Chap 3. Kontrak Pernikahan

996 Kata
Kediaman Sunjaya Setibanya mobil Nabila di depan rumah, dia melihat satu buah mobil mewah bertengger di depan rumahnya. Nabila turun, dengan perasaan enggan dia masuk kedalam rumah. Di dalam rumah sudah ada sepasang pasutri paruh baya yang sedang duduk bersama Harun Sunjaya diruang tamu. "Pa, aku pulang!". Sapa Nabil yang baru saja masuk kedalam ruang tamu. "Nabil, kemari!". Panggil Harun dengan tatapan mengancam. Dengan terpaksa Nabil menuruti keinginan Papanya dan duduk di ruang tamu."Hallo Paman, Tante. Perkenalkan saya Nabil". Sapa Nabila menundukkan badan sembari tersenyum simpul. "Nabil, kenalkan beliau adalah Tuan William Kenward dan Nyonya Illiana Prameswari". Kata Harun Sunjaya. "Benar, Kedatangan kami kemari adalah untuk meminta Nona Nabila bersedia menikah dengan putra kami". Sambung Nyonya Illiana. "Mengenai putra kami, dia sedang dalam perjalanan kemari. Mohon di maafkan atas keterlambatan putra kami". Sejenak Nabila terdiam, dia mengingat pernah mendengar nama Illiana. 'Sepertinya aku pernah mendengar nama itu, tapi dimana?'. Fikir Nabila mengingat. "Paman dan Bibi saya permisi sebentar untuk berganti pakaian dahulu. Paman dan Bibi, silahkan nikmati jamuannya". Nabila pergi dari ruang tamu melewati tangga menuju kamar. Tidak lama kemudian, seorang pria datang dari arah pintu masuk kedalam ruang tamu. Dia berjalan mendekat kearah Tuan dan Nyonya Kenward. "Selamat siang Paman Harun, perkenalkan saya Zidan Samuel Kenward. Maaf atas keterlambatan saya mengunjungi Paman. Kebetulan hari ini bertepatan dengan Acara di Kampus Kenward". Papar Zidan. Dia duduk disamping William Kenward, secara tidak sengaja Zidan melihat perlengkapan laser yang terpasang di ruangan tertentu dan itu membuatnya semakin penasaran dengan isi didalam kediaman Harun Sunjaya. 'Terpasang beberapa CCTV dan laser merah didepan ruangan tertentu. Keamanan tingkat tinggi seperti ini jarang ditemui di Indonesia, hanya pihak tertentu yang mendapat hak tersebut. Sebenarnya siapa Harun Sunjaya ini?. Sepertinya aku harus menyelidikinya'. Batin Zidan. "Nak Zidan tidak perlu sungkan, saya justru merasa terhormat karena Keluarga Kenward masih memenuhi janji kedua orang tua kita terdahulu". Kata Harun mengingatkan. "Benar, pernikahan ini adalah permintaan mendiang Ayah saya Rudolf Kenward (Kakek Zidan) dengan Tuan Brahma Sunjaya (Kakek Nabila). Inibadalah surat wasiat perjodohan yang Ayah saya tulis 10 tahun yang lalu. Sebagai i'tikad baik dari kami, saya membawa sedikit seserahan sebagai tanda bahwa kami sungguh-sungguh dalam menerima Nona Nabila sepenuhnya". Sambung Tuan Kenward ramah. Meski William Kenward terlihat ramah, namun ada dasarnya dia seperti putranya yang memiliki sejuta hal yang tersembunyi di balik keramahannya. Dari luar 3 ajudan masuk membawa beberapa seserahan seperti akta tanah dan sebuah pulau pribadi, properti, Villa, akta saham dan lain-lain. Ke3 ajudan berdiri disamping Tuan Kenward dan menaruh semua barang bawaan diatas meja. "Tuan Harun, sebagai tanda pertunangan putra kita. Silahkan diterima beberapa hadiah yang kami bawa sebagai seserahan untuk Nona Nabila. Semoga sedikit hadiah yang kami bawa dapat Tuan Harun terima". Pandangan mata Harun Sunjaya seketika berubah melihat beberapa kertas bernilai triliunan tepat didepan matanya. Tatapan matanya terlihat begitu tamak dam serakah. Sejenak Harun tersenyum sinis. "Terima kasih atas pemberian dari Tuan Kenward, saya sebagai pihak dari Nabila menerima dengan sepenuh hati dan merasa beruntung memiliki besan seperti anda". Zidan masih memperhatikan sekeliling ruangan, pandangannya begitu saja tersita melihat wanita yang melempar kulit pisang turun dari lantai atas dengan mengenakan Dress panjang berwarna biru muda dengan rambut panjang yang dibiarkan tergerai. "Gadis nakal, bagaimana bisa dia ada disini?". Gumam Zidan. Nabila yang turun dari tangga berjalan menuju meja tamu, seketika Nabil terkejut melihat pria yang mobilnya tidak sengaja dia lempari kulit pisang. 'Ya Tuhan, ketemu pria ini lagi? Hari ini Kesalahan apa yang telah kuperbuat hingga mendapatkan kesialan seperti ini!. Ah… apa dia ingin menuntutku karena hal sepele yang aku lakukan?'. Batin Nabila. "Nona Nabila Keysha Sunjaya. Senang berjumpa kembali dengan anda!". Kata Zidan penuh penekanan. Melihat gerak gerik dari Nabila dan Zidan Illiana tersenyum faham dan mengangguk. "Zidan, apa kalian sudah saling bertemu sebelumnya? Ini benar-benar takdir". Ungkap Illiana. "Ibu, apa yang ibu katakan. Aku baru pertama melihat Nona Nabila yang begitu anggun. Dan seketika teringat dengan gadis nakal yang membuang kulit pisang di kaca mobilku. Kebetulan mereka sangat mirip". Sindir Zidan. Nabila duduk tepat didepan Zidan, sesaat dia memandang mata indah dan senyum manis Zidan yang membuat hatinya berdeguk kencang. 'Apa-apaan dengan hatiku ini, aku sudah terbiasa berhadapan dengan semua macam pria. Tapi mengapa hatiku tidak terkontrol meski hanya memandang matanya? Apakah aku sedang terkena syndrom pria tampan?'. Batin Nabila bergejolak. Zidan yang menyadari tingkah Nabila tersenyum sinis. 'Tidak perduli dengan siapa aku menikah, yang terpenting adalah aku harus memenangkan pertarunganku dengan Darek Alexander Kenward (putra pertama William Kenward) dan mendapatkan 70% Saham Utama Kenward Corp'. Batin Zidan. "Ayah, Ibu dan Paman. Izinkan saya membawa Nabila untuk melihat taman". Zidan berdiri, dia menarik tangan Nabila dan menekannya. "Jangan melawan!". Bisik Zidan. Nabila terpaksa mengiyakan permintaan Zidan "Dasar gila!". Balas Nabil. "Baiklah, kalian memang butuh waktu untuk saling mengenal. Ini baik untuk kedua belah pihak". Kata Illiana mengiyakan. Zidan mendekap Nabila dan membawanya ketaman samping Kediaman Sunjaya. Ditaman Zidan melepas dekapannya dan melempar Nabila ke bangku taman dengan kasar. Braak.. "Dasar pria b******k! Siapa juga yang ingin menikah dengan pria kasar sepertimu!". Umpat Nabil, dia berdiri membenarkan posisi duduknya. "Gadis nakal, aku akan mengatakan ini hanya sekali, maka dengarkan baik-baik!. Kita menikah karena orang tua, maka dari itu aku membuat surat kontrak pernikahan! 1. Dalam surat kontrak diterangkan bahwa diharuskan menyembunyikan identitas pernikahan kita 2. Masa pernikahan adalah 3 tahun, selama 3 tahun aku akan menanggung semua biaya hidupmu. Dan menfasilitasi semua kebutuhan sebagai pasutri 3. Selama kontrak pernikahan, pihak wanita dilarang memiliki hubungan dengan pria lain 4. Dilarang ikut campur dalam urusan pihak pria 5. Selama kontrak pernikahan, semua perkataan dan peraturan atas nama pihak pria adalah mutlak Zidan menyerahkan dokumen yang baru saja dibicarakannya. "Sampai sini adakah keluhan dari Nona Nabila?". Tanya Zidan dengan menatap dingin Nabil Nabila mengeryitkan kening, dia merasa kesal namun tidak mampu untuk melawan. "Tuan Zidan yang terhormat, jika kamu ingin memanipulasi dan memonopoli kehidupanku. Mengapa kamu masih mempertanyakan isi dari kontrak tersebut. Aku hanyalah pion, tidak ada hak untukku melawan. Meski harus hidup dengan pria berdarah dingin sepertimu, aku katakan! Aku tidak akan mudah untuk kamu kendalikan! Ingat itu baik-baik!".
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN