Pendahuluan
Andi pria berusia 42 tahun bekerja sebagai pns di salah satu bumn , sebagai pegawai negeri pekerjaan mengharuskannya berpindah pindah tugas, sejak menjadi PNS sudah hampir 10 kota dia berpindah, ada yang lebih dari 2 tahun, ada juga yang hanya 6 bulan. Rina istri Andi wanita berusia 31 tahun adalah wanita yang cantik kulitnya putih dengan tinggi semampai, pernikahan mereka sudah hampir 10 tahun dan dari pernikahan itu mereka telah dikarunia putra bernama akbar yang kini berusia 7 tahun. Andi menikahi Rina saat Rina masih kuliah, pernikahan keduanya karena perjodohan keluarga, karena saat itu andi di mata orang tua Rina adalah pemuda bermasa depan cerah, dengan latar belakang keluarga yang terpandang.
Kala usia pernikahan 1 tahun Rina sempat hamil, namun sayangnya saat melahirkan, bayi yang dilahirkan Rina meninggal dunia, penyebab kematian bayi Rina menurut dokter yang menangani saat itu, karena perkembangan organ paru paru sang bayi tidak sempurna, lalu kemudian 6 bulan berikutnya Rina hamil Kembali, namun saat usia kandungan 4 bulan dia harus keguguran, sejak saat itu baik Andi dan Rina sepakat untuk menunda kehamilan, hingga Rina lulus dan wisuda, namun walau begitu baru saat usia pernikahan 3 tahun akhirnya mereka dikarunia putra.
Karier Andi sendiri tidak terlalu berkembang dengan pesat, bahkan cenderung lambat, saat teman satu angkatannya sudah menjadi kasub, Andi hanya menjadi pns tanpa jabatan, malah dia sering ditugaskan ke wilayah yang kering, bukan rahasia umum koneksi dalam pekerjaan sangat dibutuhkan, sedangkan andi tidak punya koneksi yang bisa memberikan sebuah tugas untuk mengangkat prestasinya. Karakter antara suami istri andi dan Rina cukup berbeda, jika andi kesannya kaku dan serius, maka istrinya adalah wanita muda yang menarik dan supel. Saat kuliah dulu Rina mempunyai banyak teman, baik pria atau wanita, saat masih kuliah Rina sering mendapat pekerjaan menjadi spg pameran AUTOMOTIVE karena koneksinya yang luas, dan tentunya penampilan fisiknya yang menunjang.
Saat ini Andi ditugaskan di cabang sebuah BUMN di kota solo, jawa tengah, sudah hampir 6 bulan andi pindah bertugas, pasangan Andi dan Rina menempati sebuah rumah dinas yang tidak terlalu jauh dari kantor, akbar anak mereka tidak ikut pindah, orang tua Rina melarang akbar dibawa, dan kebetulan akbar baru saja masuk sekolah SD, Andi dan Rina beranggapan repot kalau harus urus surat-surat pindah sekolah Kembali. Apalagi jarak solo ke Jakarta juga tidak terlalu jauh. Terkadang sebulan sekali saat jumat sore bergantian Rina atau Andi menengok putra semata wayang mereka, dan minggunya mereka balik ke solo.
Kehidupan Rumah tangga Andi dan Rina berjalan normal saja, walau saat awal pernikahan mereka, dengan karakter Rina yang periang, dia sempat sulit beradaptasi dengan suaminya yang cenderung kaku, namun seiring berjalannya waktu, Rina mencoba untuk memahami karakter suaminya itu
Tak terlalu banyak pertengkaran dalam 10 tahun kehidupan rumah tangga mereka, hubungan intim juga berjalan biasa2 saja, karena andi adalah pria konservatif dalam hubungan intim pun cenderung kaku, Rina tidak pernah mengoral ataupun di oral oleh suaminya, hubungan intim yang mereka lakukan ya begitulah, jujur saja Rina merasa kehidupan seksual mereka tidak pernah seru, hanya sebatas kewajiban saja, tak pernah sekalipun Rina merasakan o*****e saat berhubungan intim dengan suaminya, tak pernah sekalipun dalam sepuluh tahun pernikahan mereka.
Namun walau begitu Rina adalah seorang wanita yang di didik dengan baik oleh orang tuanya, baginya itu bukanlah perkara besar (paling tidak sekarang ini, saat ini), selama ini suaminya sudah menjadi suami yang bertanggung jawab, semua gajinya diserahkan ke Rina, pulang selalu tepat waktu, bahkan hari liburpun tidak pernah suaminya itu keluyuran gak jelas tanpa sepengetahuan Rina, saat ini Rina merasa itulah yang terbaik, rasa ketidakpuasan dalam hubungan seksual bisa dia kesampingkan, Rina hanya ingin menjadi ibu rumah tangga yang baik buat keluarga kecilnya.
Malam itu setelah asik berchat ria di grup WAG, Rina lalu mencharge hpnya, dan kemudian dia pergi tidur, sebelumnya dia sempat video call dengan akbar putranya. Andi masih asik dengan pekerjaannya di laptop, setelah menyelesaikan pekerjaan dia mematikan laptop, dan masuk ke kamar, dilihatnya istrinya sedang tidur, dia kemudian tidur disamping istrinya, dia merasa horni malam itu, kemudian didekatinya istrinya yang sedang tidur, Andi kemudian berbisik
“bun, dah tidur?”
Rina hanya mendehem “ehmm”.
“bun, ayah pengen..”.
Andi membuka kancing piyama Rina, Andi selalu takjub melihat p******a istrinya, kebiasaan Rina yang tidak menggunakan BH saat tidur, membuat Andi langsung melihat buah d**a istrinya yang begitu putih dengan putting agak pucat, diremasnya buah d**a istrinya, Rina membuka matanya sedikit, gairahnya perlahan mulai terusik, saat suaminya mengenyot putingnya, menjilati buah dadanya bergantian kiri kanan. Andi lalu menarik celana Panjang piyama istrinya itu, dan kemudian membuka celana dalam istrinya, Rina benar-benar sudah terjaga sekarang, perlahan dia angkat pinggulnya agar suaminya bisa membuka celana dalamnya dengan mudah.
Andi semakin terangsang melihat gundukan tembem di tengah s**********n istrinya, pahanya yang mulus dengan kulit agak kemerahan, bulu kemaluan yang terawat dengan baik, membuat p***s Andi semakin tegang, andi mengelus belahan v****a istrinya, sambil mulutnya tetap mengenyot p****g istrinya.
“yah mainin dong v****a aku dengan lidah” kata Rina, namun kata kata itu hanya tersimpan di tenggorokan, Rina merasa malu untuk mengatakan itu, Rina yang terpejam mencoba menikmati gairahnya yang semakin meninggi akibat kenyotan suaminya pada putingnya yang sensitive, entah sejak kapan andi tau2 sudah telanjang bulat, dia memposisikan dirinya didepan s**********n istrinya, kaki Rina direngangkan, Rina kemudian membuka matanya melihat aksi suaminya itu “kok udah mau masukin aja yah” lagi lagi kata kata itu hanya di tenggorokan saja tertinggal, dia biarkan p***s suaminya mencoba memasuki liang vaginanya, terasa perih saat p***s suaminya masuk, bukan karena p***s itu besar, tapi karena lubrikasi vaginanya belum sempurna akibat rangsangan yang kurang.
Gesekan p***s suaminya di kulit vaginanya terasa perih, namun walau begitu v****a akan secara alamiah memaksakan pelumasan, perlahan Rina mulai terbiasa, Rina merasa p***s suaminya timbul tenggelam dalam radar syaraf vaginanya, kadang terasa ada, kadang hilang, bagai sinyal hp yang suka penuh atau lenyap. Rina mencoba mendesah, tapi apa yang mau didesahkan sedangkan syaraf vaginanya mengirim sinyal yang hilang timbul ke otaknya, tak berapa lama Andi mengejam dan mengeram “hhooohh aohh” Rina merasakan ada cairan meleleh di permukaan vaginanya, dan Rina tau persis itu bukan lender rangsangannya, tapi itu cairan a******i suaminya, ya suaminya sudah klimaks padahal Cuma sekitar 2 menit lalu suaminya menghujam v****a Rina dengan p***s mungilnya. “ohh” andi kemudian ambruk kesamping Rina, tak lama terdengar dengkurannya, Rina hanya melirik ke suaminya yang sedang asik mendengur, dia kemudian bangkit dari ranjang, menuju ke kamar mandi.
Rina membersihkan s****a suaminya yang masih tertinggal dalam vaginanya, dalam kamar mandi dia kemudian mengobel vaginanya sendiri, dia duduk di closet, Rina mengobel vaginanya mengeluarkan seluruh s****a suaminya itu, perlahan dia lalu mengelus klitorisnya sendiri, Rina ber m********i perlahan dengan pasti dia kemudian mencapai kepuasan dengan jarinya sendiri.
“sudah sepuluh tahun menikah, kamu tetap tak bisa memuaskan aku bang, aku bisa memuaskan diriku lebih baik dari dirimu” batin Rina.