Berjanjilah

1132 Kata

"Maaf, pak Tama. Kalau saya boleh tahu, rencana apa yang anda maksud?" Mbak Dina memberanikan dirinya untuk bertanya secara jelas dengan Tama. Tama tak bergeming, ia hanya menatap lurus tanpa memperdulikan Dina yang tengah menunggu jawabannya. Beberapa detik kemudian, Tama membuka mulutnya. "Tunggu saja perintah selanjutnya." Final, tak ada lagi yang bisa membantahnya saat ini. 'Astaga, apa dia bos ku? bahkan bosku saja enggak pernah berkata seperti ini. Ciiih... memang benar kata bu Dhira, dia pemaksa sekali.' Mbak Dina berdecak kesal di dalam hati. *Flashback Off* *** Tok tok tok... Pintu kamar Dhira di gedor dengan cepat. "Apa kamu akan terus mengurung diri di kamar, sayang?" Tama menyandarkan tubuhnya di dinding samping pintu kamar Dhira dengan kaki yang bersila. "Sebentar..."

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN