Tangan kiri Nabila ia gunakan untuk menahan cengkraman Zidan, sedangkan tangan kanannya digunakan untuk menunjuk d**a bidang Zidan. Mata Nabila menyala penuh amarah. Percuma dia merasakan sakit dan khawatir jika pada akhirnya dia tetap saja tak dianggap. "Apa kau sudah selesai, tuan Zidan!" Ucap Nabila mengulang kembali ucapannya. "Perlu aku ingatkan pula padamu, tuan Zidan. Sejak awal aku melakukan semua ini hanya karena keluargamu, terutama kakak Dareck sangat mengkhawatirkanmu. Jika aku tahu pada akhirnya kau tetap tidak bisa mengerti arti dari kata MENGHARGAI dan TERIMA KASIH. Jujur! Aku tidak sudi untuk mencari pria b******k sepertimu. Kau terlalu memandang tinggi dirimu. Satu hal lagi, pernikahan kita memanglah hanya sebatas KONTRAK. Tapi aku sebagai wanita yang memiliki HARGA DI