Chapter 4 : What the …

1568 Kata
Empat hari sudah Afisya bekerja di perusahaan Tante nya itu , dan semua nya masih telihat sangat normal.  Hadir di kantor pukul sepuluh dan pulang pukul empat sore. Ya suka-suka Fisya saja,  yang terpenting bagi Bu Tatik ialah pekerjaan nya terselesaikan dengan baik. Dan lagi-lagi tidak ada yang mempermasalah-kan jam kerja nya itu. Hari ini,  semua team terlihat sibuk mempersiapkan kelengkapan untuk acara festival yang diadakan di kota , dua hari yang akan datang. Oh ya,  mengenai Fero ternyata pria itu tidak se-annoying yang Fisya pikirkan. Pria itu cukup baik dan cerdas ketika mengajari nya apa-apa saja yang tidak Fisya ketahui . Dan ya .. Fisya sedikit kagum dengan sosok Fero . Kagum karena tenyata semua konsep sudah dia pikirkan dan sudah dia pelajar dengan matang . Tiga hari , memang waktu yang terbilang cepat untuk dapat kagum terhadap teman kerja yang berlawan jenis dengan nya . Namun nyata nya , rasa kagum itu selalu muncul ketika mereka sedang berdiskusi tentang pekerjaan . Dan saat ini , tepat setelah jam makan siang. Semua crew bergegas pergi menuju tempat dimana nantinya acara festival akan di adakan . Memang pada event ini , Moon Shuttle ikut andil didalam nya dan ikut bergabung dengan stand-stand lain nya. Dalam hal ini , perusahaan berusaha memperkenalkan produk nya  melalui acara yang sudah pasti akan dihadiri oleh banyak orang dari berbagai kalangan yang ada . “Sya , kita-kita pergi dulu .”ujar Pak Rudi . “Di belakang pintu ada pedang ,kalau si Fero macem-macem .. Tebas aja bun-bun nya .” Pak Andri ikut berbicara dengan nada bercanda nya . Afisya tekekeh geli mendengarnya , memang nya Fero berani dengan nya . Pikir Fisya “Tenang pak , aman .” jawab Fisya singkat . “Bro , berangkat dulu . ingat dia ponakan bos , jangan macem-macem.” “Aduh kalem atulah .” Ucapnya tegas . “Semacem doang palingan mah.”Lanjutnya lalu tertawa yang disambut dengan tawa lain nya .   “Sudah ah , di tinggal dulu ya Sya , Fer .” “Siap Pak , hati-hati .” Lalu kemudian ruangan menjadi sangat sepi , karena hampir semua team menuju ke tempat acara dan hanya dirinya lah dan Fero yang tersisa . Alasan kenapa hanya mereka berdua yang stay di kantor , karena memang pekerjaan mereka berdua lah yang menumpuk , yang menyebabkan mereka tidak bisa sambil menyelam minum air seperti rekan yang lain nya . Ketika rekan yang lain meninggalkan ruangan , Fero dan Fisya langsung kembali fokus pada pekerjaan nya masing-masing . Sangat sunyi memang , hingga akhirnya satu jam berlalu dan Fero lah yang memilih memulai pembicaraan diantara kedua nya .   “Hm Neng , kamu suka dangdut ?” Afisya sedikit terkeju dengan pertanyaan yang Fero lontarkan , terlihat dari wajahnya yang terangkat menatap Fero dengan pupil mata yang membesar dan mulut yang sedikit terbuka . “Eh gini , ngga apa-apa sih . aku cuma nanya .” ujar Fero dengan salah tingkah. Afisya yang merasa tidak enak pun langsung mengubah alir wajah nya .lalu tersenyum kecil .”Bukan gitu pak , aku suka kok .” Jelas Fisya .”Hehe banget malahan .”Lanjutnya terkekeh garing . “Serius ?” “Seribell , kenapa ? mau youtube ? Gas aja pak .” Jawab Fisya masih dengan kekehan garingnya . “Koplo lebih enak .”Lanjutnya seraya tersenyum menampilkan deretan gigi depannya . Dan ya , itu adalah awal dimana kedekatan mereka dimulai . Kedekatan yang tercipta dari lagu dangdut , terdengar sangat receh dan tidak romantis bukan ? Tapi percayalah , bahwa ini memang terjadi . Kedekatan itu memang tercipta . Berbagai judul lagu dangdut telah berputar didalam ruangan itu dengan sangat asik nya . Terbukti dari ketidak-sadaran keduanya bahwa jam kerja mereka sudahlah selesai . Waktu sudah menunjukkan Pukul Lima sore kurang dua belas menit . Afisya sedikit terkejut ketika dia mengetahui bahwa waktu sudah sangat sore , Dan “Oh shit.” Maki nya pada diri sendiri , bagaimana dia bisa se-serius-ini dalam bekerja , hingga tak ingat waktu ? . “Pak , udah jam lima. Mau ikut turun bareng ga ?” Tanya Fisya seraya merapikan kembali meja kerja nya . Fero menatap Afisya yang sedang terburu-buru merapikan meja nya . “Loh mau kemana ?” “Pulang pak . seharusnya aku sudah pulang dari jam empat sore .” “Kamu mau ninggalin aku ?” Tanya Fero dan itu terdengar aneh di pendengaran Afisya , namun dia tidak ingin mempermasalahkan hal itu . “Ayo dah buruan , barengan ke bawah.” ucapnya ketika sudah selesai merapikan meja nya . dia pun mematikan PC nya , mengunci semua laci miliknya , lalu setelah itu menaruh tas nya di atas meja dan berjalan ke arah Fero ,bermaksud untuk bersalaman sebelum pulang seperti yang biasa team nya lakukan.   Ketika Fisya sudah sampai di depan meja Fero , dia  pun duduk di kursi yang tersedia di depan meja Fero . Mengulurkan tangan nya , dan Fero yang mengerti pun langsung menerima jabatan tangan Fisya . “Serius deh Pak , turun bareng aja .” Ujar Fisya ketika Fero berjabat tangan dengan nya . Dan ketika Fisya hendak melepaskan jabatan tangan itu , Fero justru menahan nya dengan terus menggenggam tangannya. “Kamu serius mau pulang ?”Tanya Fero seraya menatap tepat dimanik Fisya . “Iya serius pak , ini sudah sore .”jawab Fisya masih dengan tangan yang menggantung di genggaman Fero . “Tega ninggalin sendiri ?”   Fisya menghembuskan nafas nya lelah  .”Iya maka nya ayo , turun barengan. Sudah ah lepasin ,aku mau pulang .” Jawabnya jengah . Bukan nya menuruti perkataan Afisya , pria itu justru menarik tangan Afisya dan membawa nya mendekat kepada bibir Fero . lalu kemudia , mencium nya . Fisya sontak terbelalak akan hal itu , lalu setelah nya dia sedikit menarik dan menahan agar tangan tak di kecup lagi oleh Fero yang masih menggenggam tangan itu . “Pak , tidak boleh .” Ucap Fisya tegas . “Lepasin dong pak . ini udah sore tau .” “Pak.” “ih orang mah , buruan . aku ga bawa hp tau . aku mau minta orderin ojol ke Sari .” “Pak lep-” Ucapan terakhir Fisya terpotong oleh suara deringan telephone kantor . Fisya dan Fero saling bertatapan , lalu .”Angkat dulu gih .” ujar Fero seraya melepaskan genggaman tangan nya . Dalam hati Fisya mengucapkan syukur dan terimakasih kepada siapapun oang nya yang menelpon di waktu yang tepat . Fisya pun berjalan kearah telephone kantor yang disimpan didekat meja nya .  “Moon Shuttle , Selamat sore .  Dengan Fisya , ada yang bisa saya bantu ?” Ujar Afisya lengkap dengan SOP menjawab panggilan . Sebenarnya Fisya sangat tidak suka jika dalam menerima panggilan harus selalu mengikuti prosedur yang ada . Namun ketika hendak mengucapkan kata “Hallo” , Afisya melihat Fero menatap dirinya seolah berbicara bahwa Fisya harus menggunakan SOP seperti biasanya , dan ya … jadilah dia mengucapkan kalimat itu . “Hallo Sya . Ada Fero ?” ujar seorang pria di seberang telephone . “Iya , maaf dengan siapa ?” “Ini saya Andri . Mana Fero ? saya mau bicara .” “Yehh kirain siapa , udah mah aku pake SOP lagi .”Ucap Fisya dengan nada kesalnya . Lalu kemudian dia mengalihkan pandangan nya kearah Fero yang kembali fokus pada PC nya . “Pak , ini telephone buat bapak .” Ujar Fisya lalu berjalan mendekati meja metting , dan mengambil air gelas mineral yang tersedia . Sedangkan Fero beranjak dari duduknya dan menjawab panggilan itu .   Fisya berjalan mengambil tas nya , dan menatap Fero sekali lagi . “Pak aku duluan ya .” ujar Fisya seraya berjalan menuju kearah pintu . “Tunggu sebentar .” Suara Fero mengintrupsi tangan nya yang hendak meraih gagang pintu . Fisya menatap Fero berjalan kearah meja nya . Mungkin hendak berkemas . Pikirnya . “Iya ayo , aku tunggu sini .” Dia pun kembali meminum air gelas mineral yang sedari tadi dia pegang itu dengan tetap menghadap ke arah pintu . Lalu ketika indra pendengaran nya mendengar suara langkah yang dia yakini milik Fero , dia pun mencoba meraih gagang pintu itu dan membuka nya . Namun sialnya . Entah bagaimana cerita nya pintu itu menjadi susah untuk di buka oleh Fisya . dan ketika Fisya menghadap ke belakang , kearah tepat Fero berada dengan maksud ingi meminta tolong untuk membukakan pintu nya . Pria itu , dengan tiba-tiba memeluknya . Untuk pertama kalinya , Afisya Liandra mendapatkan perlakuan seperti ini dari orang yang baru saja dia kenal . Kaku, itulah reaksi awal yang di keluarkan oleh tubuh Fisya . Dan ketika .. Cup . Fero mencium nya , dikening . Ketika itu pula tubuh mungil Fisya mulai memberontak . Namun bukan nya melepaskan Fisya , Fero justru memeluk tubuh itu sekali lagi seraya membisikkan kalimat yang entah kenapa membuat nya tenang . “Tenang neng , tenang .”Bisik Fero seraya mengusap punggung Fisya . dan itu bagaikan mantra ajaib untuk Fisya .   Dan ini adalah awalan dari berbagai kejadian aneh yang akan Fisya alami . ToBeContinue.........
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN