“Berjanjilah untuk menikah denganku! Aku akan mengenalkanmu pada Mami sekarang! Berjanjilah kau bersedia membangun rumah tangga bersamaku!” ucap Wira berbisik di telinga Rinai. Belum Rinai menjawab. Daun pintu terbuka lebar. Mami yang baru saja hendak memanggil Wira membeliak kaget menatap adegan yang ada di depannya. “Wira!” “Ririn!” Kedua netra Rinai sontak membulat. Dia hendak melepaskan tangan Wira yang melingkar, akan tetapi lelaki itu malah mengeratkan pelukannya meski tak sampai membuatnya sakit. Wira mengangkat wajah lalu tersenyum pada Mami. “Syukurlah kalau Mami tahu lebih cepat!” ucap Wira santai. Meskipun enggan, akhirnya dia melepas pelukannya karena Rinai tak berhenti meronta. Namun jemari kekarnya beralih menggenggam tangan Rinai seolah hendak mengatakan pada Mami, ka