Bab 7. Reuni

1165 Kata
Mata Hanin terbelalak lebar saat melihat Raka yang sedang mencium Zeelia dan tangan yang sudah masuk ke dalam baju Zeelia. Raka terkejut dan menoleh pada pintu di mana ada Hanin yang sedang menahan amarahnya. Zeelia sempat terkejut tapi dia tersenyum samar melihat wajah Hanin yang memerah menahan amarah. “Hanin?” Gumam Raka lirih. “Apa yang sedang kamu lakukan mas Raka!” Sentak Hanin membuat Raka dengan susah payah menelan ludahnya. “Mbak Zeelia juga kenapa tega membiarkan aku menunggu di mobil selama itu sedangkan mbak sama mas Raka malah asyik b******u di sini tanpa memikirkan aku.” Kata Hanin yang membuat Zeelia heran dengan sikapnya. “Hanin, jangan lupakan kalau mas Raka itu juga suamiku. Dan aku tidak bisa menolaknya jika mas Raka meminta haknya. Lalu di mana letak salahku?” Kata Zeelia sambil merapikan kembali bajunya yang berantakan. “Jangan mencari pembelaan mbak, pasti mbak Zeelia yang menggoda mas Raka duluan sampai dia melupakan aku yang sedang menunggu di dalam mobil kan.” Katanya penuh emosi. Zeelia hanya menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapan Hanin. “Maaf ya Hanin bukan aku yang menggoda mas Raka, tapi Mas Raka yang merindukan istri sahnya. Aku tentu tidak bisa menolak kewajibanku sebagai istri untuk melayani suaminya.” Kata Zeelia dengan begitu santai dan itu membuat Raka semakin merindukan istrinya. Dia menatap Zeelia dengan tatapan sendunya. “Maafkan aku Zel.” Kata Raka yang di angguki oleh Zeelia. Hanin yang sudah tidak bisa menahan amarah langsung meninggalkan kamar Zeelia. Raka juga ikut pergi meninggalkan kamar Zeelia dengan kesal karena tidak bisa menuntaskan hasrat yang selama ini dia tahan pada Zeelia. Walaupun dia kesal, dia juga tidak bisa mengabaikan Hanin dan calon anaknya. Zeelia tersenyum mengejek saat melihat Raka berlari mengejar Hanin. “Huft.. seperti dugaanku mas kamu pasti berat sebelah. Tapi ini tidak masalah bagiku justru ini akan memudahkan aku. Tinggal tunggu tanggal mainnya suamiku tersayang. ” Gumam Zeelia dengan senyuman licik. “Aku pastikan kamu akan memohon maaf padaku nanti saat kamu mengetahui kebenarannya mas Raka.” Gumam Zeelia lagi dengan sorot mata penuh kebencian. Zeelia sudah tidak sabar menunggu hal itu terjadi pasti itu akan membuat hatinya puas. “Nin.. Hanin.. tunggu sayang, kamu jangan marah.” Kata Raka sambil mengejar Hanin dan menangkap tangan Hanin untuk menghentikannya. “Kamu sungguh keterlaluan mas, dengan kondisiku yang sedang hamil kamu masih menginginkan istri mandulmu itu. Kamu sungguh sangat keterlaluan mas Raka!” Sentak Hanin yang merasa kesal dan marah. “Maafkan aku sayang, aku khilaf. Sudah lama aku tidak berduaan dengan Zeelia jadi..” “Jadi kamu merindukannya? Begitu kan!” Sambar Hanin dengan kerasnya membuat Raka memejamkan matanya. “Seharusnya aku yang jadi prioritasmu mas Raka, aku ini sedang hamil anakmu mas dan aku tidak mau jika kamu mengutamakan istri mandulmu itu.” Teriak Hanin kemudian masuk ke dalam mobil. Raka jadi semakin kesal dengan Hanin, tapi dia memilih untuk menahannya. Dia pikir ini efek hormon kehamilan istrinya saja karena dokter sudah mewanti-wanti dirinya untuk lebih bersabar karena hormon ibu hamil suka naik turun. Setelah merasa cukup tenang Raka segera masuk ke dalam mobilnya dan melanjutkannya meninggalkan halaman rumahnya dengan Zeelia itu. Sedangkan Zeelia melihat pertengkaran antara Raka dan Hanin dari balkon kamarnya. Dia cukup puas melihat Raka dan Hanin bertengkar. Baginya itu sudah cukup untuk membalaskan sedikit rasa sakitnya yang sudah di torehkan oleh kedua manusia yang gak punya hati. “Ternyata pria yang selama ini hidup bersamaku tidak sesuai dengan harapanku. Hatinya begitu lemah sampai dia tega menduakanku karena aku tak kunjung hamil.” Gumam Zeelia merasa sedih dan juga merasa kecewa. Dia sangat sedih karena dia merasa bagaikan seonggok sampah yang tak berguna bagi suaminya. Dia juga kecewa dengan dirinya sendiri yang salah memilih pasangan hidup di masa lalu. Jadi beginilah takdir hidupnya yang malang, berstatus istri tapi seperti tak punya suami. ***** Pagi tadi Zeelia di sibukkan dengan peninjauan mall yang sudah hampir selesai itu. Siang ini Zeelia dan Rendy sedang makan siang bersama para pekerja pembangunan mall. Rendy mengajak semua pekerja itu untuk makan siang bersama. Tak peduli itu mandor, tukang, atau kuli bangunan semua tampak senang karena mendapatkan makan siang gratis dengan menu bermacam-macam. “Ayo makan yang banyak biar tambah semangat kerjanya.” Kata Rendy yang di angguki semua pekerja. “Siap Pak Bos, saya tidak akan bisa berpikir kalau tidak makan banyak. Hehe..” Kata Zeelia terkekeh. “Kalau kamu aku gak bisa ngomong lagi Zel, kan memang makanmu banyak.” Kata Rendy dan di sambut tawa semua yang ada di sana. Kecuali Zeelia yang kini mengerucutkan bibirnya. “Pelan-pelan Zel, kalau kamu tersedak siapa yang akan membantu pekerjaanku nanti?” Ledek Rendy pada Zeelia yang membuat wanita itu semakin kesal. “Kalau saya lagi kesal ya begini Pak Bos bisa makan dua kali lipat dari biasanya.” Jawab Zeelia bergumam tak karena sambil mengunyah makanannya. “Bicara yang jelas Zel, jangan seperti orang kumur-kumur begitu.” Gurau Rendy. Zeelia menghembuskan nafasnya perlahan mendengar ledekan dari Pak Bosnya itu. Zeelia tak menanggapinya lagi dia memilih melanjutkan makannya. Selesai dengan acara makan siang. Zeelia dan Rendy kini sudah sampai di kantor dan bersiap untuk pulang karena jam sudah menunjukkan untuk pulang. Zeelia mengambil ponselnya karena berniat memesan taksi online untuknya pulang. Tapi dia urungkan karena melihat ada notif pesan dan Zeelia membukanya. Pesan dari satu-satunya teman yang mau berteman dengan Zeelia ketika masih duduk di bangku SMA. Arsy: Jangan lupa nanti malam datang ya Zel di acara reuni. Zeelia: Lihat nanti aja ya Sy, kamu datang gak? Arsy: Aku datang kok Zel, kamu datang ya biar aku ada temannya. Ya..ya..ya.. Zeelia: Baiklah.. baiklah tunggu aku di pintu masuk. Sudah lama dia tak pernah datang ke acara reuni sekolah jadi dan dia ingin ikut reuni itu. Selesai berbalas pesan Zeelia memutuskan untuk segera pulang untuk bersiap-siap karena acaranya jam tujuh malam nanti. ***** Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan Zeelia sudah sampai di sebuah ballroom hotel yang di sewa khusus untuk acara reuni SMA. Zeelia melihat Arsy menunggu untuk menunggunya. “Zel!” Teriaknya sambil berlari mendekat pada temannya itu. “Hai Sy apa kabar?” Tanya Zeelia membalas pelukan dan cipika-cipiki dari Arsy. “Aku baik Zel, bagaimana kabarmu?” Tanya Arsy menatap Zeelia yang tampak cantik dan berbeda. “Aku juga baik, ayo masuk!” Ajak Zeelia dan di angguki oleh temannya. Mereka berdua masuk ke dalam ballroom acara, di sana sangat ramai dan membaut mereka berdua canggung. Karena banyak teman mereka yang dari kalangan elite. Prok.. prok.. prok.. “Wow lihat guys, si cupu kepang dua akhirnya datang juga.” Ejek salah satu teman mereka yang dari dulu memang tak pernah suka dengan Zeelia. “Apa kabar cupu? Walau pun penampilanmu berubah kau tetap saja terlihat cupu gembel.” Kata salah satu teman mereka lagi. Zeelia dan Arsy tak menggubrisnya dan tetap masuk ke dalam ballroom dan duduk di kursi yang berada di pojok ballroom. Karena kesal, salah satu dari mereka ada yang membawa minuman dan mendekati meja Zeelia dan Arsy. BYURRRR.. “AAAAAAAAKKHHH..”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN