episode 17

1355 Kata
Kring...kring...kring," bunyi suara jam alarm. Fani terbangun mendengar suara alarm itu, Fani sengaja memasang alarm agar ia tidak bangun kesiangan sebab tadi malam Fani dan Dave menonton TV sampai larut malam. Seperti biasa Fani membangunkan Dave dan mengajaknya Shalat shubuh, awalnya Dave menolak karena ia masih mengantuk tetapi Fani memaksanya. Dave dan Fani Shalat shubuh bersama, setelah Shalat Fani bersiap mengganti pakaiannya, Dave merasa heran melihat Fani yang sedang mengganti pakaiannya. "Sayang kau mau pergi kemana sepagi ini?" tanya Dave bingung. "Mau ke pasarlah Sayang, mau belanja bahan makanan," jawab Fani. "Apa sepagi ini!" teriak Dave kaget. "Iya Sayang, ayo cepatan kau siap-siap juga!" ajak Fani. Dave terdiam di tempat tidur ia masih tidak percaya Fani mengajaknya berbelanja sepagi ini bahkan matahari belum menampakkan wujudnya. "Sayang ayo, kok diam aja," kata Fani sambil menarik tangan Dave. Dave lalu mengambil jaket dan kunci mobilnya lalu dan bergegas ke bawah menuruti kemauan istrinya, Dave dan Fani pergi ke pasar tradisional sesuai dengan permintaan Fani. 30 menit kemudian Dave dan Fani sampai disana, Dave tidak mau turun dari mobil saat melihat keadaan jalan di pasar tradisional itu yang kotor dan becek. "Sayang, apa kau yakin kita akan berbelanja di sini?" tanya Dave ragu. "Iya Sayang, di sini tempat para petani menjual sayurnya secara langsung dan juga hasil ikan langsung dari nelayan jadi di jamin semua bahan makanan di sini masih segar semua," jawab Fani antusias. Dengan terpaksa Dave turun dari mobil menemani Fani berbelanja, Fani melangkahkan kakinya ke dalam pasar lalu di ikuti oleh Dave. Dave berjalan berjinjit menghindari jalan yang becek ia tidak mau kalau kakinya sampai kotor, Fani hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Dave yang berjalan seperti itu. Fani lalu berhenti di tempat penjual ayam dan daging. "Bu, berapa harga ayam dan dagingnya?" tanya Fani. "Ayamnya 35 ribu sekilo. Dagingnya 150 ribu mbak sekilo," jawab penjual itu. "Saya beli ayamnya 2 kilo dagingnya juga 2 kilo ya Bu," kata Fani. "Ow...iya mbak tunggu sebentar ya ibu siapkan dulu,". Ibu penjual itu memotong ayam dan daging lalu memasukkannya ke dalam plastik sambil sesekali melihat Dave. "Ini suaminya ya Mbak?" tanya penjual itu sambil terus melihat Dave. "Iya Bu," jawab Fani ramah. "Tampan sekali suaminya, Mbak,". "Iya Bu, jadi berapa jumlah semuanya Bu?" tanya Fani. "Semuanya 370 ribu, tapi untuk Mas tampannya jadi 300 ribu aja," kata Ibu penjual Daging sambil mencubit pelan pipi Dave. Dave membulatkan matanya dan langsung memegang pipinya yang di cubit penjual daging itu. "Dasar Ibu ini tangannya bekas memegang daging malah menyentuh wajahku," guman hati Dave kesal. Fani menahan tawanya melihat wajah Dave yang kesal, Dave dan Fani lalu pergi meninggalkan penjual daging itu, kemudian mereka berhenti di tempat penjual sayuran. Fani melihat ada banyak berbagai macam sayuran. "Mau beli sayur apa Mbak!" sapa penjual sayur. "Saya beli sayur yang ini dan yang lainnya Bu," jawab Fani. Penjual itu lalu mengambil semua sayur yang di pilih Fani dan memasukkannya ke dalam plastik, Penjual sayur itu memperhatikan Dave yang sedang menunggu Fani tanpa sadar Dave memegang wortel yang berada di dekatnya. "Mas tampannya suka wortel ya," Ucap penjual sayur. Dave yang sedang memegang wortel tersadar langsung segera meletakkan wortel yang tadi di pegangnya. "Iya Bu, suami saya memang suka wortel," sahut Fani. "Kalau begitu ini ibu tambah in wortelnya sekilo untuk Mas tampan," ucap Ibu penjual sayur tersenyum. "Terima kasih Bu," ucap Fani tersenyum. Fani merasa senang karena berkat wajah tampan Dave ia mendapat diskon dan tambahan sayuran, Fani lalu menyerahkan uang kepada penjual sayur untuk membayar sayuran tersebut. setelah itu Dave dan Fani pergi meninggalkan tempat penjual sayur itu. "Sayang, ayo pulang!" ajak Dave. "Iya Sayang sebentar lagi kita cari Bumbu dapur dulu," jawab Fani. Dave menghela napasnya lalu mengikuti Fani kembali belanja bumbu dapur, Fani berjalan menuju tempat penjual bumbu dapur yang letaknya sedikit jauh. "Mau beli apa Neng?" tanya seorang pria penjual bumbu dapur. "Saya mau beli yang ini Pak," jawab Fani sambil menunjuk bumbu dapur yang ingin ia beli. "Jangan panggil Pak dong Neng, panggil Mas aja,". Bola Mata Dave melotot mendengar pria itu mencoba menggoda Fani dengan cepat Dave menarik tangan Fani ke belakang, Dave mengambil plastik yang berisi bumbu dapur lalu mengeluarkan uang dan memberikannya kepada pria penjual bumbu dapur itu. "Ini uangnya ambil saja kembaliannya," ucap Dave lalu pergi sambil menarik tangan Fani. "Sayang, kau kenapa?" tanya Fani bingung melihat tangannya di tarik Dave. "Aku tidak suka Pria tua itu mencoba menggodamu. Ayo kita pulang!". Fani menganggukkan kepalanya kemudian mengikuti langkah Dave menuju mobil, sampai di mobil Dave meletakkan semua belanjaannya ke dalam bagasi mobil. Saat akan masuk ke dalam mobil, Fani melihat ibu-ibu penjual buah yang tidak jauh dari mobil Dave, buahnya masih terlihat utuh sepertinya belum ada orang yang membelinya. Fani lalu mendekati ibu penjual buah itu untuk membeli buahnya. "Bu, berapa harga buahnya?" tanya Fani. "Jeruknya 20 ribu sekilo mbak kalau apel 25 ribu," jawab Penjual buah itu. "Saya beli jeruk sama apelnya sekilo ya Bu," ucap Fani. Ibu itu menganggukkan kepalanya lalu memasukkannya buah jeruk, apel ke dalam plastik dan menimbangnya, Fani lalu memberikan uang sebesar 300 ribu kepada ibu penjual buah itu. "Mbak ini uangnya kebanyakan," ucap Penjual Buah itu. "Tidak apa-apa Bu, ini untuk Ibu dan Anak ibu," ucap Fani tersenyum. "Terimakasih banyak ya mbak, sejak tadi anak saya lapar tapi dagangan ibu belum ada seorang pun yang beli, ibu tidak punya uang untuk membeli makanan," ucap Ibu Penjual Buah itu senang. "Iya Bu, sama-sama," ucap Fani tersenyum. Dave menyadarkan tubuhnya di samping mobil, sambil melipat kedua tangannya di d**a. Dave melihat dan mendengar percakapan Fani dengan Penjual Buah itu, Dave merasa bersyukur memiliki istri seperti Fani yang tidak hanya cantik wajahnya tetapi hatinya juga membuat Dave semakin mencintai Fani. Tidak lama kemudian Fani datang menghampiri Dave yang sejak tadi menunggunya. "Ayo Sayang kita pulang!" ajak Fani. Dave dan Fani lalu masuk ke dalam mobil, Dave mengemudikan mobilnya menuju Rumah, sampai di rumah Dave merasa heran melihat Reyhan berada di rumahnya. "Ngapain Reyhan pagi-pagi datang ke sini," guman hati Dave. Sebelum Dave menemui Reyhan, Dave meminta Bi Imah mengambil belanjaannya di dalam bagasi mobil dan membawanya ke dapur, sementara itu Fani langsung menuju ke kamarnya untuk mandi dan bersiap ke kantor. "Ada apa Rey, pagi-pagi kau sudah datang kesini?" tanya Dave. "Aku kesini mau mengambil mobilku, apa Kau lupa sudah membawanya kemarin," jawab Reyhan. "Maaf Rey, aku lupa mengembalikan mobilmu, ini kunci mobilmu,". Dave memberikan kunci mobil Reyhan, Reyhan lalu mengambilnya dan bersiap pergi ke kantor. "Ow ya Rey, nanti siang tolong gantikan aku menemui perwakilan dari Perusahaan AF Group," ucap Dave. "Kenapa tidak kau saja yang menemuinya Dave, Perusahaan AF Group adalah Perusahaan besar kita sangat beruntung jika bisa bekerja sama dengan mereka," ucap Reyhan. "Aku tidak bisa Rey, aku harus memimpin Rapat tahunan nanti siang, kau saja yang menemuinya aku percaya padamu," ucap Dave. Menepuk pundak Reyhan, memberikan dukungan kepada Reyhan. "Baiklah, nanti aku akan menemuinya kirim saja alamatnya, aku pergi dulu," pamit Reyhan. Reyhan lalu pergi meninggalkan rumah Dave dan Dave kembali ke kamar untuk bersiap ke kantor, di dalam kamar Dave melihat Fani yang hanya memakai handuk yang di lilitkan di ketiaknya. Fani yang sehabis mandi memilih berhias terlebih dahulu sebelum memakai bajunya, Fani tidak menyadari akan kedatangan Dave. "Sayang, apa kau sedang menggodaku," ucap Dave melangkahkan kakinya mendekati Fani. Fani yang menyadari dirinya belum memakai baju, lalu berjalan membuka lemari ingin mengambil bajunya tetapi dengan cepat Dave menahan tangan Fani saat ia akan membuka lemari itu. Dave menggendong Fani, merebahkannya di atas tempat tidur lalu dengan cepat ia membuka pakaiannya dan menindih Fani sehingga ia tidak bisa bergerak. "Sayang lepaskan aku, aku mau berangkat ke kantor nanti terlambat," ucap Fani. Sambil Berusaha melepaskan dirinya dari Dave tetapi usahanya sia-sia karena tenaga Fani tidak cukup kuat mendorong tubuh Dave yang jauh lebih besar darinya. "Sayang, kau harus bertanggung jawab dulu karena Kau sudah membuat adik kecilku terbangun," ucap Dave terkekeh. Fani tidak mengerti siapa adik kecil yang di maksud Dave, Dave lalu membuka sedikit handuk Fani dan mencium bibir Fani dengan lembut. Fani baru mengerti setelah Dave melepaskan semua handuknya Fani hanya bisa pasrah Dave melakukan apa yang ia inginkan, Dave mencium setiap lekuk tubuh Fani dan menikmatinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN