Mata itu terus memandang dengan tatapan nyalang selama beberapa saat. Tangannya masih setia mengepal erat, berbanding terbalik dengan hatinya yang di selimuti rasa cemas dengan keadaan Nabila. Perlahan namun pasti Zidan mendekat ke arah Dereck. Tepat di belakang Dereck dengan jarak hanya beberapa centi, Zidan langsung beralih ke depan Dereck. Dengan gerakan cepat, Zidan mengambil aih tubuh Nabila ke dalam dekapan tangan kirinya dan memberi pukulan telak pada Dereck. BUG!! Dereck tidak sempat memberi perlawanan dan akhirnya terjungkal ke belakang. Mata Dereck menatap Zidan seketika. Tidak di sangka Zidan akan memberikan reaksi yang berlebihan membuat Dereck tersenyum tipis, ‘Zidan, kau menaruh minat padanya ‘kan, bahkan mungkin bisa di bilang sudah cinta. Tapi kau dengan mudahnya mengat