, drama atau film. “Sepertinya kamu harus memeriksakan dirimu lagi, Sunjae ... jangan seperti ini—“ “Aku tidak gila!” sentak Shioh. Itu membuat Imsol cukup terkejut. “Maaf ...” Shioh merasa menyesal sudah mengejutkan Imsol. “Aku sama sekalit tidak gila. Saat aku siuman, aku memang pernah mengira kalau aku juga sudah gila. Aku di Seoul tapi semuanya berbeda. Kamu tahu kenapa semalam aku ke kantor agensi? Karena aku sedang mencari gedung bekerja di dimensi asalku. Dan sekarang aku datang ke wilayah ini karena sedang mencari tempat terakhir aku berada di dimensiku. Tapi ternyata, tempat itu tidak ada. Aku tidak menemukannya sehingga sekarang aku tidak tahu kenapa aku masuk ke tubuh Sunjae padahal kami tidak ada hubungan apa pun selain punya fisik yang sama,” jelas Shioh panjang. “Sunjae-ya ...” “Aku ... bukan Sunjae. Dan sepertinya aku butuh bantuanmu untuk kembali ke asalku ... maka nantinya Sunjae bisa kembali ke tubuhnya sendiri ...” * * *

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN