"Gagasan yang bagus, itulah yang aku harapkan darimu gadis nakal. Aku terima semua kata-katamu karena permainan ini baru saja akan dimulai". Kata Zidan perlahan namun penuh penekanan.
Nabila mau tidak mau memang harus menandatangani kontrak tersebut demi menyelamatkan Ibunya yang masih di genggaman Harun.
Kehidupan yang baru dan sulit untuk ditebak telah menanti Nabila semenjak dia menandatangani pernikahan kontrak dengan pria yang masih dengan segudang misteri.
Setelah Nabila dan Zidan saling menandatanganiidi kontrak, Zidan mengambil dokumen tersebut.
"Urusanku denganmu sudah selesai, sampaikan salamku pada Ayahmu. Aku pergi dahulu karena masih banyak urusan yang menanti. Sampai jumpa di pelaminan gadisku". Zidan mengedipkan mata kanannya dengan jahil lalu meninggalkan Nabila sendiri di taman.
"Chih!! Zidan, kamu yang memulai maka jangan salahkan aku jika aku akan membuatnya tidak semudah dalam anganmu. Kamu telah meremehkan orang yang salah!". Gumam Nabil.
Nabila kembali keruang tamu dan menyampaikan pesan dari Zidan. Setelah beberapa jam, kedua keluarga sepakat akan melaksanakan resepsi pernikahan 1 minggu dihitung mulai dari sekarang secara tertutup yang hanya dihadiri beberapa orang penting. Tuan dan Nyonya Kenward pamit undur diri dan meninggalkan kediaman Harun.
Setelah kepergian Tuan dan Nyonya Kenward, Nabila menemui Ayahnya yang berada di ruang kerja dengan emosi yang memuncak.
Braak!
Nabila membanting pintu dan masuk tanpa permisi, dia melihat Ayahnya sedang memeriksa isi hadiah pemberian keluarga Kenward.
"Ayah, Apa kamu puas sekarang! Aku percaya pemberian dari Tuan Kenward tidaklah sedikit. Sekarang, cepat beritahukan dimana Ibuku? Apa yang sudah kamu lakukan padanya?". Tegas Nabil.
"Nabil, tenanglah dahulu. Aku tidak mungkin membunuh Ibumu, untuk saat ini dia masih aman disuatu tempat. Kecuali jika dia memang ingin mati mengenaskan, aku akan mengabulkannya saat ini juga!". Kata Harun tanpa rasa bersalah.
"Apa kau bilang pak Tua? Untuk saat ini Ibuku masih aman? Katakan! Apa yang melatar belakangi kau menyekap Ibuku? Tidakkah kau tahu Pak Tua, itu akan mengundang bencana untukmu?". Ancam Nabil.
"Aku hanya menginginkan 50% saham dari Keluarga Kusuma yang ada ditangan Ibumu. Tapi sepertinya dia enggan untuk memberikannya dan memilih untuk diasingkan". Kata Harun yang mssih melihat beberapa dokumen.
Karena Nabila terpancing emosi, dia menunjuk dengan jarinya tepat didepan wajah Ayahnya Harun Sunjaya. "Biadab kau Harun! Kau hanya pria tua bangka tapi masih begitu serakah. ingatlah dengan Janjimu. Jangan lukai Ibuku, maka aku akan menuruti semua permintaanmu. Dan camkan baik-baik, aku diam bukan berarti kau aman. Tidak akan ada badai selagi kau tidak mengundang awan hitam. Dan aku pastikan kau akan membayar semuanya!". Nabil keluar dari ruang kerja dan membanting pintu.
Dengan emosi yang masih meluap, Nabila mengambil mobil didepan kediaman Sunjaya dan kembali ke rumah kontrak yang sudah dia tempati selama 2tahun terakhir.
***
Rumah Kontrak Nabila
Rumah mini dengan segala fasilitas yang ada dan memiliki tingkat keamanan tinggi yang tersembunyi, membuat rumah Nabila selalu sepi dan jauh dari keramaian. Demi menjaga identitas dan semua yang berhubungan dengan SSIA.
Setibanya di rumah, Nabil masuk kedalam dan berjalan menuju kamarnya. Dia membanting tubuhnya di kasur dengan perasaan marah dan lelah.
"Ibu, bertahanlah sedikit lagi dan aku akan menyelamatkanmu dari pria serakah itu. Entah siapa yang mendukung Harun di balik bayang-bayang, hingga sampai saat ini informasi mengenai Ibu bahkan terkunci rapat". Gumam Nabil, perlahan dia memejamkan mata dan tertidur dengan membawa beban dipundaknya.
3 jam telah berlalu, tiba-tiba dering ponsel membangunkan Nabila dari tidurnya. Nabil tersentak melihat jam menunjukkan pukul 03.30 sore. Terlihat 1 panggilan masuk dari David Prambudi, dan seketika Nabila teringat dengan Tugasnya.
"Nabila, apa yang kau lalukan, Mengapa masih belum kembali kemarkas? Semua Anggota telah menunggumu disini".
"Sorry Vid, ada banyak hal yang terjadi hari ini dan itu membuatku lelah hingga tertidur. Kau tunggulah aku di Markas setengah jam lagi. Kita akan berangkat ke Madura bersama.
"Baiklah, Kau bersiaplah. Perlengkapanmu yang tertinggal di markas sudah aku persiapkan. Aku sudah meretas alamat IP yang atasan berikan. Jika memang itu asli, pertemuan mereka kali ini akan ada Kec. Larangan desa Blumbungan. Disana ada sebuah hutan dan jalan rahasia yang terhubung ke sebuah lorong bawah tanah.
"David, terima kasih untuk infonya. Sampai jumpa.
Nabila menutup telefonnya, dia beranjak dari kasur dan menuju kesebuah ruangan khusus yang tertutup dari dunia luar. Dia menekan sebuah tombol disamping dinding, dan pintu rahasia terbuka. Didalam terdapat perlengkapan bertempurnya seperti pistol revolver, senjata laras panjang, bom asap, racun, jam tangan yang di modif, jaket anti peluru bahkan obat yang digunakan khusus untuk penangkal racun. Semua tersimpan rapi dalam ruang rahasianya.
Nabila mempersiapkan keperluannya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian ciri khas dari Hunter Angle yaitu pakaian yang serba hitam dan topeng Angle yang menutupi sebagian wajahnya.
Setelah mempersiapkan semua keperluannya, Nabila keluar dari ruang rahasia dengan menyangklok tasnya.
"Mr. ZK aku datang! Tidak ada yang tidak bisa aku taklukkan. Kau ada dalam targetku, jadi pastikan beri sambutan meriah untukku!". Gumam Nabil.