"Ma, pa... Maafin aku. Tapi ini sudah menjadi pilihanku," ucap Dhira dengan mata yang berkaca kaca. Sejak tadi mereka berbincang serius, Dhira terus mencoba menahan air matanya agar tak lolos begitu saja. Mama Dhira telah terlebih dahulu meneteskan air mata, di peluknya tubuh ideal putri semata wayangnya yang telah merasakan kekecewaan. "Mama yang harusnya meminta maaf nak, jika saja mama enggak terlalu egois sama kamu." Renita, menangis dalam pelukan Dhira. Sementara Adi, sang papa hanya mampu menghela nafas panjang. "Papa akan melindungi kamu dimana pun." Seraya megelus lembut kepala Dhira. Dhira perlahan melepaskan pelukannya dari Renita. "Tapi, bagaimana jika perusahaan mama mengalami kerugian seperti yang di katakan Arjuna padaku?" tanya Dhira sangat khawatir. Renita dan Adi salin