Di pinggir sungai. Adhisti masih sibuk menggosok kulitnya yang terdapat banyak tanda cinta yang tertinggal dibeberapa bagian tubuhnya. Dia terus mengumpat dan berkata dengan sangat kasarnya. "Pria m***m! Kurang ajar kamu Setya!" Umpat Adhisti dan tangannya terus menggosok kulitnya, dia merasa sangat marah dan juga sangat kesal, karena semua tanda cinta itu. Tidak bisa hilang sama sekali. "Haistt … kenapa sangat sulit sekali untuk dihilangkannya! Apakah dia seorang singa yang lapar, hingga meninggalkan banyak bekas seperti ini! Arghhh … aku benar-benar sangat kesal dengannya. Dia tidak biasanya seperti ini. Tapi, kenapa dia jadi seperti ini?!" Umpat Adhisti dan dia sudah merasa sangat bosan karena semua usahanya untuk menghapus bekas tanda cinta itu, malah tidak ada hasilnya sama s