Bab.7

1138 Kata
Perceraian dan pernikahan. Pagi hari yang cerah. Di paviliun Xiao Linlin Benar-benar super sibuk dengan aktivitas berkebun. Mereka sedang panen besar. Sayuran, buah-buahan , ikan . Sudah waktunya dipanen. ''Nona, kita mau apakan semua ini?'' Tanya Li Yang. ''Kita jual. Ikat sayuran seperti ini dan ikannya taruk didrum kayu itu., kasih air sedikit saja biar tetap hidup,  saya sudah dapat tempat yang mau membeli semuanya. dan sebagian kita kirim ke lestoran rainbow kita'' Jawab Xiao Linlin semangat. Kegiatan mereka terganggu oleh kedatangan utusan kaisar, kasim kepala ziong le. ''Ini mandat dari kaisar. Mulai hari ini selir ke dua ratus diceraikan oleh kaisar dan dinikahkan kepada pangeran Wu Young. Harap segera diterima. Besok utusan dari pangeran Wu Young akan kemari dan mengantar anda kekediaman pangeran Wu Young. Selamat nona Xiao Linlin.'' Kata sang kasim kepala panjang lebar. Dengan mata tajam ia menerima keputusan kaisar itu. Setelah mengucapkan terima kasih Xiao Linlin masuk kekamarnya. ''Kuranganjar sekali kaisar sableng itu. Seenak jidatnya ia buang dan lempar keorang lain.emang dia barang apa?" Xiao Linlin marah- marah tak jelas denan bahasanya dulu. 'Oke itu mungkin lebih bagus tidak jadi istri kesekian kaisar. Apalagi dia masih virgin.' Ia pun terkikik sendiri. Tapi...siapa itu pangeran Wu Young? Ia tidak tahu tentang itu, lebih tepatnya gak mau tahu tentang keluarga kerajaan. Setelah urusan nya beres di paviliun dua ratus, ia dan para abdinya berkemas-kemas. Para pelayan ia beli sendiri ia suruh untuk pergi ke lestoran rainbow. Agar mereka di kirim ke markas besar mereka di tengah hutan. ---@@-- Ke esokan harinya.... Ia amat berat hati untuk meninggalkan paviliunnya saat ini yang telah ia renovasi sedemikian rupa menurut seleranya. Hah orang yang akan menempatinya nanti akan benar-benar beruntung. Sedangkan pelayan-pelayannya tidak ada yang ikut dengan nya karena mereka milik istana. Jadi ia benar-benar berat. Banyak tangis yang mengiringi kepergiannya menuju kediaman pangeran Wu Young. Dikatakan pangeran ini adiknya kaisar yang dungu dan tak dikenal banyak orang dan berwajah buruk rupa. Makanya ia selalu memakai topeng. ''Kalian baik-baik saja ya disini, kalian bisa meneruskan untuk merawat paviliun ini., hasilnya lumayan buat kalian. Kalian udah saya anggap saudara sendiri. Huhuhu...'' xiao linlin benar-benar menangis untuk pelayan-pelayannya yang sudah ia anggap saudara sendiri. ''Nona....'' mereka pelayan-pelayannya juga menangis untuknya karena selama mereka menjadi dayang istana tidak ada majikan yang royal dengan mereka . Dengan pakaian merah khas pengantin ia memasuki tandu yang membawanya ke kediaman pangeran Wu Young. Berita tentang kaisar menceraikan istri ke dua ratusnya dan menikahkan ke adiknya yang dungu sudah menyebar kemana-mana. Ada yang mengolok-olok, ada yang prihatin, ada yang masa bodo dengan apa yang terjadi di kekaisaran. Satu jam agar sampai di kediaman pangeran Wu Young. Di gerbang pintu masuk kediaman sudang berjejer para prajurit untuk menyambut ke datangannya. Penduduk pun tak ketinggalan ingin melihat seperti apa rupa mantan selir yg akan dinikahkan ke pada sang pangeran. Perlahan tirai tandu atau sedan pernikahan itupun disingkap. Gadis umur empat belas tahun yang bertubuh tinggi semampai karena sering olah raga, keluar dari sedan. Para penduduk kecewa karena wajahnya tertutupi cadar merah, tapi entah ada orang yang melemparkan sihir angin atau memang ada angin lewat, cadar yang dipakai sang mempelai wanita tersingkap ke atas. Mereka benar-benar terkejut melihat wajahnya. Itu wajah dia yang hancur! Banyak bekas cacar yang menutupi wajah putih itu. Mereka benar-benar jijik melihatnya. Seperti dikomando mereka meninggalkan halaman sang pangeran dengan serentak. Melihat itu Xiao Linlin tak peduli. Ia memperhatikan dengan seksama lingkungan baru yg akan ia tinggali nanti. Para mama menggiringnya untuk menuju ruang utama untuk melanjutkan upacara pernikahan. Disana, berdiri dihadapan sang pendeta laki-laki dengan postur tubuh tegap menghadap kearahnya. Wajahnya yang tertutup topeng emas menutupi separuh wajahnya hanya terlihat bibir seksinya.  Uuuuch kenapa pikiranku mengarah bibir itu siih. Batin Linlin agak dag dig dug. Tapi..bukankan dia laki-laki yang dia temui di hutan tempo hari? Setelah upacara pemberkatan selesai, tanpa pesta atau yang lain pangeran dan Xiao Linlin diantar kekamar pengantin. Untuk menyempurnakan pernikahan mereka. ¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤ Malam penyempurnaan. Karena untuk melakukan ritual penyempurnaan pernikahan dilakukan malam hari, sang pangeran pergi tanpa kata. Xiao Linlin ditinggal sendirian di kamar itu. Di meja sudah disediakan segala hidangan untuk wangfai mereka. Kenapa hidupnya begitu rumiiit. Dia seperti piala bergilir,  lempar sana , lempar sini. Linlin tak mengindahkankan sang mama yang mengurusi pernikahannya. Ia melepaskan semua aksesoris yang membebani kepalanya. Lehernya seperti mau patah. Ia melepas jubah pernikahannya. Hanya tinggal baju satin putih tipis, memperlihatkan lekuk tubuhnya yg sempurna. Walaupun ia baru empat belas tahun, tubuhnya sudah seperti wanita dewasa. ''Ach beginikan enak. Tidak gerah" iapun membaringkan tubuhnya di kasur bulu angsa yang lembut seperti. Tak lama iapun tertidur lelap. Bahkan ia lupa dimana ia berada.dan ia mengendorkan penjagaannya. Hati-hati dan warning. Ada adegan dewasanya. . Tolong disikapi dengan bijak ya.. Bagai mimpi erotis yang ia alami sekarang. Ini benar-benar membuat Linlin terengah engah. Ada orang yg menggerayangi tubuhnya dan melumat dua persiknya yang besar miliknya. Nafas menderu menerpa wajahnya menggelitik sanubari hatinya, ia ingin lebih dan lebih. Seakan ia musyafi di Padang pasir. Semua sentuhan itu di tempat-tempat titik lemahnya. Ia sangat b*******h. dan.... Kakinya teerasa terbuka lebar-lebar, ia merasakan sentakan tajam di area intinya. Tiba-tiba ia membelalakan matanya dengan lebar. Di hadapannya wajah sang kaisar yang tampan tak tertandingi sedang bermandikan peluh menambah keseksian nya. Dan ia sedang memompa .......dirinya?? What! Dirinya? Matanya yang masih melotot melihat penyatuan itu dengan melotot. Ia ingin menendang sang kaisar dengan keras, tetapi tubuhnya dikunci dengan erat dan sodokan  Sang kaisar mengenai titik sensitifnya yang membuatnya tanpa sadar mengerang nikmat. '' kamu benar-benar masih perawan sayang. Ternyata gege belum menyentuhmu" katanya terbata-bata dan terengah-engah. Dan sebentar kemudian keduanya mengeluarkan lengkingan tanda mencapai klimaks. ''Apa maksudmu gege? Dan kau siapa? Kenapa wajahmu sama persih dengan kaisar?" Tanya Xiao Linlin terengah-engah. Ia lupa menendang laki-laki dihadapannya krn memperkosanya diwaktu tidur. ''Maaf, membuatmu salah tafsir. Saya pangeran wu young adik kembar kaisar. Dan bisa juga disebut pangeran bayangan.'' Jelas Wu Young. Mata Linlin jatuh pada tato naga emas yang ada didada kanan Wu Young. ''Kau....seharusnya kaulah sang kaisar bukan? Tapi...kamu...'' ''Jangan bocorkan tentang tato ini. Jika kamu tetap ingin hidup" ancamnya dingin. ''Hei.. saya yang harus marah karena kamu telah memperkosaku ketika aku tidur" teriaknya tak terima dan tiba-tiba menendang perut sang pangeran, sang pangeranpun jatuh dari ranjang mereka. 'Kau..'' ''Apa...'' ''Hah sudahlah berurusan denganmu benar-benar membuatku pusing, tapi tadi itu benar-benar nikmat, seumur hidupku baru merasakan nya, sebenarnya aku ingin lagi lho..tapi..aku ada urusan" iapun mengambil bajunya dan memakainya setelah itu iapun pergi meninggalkan Linlin sendirian. ''Dasar be****h. Awas saja aku akan mencincangmu sampai seribu keping!" Teriaknya marah dan frustasi. Badannya pegal dan remuk redam. Tak menyangka, jika olah raga ranjang semenyakitkan ini dan membuat dia ingin membunuh si prianya. Ia juga berpikir apa saja rahasia sang pangeran, kenapa ia begitu misterius? Dan bukankah ia dikatakan dungu? Tapi sepertinya ia seorang jenius. Ach sudahlah ia harus membersihkan diri setelah pergulatan tadi. **************
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN