Rey terbangun dengan napas yang terengah-engah. Ia baru saja memimpikan kenangan dan memori buruk semasa kecilnya, lebih tepatnya halusinasi pikir Rei. Ia tidak mengetahui, hal apa yang selalu dimimpikannya tersebut, sekuat apapun dia mengingatnya tetap saja hasilnya nihil, Rei tidak pernah tau asal-usul mimpi buruk yang selalu menyerangnya setiap tidur tersebut.
Rey yang sudah merasa tenang melirik ke arah jam di dekat meja belajar minimalisnya, menunjukkan pukul 03.14. Seperti biasa pikir Rei, ia selalu terbangun jam tiga pagi, selalu dan pasti, Rei tidak pernah bisa tidur diatas jam tiga pagi, entah karena apa, tapi mungkin itu memang sudah sifat alamiah tubuhnya pikir Rei.
Rei mengambil ipad tipisnya yang ditaruh tepat diatas meja belajarnya, jarinya dengan lihai menari diatas ipad tersebut. Rei sedang mencari website biang permasalahannya, ya website Starlight School.
Rei sejujurnya takut dengan sekolah tersebut, kenapa? Jangan tanya lagi, sekolah yang tempatnya sangat terasingkan dari dunia luar dan sistem yang sangat ketat, walaupun fasilitasnya mewah bak kerajaan, tetap saja Rei harus was-was dengan sekolah sesempurna itu.
Dan hal yang membuat Rei yakin tempat itu bukan tempat biasa adalah website sekolahnya. Banyak kode dan sandi yang tersebar di seluruh tampilan background websiter tersebut, tetapi secara acak yang membuat maksud dari kode tersebut maknanya menjadi tidak terbaca.
Selain hal itu, baru kali ini Rei gagal dalam mengakses dan mencoba dalam merusak suatu keamanan sebuah website. Ya, Rei gagal melakukannya, ia tidak bisa menghack situs sekolah tersebut. Dan dengan pasrah Rei sekarang mencoba mencari informasi yang ada dalam website tersebut dengan muka malasnya.
“Sangat membosankan, tetapi ini cukup menarik.” Rei tersenyum dengan pandangan yang menyiratkan sesuatu.
-
Starlight School Academy merupakan sekolah terbaik di dunia. Kualitas sekolah tersebut sudah tidak diragukan lagi, karena dalam sepuluh tahun belakangan ini, sejak sekolah itu sudah resmi dibuka, banyak lulusan dari sekolah tersebut yang menjadi orang berpengaruh di dunia bahkan memecahkan berbagai rekor dunia hingga mendapatkan nobel terbaru.
Selain itu, sistem Starlight School ini banyak menarik perhatian orang di dunia. Di Starlight School Academy hanya menampung 1.000 orang saja setiap tahunnya, dan sekolah tersebut diperuntukkan untuk umum dengan batas maksimal umur yaitu 20 tahun.
Dan uniknya lagi, sekolah ini setara dengan perguruan akademik tertinggi dan yang lulus dari sini akan mendapatkan gelar doktor hanya dalam 4 tahun saja. Ya, proses menuntut ilmu di Starlight School Academy hanya 4 tahun saja, dan sebenarnya siapapun bisa mendaftar, bahkan ada yang umurnya masih dibawah 10 tahun saja sudah menjadi bagian dari sekolah tersebut.
Dan juga berbagai fasilitas mewah di Starlight School Academy juga sangat membuat orang-orang menginginkan menempuh studi disana, bagaimana tidak? Sekolah dengan fasilitas layaknya di sebuah kerajaan dengan berbagai fasilitas yang sangat lengkap dan bisa meningkatkan bakat juga produktivitas, siapa yang tidak ingin masuk kesana?
Salah satu hal unik di sekolah ini yaitu penggunaan bahasa resmi sekolahnya, jika di lingkup dunia internasional bahasa resmi adalah bahasa inggris beda dengan di sekolah ini yang mengharuskan mereka memakai bahasa indonesia. Kenapa demikian? Karena penggagas dan pemiliki sekolah ini adalah orang indonesia, mereka ingin bahasa negara indonesia menjadi bahasa yang berkesan.
Sangat menarik bukan? Apakah kamu juga ingin memasuki Starlight School Academy?
-
-
-
Seorang gadis cantik dengan sangat anggun sedang latihan memanah. Ia memakai atasan kaos putih tipis dan bawahan celana panjang hingga ke mata kaki, dengan rambut hitam panjang yang diikat rapi ia mencoba melesatkan panahannya ke papan sasaran dan tepat mengenai titik tengahnya, gadis tersebut tersenyum dengan bangga, ia baru saja belajar panahan setengah jam yang lalu, tidak sia-sia dia membuang waktunya untuk olahraga tersebut.
“Stella!” panggil seorang pelayan kepadanya.
Stella mengalihkan pandangannya dan menaruhkan panah dan juga anak panahan yang sedang ia pegang di bawah kakinya.
“Ada apa?” tanya Stella dengan pandangan yang penasaran.
Pelayan tersebut terlihat terburu-buru ke arah Stella dengan sebuah amplop bewarna emas yang sedang ia pegang.
“Ada kiriman pesan nona dan si pengirim berkata bahhwa ini kiriman penting.” Pelayan tersebut pamit setelah Stella menerima surat tersebut.
Terlihat sebuah amplop emas dan diikat dengan sebuah pita bewarna putih dan cap bunga merah pada tengah surat tersebut.
“Surat apa ini?” gumam Stella penasaran dan sedikit bingung, selama lima belas tahun dia bernapas baru kali ini dia menerima kiriman surat.
Stella membuka pita di amplop tersebut lalu membuka amplop manis tersebut dan mengambil sebuah surat bewarna emas di dalamnya.
“Suratnya mewah banget ... TUNGGU, INI EMAS ASLI?” tanya Stella kepada dirinya seakan ia tidak mempercayai apa yang sedang ia lihat.
Bukan karena Stella ketinggalan zaman atau hal lain, tapi Stella benar-benar kaget kalau emas bisa dibuat menjad kertas tipis halus yang bisa dilipat, bahkan setelah lipatan dibuka dikertas tersebut tidak meninggalkan bekas lipatan.
‘sungguh menakjubkan’ pikir Stella.
Stella mulai membaca isi surat tersebut setelah selesai mengangumi bahan dari surat tersebut dan sepertinya ia akan memajang surat ini di museum miliknya sendiri, siapapun pengirimnya Stella sangat ingin bertemu karena ingin menanyakan bagaimana cara pembuatan surat emas ini.
‘Starlight School Academy?’
Stella mendadak bingung, untuk apa sekolah sebagus itu mengirimkan surat kepadanya. Stella langsung mencari kalimat utama dan ia menemukan sebuah tulisan hitam besar.
“Selamat! Kamu diundang untuk memasuki Starlight School Academy!” Stella tentu kaget bukan main.
“INI SURAT PASTI SALAH ALAMAT!” Teriak Stella dengan mata yang membelalak dan membesar, tentu saja sisi elegan dia menghilang dalam sekejap.
“Harus bilang ke Papa sama Mama nih.” Stella mengambil ponsel pintarnya dan mengirimkan pesan ke Papa dan Mamanya bahwa ia akan ke perusahaan utama untuk mengunjungi mereka berdua.